Berkat Bagi Keluarga
Kalangan Sendiri

Berkat Bagi Keluarga

Lori Official Writer
      47

Ayat Renungan: Mazmur 128: 1-4“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN.”

 

Keluarga itu seperti taman kebun yang indah. Ia tidak bisa subur sendiri; ia butuh perhatian, waktu, dan perawatan rutin. Kadang ada tawa (sinar matahari) dan kadang ada masalah (hujan kesulitan). Tetapi justru kehadiran tawa dan masalah ini membantu keluarga bisa bertumbuh.

Supaya kebun keluarga ini diberkati, kita harus jadi petani yang baik. Artinya, kita harus memilih benih terbaik yang akan ditanam. Lalu apa saja benih-benih baik ini: 

Pertama, benih cinta kasih.

Tanamlah kesiapan untuk membantu, kesopanan saat berbicara, kesetiaan, dan terutama kasih satu sama lain. Setiap anggota keluarga harus hidup jujur di dalam kasih, seperti disampaikan Efesus 4:15, “...tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.”

Kedua, benih ucapan syukur.

Kita harus menanam spirit mengucap syukur kepada setiap anggota keluarga. Kita bisa menerapkannya setiap pagi setelah bangun tidur - mengajak pasangan dan anak-anak untuk membangun mezbah doa dan mengucap syukur kepada Tuhan atas kebaikan dan kasihNya bagi keluarga. 

Sementara itu, kita juga harus waspada dengan setiap hama yang mencoba merusak kebun kita. Itu bisa berupa kondisi emosi, kritik tajam, atau sikap egois yang menumbuhkan ketidakpedulian terhadap kebutuhan pasangan maupun anak. Kita perlu mencabutnya apabila kita melihat saat benih hama ini mulai tumbuh. 

Jadi, kunci utama agar keluarga kita mengalami berkat adalah menjadikan Tuhan sebagai yang utama. Sama seperti Yosua berkata, "Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15). Mendahulukan Tuhan artinya membawa Firman dan doa ke dalam cara kita menyelesaikan konflik, mengatur keuangan, dan mendidik anak-anak. Keluarga adalah tempat kita belajar jadi satu tim. Kita harus saling peduli dan bertanggung jawab. Kalau satu menderita, yang lain ikut merasakan (1 Korintus 12:26).

Mazmur 128 menjanjikan bahwa orang yang takut akan Tuhan (hidup menurut jalan-Nya) akan diberkati dengan kebahagiaan, kemakmuran, dan anak-anak yang sehat dan bersemangat. Ini adalah berkat yang muncul dari usaha kita merawat kebun dengan kasih, kerja keras, dan doa yang berpusat pada Tuhan.

Pagi ini, mari bersyukur atas keluarga kita, apa pun kondisinya. Tidak ada kata terlambat untuk mulai menyeimbangkan kembali area yang selama ini terabaikan di dalam kehidupan keluarga kita. Kita tanam Kembali benih yang baik dan biarkan berkat Tuhan memenuhi rumah kita.

 

Momen Refleksi:

Saya mengajak Anda untuk merefleksikan satu pertanyaan ini di dalam hati Anda: Apa satu hal baik yang bisa saya tanam atas pasangan, anak atau anggota keluarga saya hari ini agar kebun keluarga kami semakin diberkati Tuhan?

Ikuti Kami