Sulit Membaca Membuat Abraham Minder, Tapi Lihat Perubahannya Sekarang!
Sumber: Jawaban.com

Family / 4 September 2025

Kalangan Sendiri

Sulit Membaca Membuat Abraham Minder, Tapi Lihat Perubahannya Sekarang!

Lori Official Writer
731

Abraham, seorang anak berusia 8 tahun, adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Ia tinggal bersama orang tuanya di sebuah rumah kontrakan sederhana di Pringsewu, Lampung. Ayahnya, Yanto, bekerja sebagai buruh serabutan, sementara ibunya, Upik, berjualan tahu keliling. Hidup mereka penuh perjuangan, terlebih karena dua adik Abraham masih kecil—yang satu baru berusia empat tahun, dan satu lagi bahkan masih bayi. Dengan kondisi ini, perhatian orang tua terhadap Abraham menjadi sangat terbatas.

Sejak kecil, Abraham mengalami kesulitan belajar. Ia tidak bisa membaca, menulis, maupun berhitung dengan baik. Saat masuk sekolah dasar, ia merasa tertinggal jauh dari teman-temannya. Setiap kali harus membaca di depan kelas, Abraham sering minder dan menunduk. “Iya, dulu gak bisa baca,” ungkap Abraham dengan polos.

 

Baca Juga: Aan, Anak Pemalu yang Menemukan Kepercayaan Diri Lewat Sanggar Belajar

 

Perubahan besar mulai terjadi ketika Abraham bergabung dengan School of Life (SOL) GKMI Ekaristi Pringsewu, sebuah program yang didukung oleh CBN Indonesia. Di sana, ia ditempatkan di kelas khusus untuk anak-anak yang belum lancar membaca. Dengan kesabaran dan kasih, para tutor mendampingi Abraham setiap hari. Perlahan, ia mulai bisa mengeja huruf demi huruf, menyusun kata, hingga akhirnya lancar membaca.

“Awalnya Abraham kesulitan sekali membaca, tetapi semangatnya luar biasa. Ia hampir tidak pernah absen. Dengan ketekunan dan bimbingan, Abraham sekarang sudah lancar membaca dan bahkan mampu menghafal ayat Alkitab,” tutur Tutor Zafani.

Bagi Abraham, School of Life bukan hanya tempat belajar akademik. Ia juga mendapat pembinaan rohani. Ia senang mengikuti doa, pujian, bahkan menghafal Firman Tuhan. Saat ditanya apa yang biasa dilakukan tutor, Abraham menjawab. “Di School of Life biasanya belajar dan suka didisiplin.”

 

Baca Juga: Calista, Si Kecil yang Kini Berani dan Taat

 

Kini, Abraham tidak lagi minder. Ia berani membaca Alkitab di depan kelas dengan suara lantang. Prestasinya di sekolah juga meningkat dan berhasil naik ke kelas dua dengan nilai yang baik. Lebih dari itu, ia bertumbuh menjadi anak yang rajin berdoa. Setiap perubahan kecil yang ia alami disaksikan oleh sang mama. Ia bersyukur anak ketiganya ini bisa dibimbing menjadi lebih baik.

“Saya bersyukur melihat perubahan yang terjadi pada Abraham. Dulu saya jarang bisa mengajarinya membaca, tetapi sejak ikut School of Life, dia banyak berkembang. Sekarang Abraham bisa membaca dengan lancar. Biasanya kalau makan dia yang paling rajin doa satu rumah ini. Kadang sebelum tidur juga doa. Dia suka hafal ayat-ayat Firman, walaupun kadang lupa, tapi tetap rajin mengulanginya.”

Melalui School of Life, Abraham akhirnya mampu mengeja setiap kata hingga menjadi seperti sekarang ini. Pendampingan dan bimbingan yang diberikan telah menolong anak 8 tahun ini semakin berprestasi di sekolah, menjadi anak yang percaya diri dan bahkan bertumbuh dalam iman.

Buah perubahan yang dialami setiap anak adalah hasil pemuridan anak yang telah Anda dukung selama ini.  Melalui pemuridan di Sanggar Belajar School of Life dari CBN Indonesia, panggilan untuk menggenapi "Amanat Agung" terus dikerjakan.

Kami rindu akan ada ribuan anak lain yang dimuridkan dan mengalami kasih Tuhan dalam hidupnya. Maukah Anda mendukung misi ini?

 

IKUT MURIDKAN GENERASI SEKARANG

 

Halaman :
1

Ikuti Kami