Cara Berpikir Baru
Kalangan Sendiri

Cara Berpikir Baru

Budhi Marpaung Official Writer
      5797
Yohanes 5:7
“Jawab orang sakit itu kepada-Nya:”Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”"

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 18; Efesus 1; 2 Tawarikh 6-7

Seorang ahli kandungan dari Amerika Serikat pernah mengungkapkan bagaimana banyak dari ibu muda yang pernah ditangani olehnya mengambil sikap stres ketika akan melakukan persalinan. Menurutnya, ini adalah sebuah pilihan yang salah. “Melahirkan lebih merupakan pengalaman yang dapat dinikmati daripada dianggap sebagai beban,”. Ia menyarankan bagi para calon ibu yang akan melahirkan agar lebih menikmati proses persalinan daripada mengembangkan perasaan takut yang mengganggu.

Peristiwa di kolam Betesda yang dicatat oleh Alkitab adalah bukti bagaimanan pikiran yang salah menghasilkan tindakan yang salah. Ketika Tuhan Yesus bertemu dengan seorang pria yang telah terbaring selama 38 tahun disana, Dia bertanya apakah orang itu mau disembuhkan. Bukannya menjawab apa yang ditanyakan oleh Tuhan Yesus, pria lumpuh itu malah memberi jawaban yang aneh. Ia justru mengungkapkan realita yang dialaminya selama ini.

Ia merasa tidak ada lagi harapan baginya untuk sembuh. Dalam pikirannya, ia seumur hidup akan terbaring di ranjang tanpa bisa melakukan aktivitas berarti. Paradigma “Saya orang gagal” terus dipegang pria lumpuh itu hingga berpuluh-puluh tahun. Ia tidak pernah tahu bahwa untuk menerima kesembuhan, dirinya perlu mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan menaati apa yang Tuhan firmankan.

Paradigma gagal akhirnya berakhir di hari penuh bahagia tersebut. Saat Yesus memerintahkannya untuk bangkit dari pembaringan, ia pun melakukannya dan menjadi sembuh! Perkataan Allah yang menjelma menjadi manusia itu telah mengubahkan hidupnya. Paradigma gagal kini telah berubah menjadi paradigma sukses.

Pada hari ini, marilah kita meyakini kuasa Tuhan yang bekerja secara luar biasa melalui diri kita. Ubahlah segala paradigma kegagalan yang pernah terbentuk karena itu akan menghalangi penggenapan janji Tuhan di kehidupan ini.

Rencana Allah bagi setiap anak-Nya di muka bumi ini adalah hidup berhasil dan bahagia.

Sumber: Renungan Pagi Agustus 2009

Ikuti Kami