Suriah, Pusat Kekristenan Yang Hampir Punah
Sumber: Canva

Fakta Alkitab / 28 November 2023

Kalangan Sendiri

Suriah, Pusat Kekristenan Yang Hampir Punah

Puji Astuti Official Writer
1645

Tahukah Anda bahwa orang Kristen di wilayah Suriah yang kita kenal saat ini, di jaman Alkitab disebut dengan Jemaat dari Antiokhia. Kota Antiokhia di jaman Alkitab berada di bagian utara Siria, yang masuk dalam provinsi kekuasaan Romawi .  

Ajaran Kristen mula-mula sudah berakar di wilayah Suriah sejak jaman Yesus. Hal ini dibuktikan oleh catatan Injil Matius 4:24 yang menyatakan, “Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka.” 

Mengapa demikian? Sebab Yesus sering melayani dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga di wilayah Galilea yang merupakan perbatasan antara Suriah dan Israel.   

Catatan Alkitab tentang Kristen Suriah 

Menurut uskup dari abad ke 2 awal, Ignatius dari Antiokhia menyatakan bahwa sejak awal kekristenan berkembang cepat di daerah tersebut. Mereka mengaku Gereja Antiokhia adalah penerus dari kepemimpinan gereja  Rasul Petrus. Mereka  juga mengakui Rasul Paulus dan Barnabas yang diutus  kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi yang menyebarkan Injil di Antiokhia. Dari wilayah Suriah ini, berita Injil menyebar ke Edessa dan Asia Kecil. 

Catatan Alkitab tentang penginjilan di Suriah ada di Kisah Para Rasul 9, saat para murid melarikan diri dan Paulus mengejar mereka. Namun dalam perjalanan ke Damsyik atau saat ini kita kenal sebagai Damaskus, Paulus berjumpa dengan Tuhan dalam pertemuan supra natural. Damaskus saat ini merupakan kota terbesar dan ibu kota negara Suriah.  

Yang menarik, bahasa Aramaik, bahasa yang digunakan di jaman Yesus  merupakan salah satu bahasa asli wilayah Suriah. Mereka saat ini menyebutnya dengan bahasa Suryani, atau bahasa Aram Timur yang pernah digunakan disebagian besar wilayah Arab Timur.  

Di Masa Kejayaan, Kekristenan Mencapai 75% Populasi Suriah 

Wilayah Antiokhia merupakan kota perdagangan, dan juga daerah pertanian yang subur. Dalam perkembangannya, Kekristenan di wilayah ini disesuaikan dengan budaya Greko-Romawi dan pengaruh Kristen Damaskus. Dari abad ke 4 hingga 5, muncul gereja dalam bentuk biara-biara.  

Salah satu yang terbesar adalah aliran Jakobit Suriah, dengan pengaruh ajaran James (Yakobus) Baradai, Uskup Edessa. Selain itu juga ada aliran lain yang setia dengan Kekaisaran Byzantiun dengan gereja yang terpusat di Roma, mereka sering disebut Kristen Melkit. Saat itu populasi orang Kristen mencapai 75% dari keseluruhan penduduk. 

Kekristenan Suriah Mulai Menurun 

Pada tahun 526 dan 528, dua gempa bumi besar terjadi di wilayah ini yang merenggut korban jiwa hingga 250.000 orang. Setelah itu terjadi invasi Persia, yang membuat aliran Jakobit semakin menjauh dari pengaruh Yunani. Perang dan bencana membuat populasi di wilayah Suriah berkurang dengan cepat.  

Selain itu karena terjadinya perpecahan gereja pada peristiwa Skisma, juga di bawah tekanan dan pemerintahan  kekaisaran Persia, jumlah umat Kristen Suriah mengalami penurunan yang tajam. Walau demikian, gereja dan orang Kristen masih bisa bertahan.  

Setelah itu Gereja Ortodoks Suriah terus mengalami penganiayaan di bawah kekuasaan Arab, Mongol, Salibis, Mamluk, dan Ottoman. 

Pada tahun 1915 atau dikenal sebagai Sayfo yang artinya "tahun pedang", lebih dari 250.000 umat Kristen Ortodoks Suriah di Timur Tengah dilenyapkan oleh Kekaisaran Ottoman. Banyak desa Ortodoks Suriah menjadi kosong, dan biara-biara serta gereja-gereja bersejarah dihancurkan. Selama Perang Dunia I, Patriarkat sekali lagi terpaksa melarikan diri dari Kekaisaran Ottoman, dan patriarkat dipaksa melarikan diri ke Homs, Suriah pada tahun 1953, dan kemudian, Damaskus, pada tahun 1957. 

Umat Kristen Suriah Saat Ini  

Di tahun 2011, setelah jatuhnya Presiden Bashar al-Assad konflik berkepanjangan terjadi di Suriah. Kelompok-kelompok Islam ekstrimis seperti Isis, Al-Qaeda, dan Al-Nussa tak jarang mentarget orang-orang Kristen disana. Gereja-gereja dan relik peninggalan umat Kristen hancur dan hilang karena perang. Melarikan diri menjadi pilihan banyak umat Kristen Suriah menghadapi penganiayaan yang sangat ekstrem. Di wilayah yang dikuasai oleh pihak oposisi atau di daerah yang mengalami pertempuran intens, populasi Kristen hampir sepenuhnya lenyap.  

Di Aleppo, sebagai contoh, diperkirakan bahwa pada tahun 2016, jumlah populasi Kristen turun drastis dari 200.000 menjadi 30.000 (turun 85 persen). Di Homs, pada bulan Februari 2014, hanya 28 orang Kristen dari populasi sebelumnya sebanyak 40.000 yang memilih tinggal, menurut NGO Open Doors USA. Pada bulan Februari 2022, menurut NGO International Christian Concern, hanya satu orang Kristen yang tersisa di kota Idlib yang dikuasai oleh kelompok Islamis, yaitu Michel Butros al-Jisri yang berusia 90 tahun. 

Namun ada juga orang-orang Kristen yang mengambil langkah berani dengan membentuk milisi Kristen sebagai bentuk perlawanan selama konflik dengan ISIS. Milisi Kristen tersebut bekerja sama dengan pasukan  Kurdi, sekalipun punya sejarah kurang baik satu sama lain.  

Saat ini, orang-orang Kristen yang masih bertahan di Suriah mulai menata kehidupan kembali. Jumlah mereka di perkirakan mencapai 10% dari total penduduk Suriah. Denominasi terbesar adalah Gereja Ortodoks Yunani dari Antiokhia. Selain itu juga ada Gereja Katolik-Yunani Melkit, Gereja Ortodoks Suriah Oriental,dan juga minoritas orang Protestan.  

Keberadaan umat Kristen di wilayah Timur Tengah tidaklah mudah, terlebih di tengah perang yang terus berkecamuk silih berganti. Mari kita berdoa agar iman umat Kristen di Suriah dan negara-negara sekitarnya dikuatkan dan bahkan bangkit untuk menghidupi semangat pemberitaan Injil yang mereka warisi dari gereja mula-mula.  

Baca juga : 

Dari Gereja Mula-mula Hingga Lahirnya Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Oriental

Perang Salib Islam vs Kristen yang Memperebutkan Kota Yerusalem

Sumber : Berbagai Sumber / Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami