Beberapa waktu ini, kita sering mendengar cerita mengenai guru yang dilaporkan orangtua ke polisi karena memberikan hukuman kepada murid. Kasus ini menarik perhatian karena seringkali bermula dari bentuk disiplin yang diberikan guru demi membangun tanggung jawab dan kepatuhan anak di sekolah.
Disiplin bukan hanya untuk membangun karakter, tetapi juga mencerminkan kasih kita kepada anak-anak sebagaimana Allah Bapa mendisiplinkan kita sebagai umat-Nya. Ibrani 12:6 menyatakan, “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”
Artinya, dalam kasih-Nya, Tuhan menunjukkan bahwa disiplin adalah bentuk kepedulian yang mendalam agar anak-anak dapat tumbuh dalam hikmat dan kedewasaan. Kejadian beberapa waktu ini mendorong orangtua dalam merespons tindakan disiplin di sekolah dengan bijak.
Di dalam Alkitab, disiplin dilihat sebagai kunci pembentukan karakter, yang membantu anak-anak belajar tentang kebenaran, ketekunan, dan ketaatan. Amsal 22:6 mengingatkan kita, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Di sekolah, ketika anak-anak mendapatkan didikan dan disiplin dari guru, ini adalah bagian dari usaha bersama untuk mengarahkan mereka menuju kebijaksanaan dan hidup yang sesuai dengan kebenaran.
Disiplin, menurut Alkitab, bukan berarti penghukuman keras, tetapi lebih kepada pengajaran dan bimbingan yang penuh kasih. Tindakan mendisiplinkan yang penuh kasih akan membantu anak memahami akibat dari perilaku mereka dan mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab. Oleh karena itu, sebagai orangtua Kristen, kita perlu melihat disiplin sebagai langkah positif dalam pembentukan karakter anak.
Guru, sebagai pendidik, memegang peran yang penting dalam kehidupan anak, dan sebagai orang dewasa yang dihadirkan Tuhan untuk membimbing generasi berikutnya, mereka juga memerlukan ruang untuk mendidik. Efesus 6:4 mengingatkan orang tua dan guru untuk mendidik dengan hati yang lemah lembut dan sabar, agar disiplin menjadi wujud kasih, bukan kemarahan.
Sebagai orangtua, kita bisa memberi ruang untuk guru untuk memberikan pengajaran dan penegakan disiplin dengan cara yang penuh kasih dan mendidik. Hal ini bisa dilakukan dengan mendukung program dan kebijakan sekolah yang sejalan dengan nilai-nilai positif dalam mendidik anak-anak.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti