Modal Utama Menjadi Bijaksana adalah Mau Dikoreksi
Sumber: Canva.com

Kata Alkitab / 15 October 2025

Kalangan Sendiri

Modal Utama Menjadi Bijaksana adalah Mau Dikoreksi

Aprita L Ekanaru Official Writer
1122

Pernahkah Anda merasa tersinggung atau ingin membela diri ketika seseorang, entah itu pasangan, rekan kerja, atau pemimpin rohani memberikan koreksi atau teguran? Perasaan itu wajar. Namun, tahukah Anda bahwa dalam momen itulah tersembunyi sebuah pintu gerbang menuju hikmat yang sesungguhnya? Dunia mungkin membisikkan bahwa menerima koreksi adalah tanda kelemahan, tetapi Firman Tuhan justru menyatakan sebaliknya. Kebijaksanaan sejati, yang mampu membedakan yang benar dan salah serta mengambil keputusan yang berkenan di hati Tuhan, ternyata tidak dimulai dari banyaknya pengetahuan, melainkan dari sebuah sikap hati yang sederhana, kerendahan hati untuk mau dikoreksi.

Alkitab dengan sangat jelas menempatkan sikap ini sebagai fondasi. Dalam Amsal 15:31-32 tertulis, "Telinga yang mendengarkan teguran yang membawa kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan diri tidak suka ditegur, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi." Perhatikan urutannya, bukan "menjadi bijak dulu baru mau ditegur," melainkan "mau mendengarkan tegurannya, maka Anda akan tinggal di antara orang bijak dan memperoleh pengertian." Prosesnya aktif. Kita harus secara sengaja "mengarahkan telinga", memutuskan untuk mendengarkan bahkan ketika itu menyakitkan, karena itulah kunci yang membawa kita ke dalam lingkaran hikmat ilahi.

 

BACA JUGA:

Hikmat Tuhan dalam Memilih Pergaulan dan Pertemanan

5 Cara Memperoleh Hikmat dari Tuhan, Sudahkah Anda Melakukannya?

 

Allah sering kali mengirimkan "Nabi Natan" dalam hidup kita untuk menyampaikan teguran yang kita butuhkan. Ingatlah kisah Raja Daud. Seorang raja yang hebat, seorang penyembah yang disegani, namun jatuh dalam dosa perzinahan dan pembunuhan. Ketika Nabi Natan datang menghadap dan menegurnya dengan sebuah perumpamaan yang menusuk, Daud memiliki dua pilihan: marah dan menyangkal, atau merendahkan hati. Pilihannya adalah, "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." (2 Samuel 12:13). Daud menerima koreksi itu, bertobat, dan meski harus menanggung konsekuensinya, hubungannya dengan Tuhan dipulihkan. Ia menunjukkan bahwa kebesaran sejati terletak pada kemampuan untuk mengakui kesalahan.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami