Perjalanan Brian Siawarta Temukan Tuhan Dengan Cara Tak Terduga
Sumber: Jawaban.com

Kata Alkitab / 1 October 2023

Kalangan Sendiri

Perjalanan Brian Siawarta Temukan Tuhan Dengan Cara Tak Terduga

Lori Official Writer
6922

Bryan Siawarta, terlahir di tengah keluarga yang mengasihi Tuhan dan aktif melayani di gereja. Meskipun begitu Brian justru merasa bahwa agama hanyalah aturan-aturan tanpa makna. Setiap Minggu, dia hanya pergi ke gereja sebagai rutinitas, tanpa benar-benar memahami maknanya.

Ketika Bryan memasuki masa SMP, SMA, dan kuliah, ia semakin menjauh dari iman dan gerejanya. Bahkan, ia hanya pergi ke gereja sekali sebulan, dan itu pun hanya sebagai caranya "membayar" dosa-dosanya kepada Tuhan, tanpa menunjukkan kerinduan yang sesungguhnya kepada Tuhan. Bryan merasa dosanya sudah melampaui batas, dan upayanya di gereja hanya sekadar membayar perbuatannya.

 

Baca Juga: Didiagnosa Kanker, Aku Sempat Kecewa dan Marah Sama Tuhan 

 

Setelah menyelesaikan kuliah di luar negeri, Bryan kembali membantu bisnis keluarga. Saat itu ia sudah punya segalanya, mulai dari mobil, pacar, teman-teman, dan kehidupan sosial yang seru. Baginya, dosa-dosa terasa sangat menarik. Namun, kebahagiaan yang diberikan oleh dosa ternyata hanya bersifat sementara.

Bryan mencoba mencari kepuasan dengan berbagai jenis dosa, namun akhirnya menyadari bahwa tidak ada yang bisa mengisi kekosongan dalam hatinya. Masalah dan perasaan hampa selalu kembali, bahkan setelah ia terlibat dalam dosa-dosa berjam-jam atau bahkan sepanjang hari.

Namun, di tengah perasaan kehilangan ini, kenangan masa kecil Bryan saat dekat dengan Tuhan di gereja kembali menghampirinya. Ia mulai berdoa kepada Tuhan, memohon petunjuk akan tujuan hidupnya, alasan keberadaannya, dan makna hidup di dunia ini. Meskipun ada tantangan dalam imannya, Bryan tetap berdoa dengan tulus.

Kemudian, sebuah undangan dari seorang teman membawanya ke konferensi Hillsong di Australia. Meskipun masih berada dalam perang antara dunia terang dan dunia gelap, Bryan mendengarkan firman Tuhan di konferensi ini. Pada tanggal 4 Juli 2014, Bryan merasakan pertemuan yang sangat nyata dengan Tuhan di tengah kerumunan ribuan orang di Sydney, Australia.

 

Baca Juga: Kesaksian Bona Pakpahan, Sopir Bus yang Selamat dari Kecelakaan Maut

 

Melalui pengalaman itu, Bryan merasa Tuhan memanggilnya untuk masuk ke sekolah Alkitab. Meskipun awalnya orang tuanya tidak setuju, Bryan tetap berpegang pada panggilan itu. Selama periode menunggu sebelum memulai sekolah Alkitab, Bryan mengalami masa yang sulit, merasa sendirian, dan sering menangis dalam doanya. Namun, melalui perjalanan itu, Tuhan memperbaiki hatinya dan merubah pandangan orang tua Bryan.

Pada Januari 2015, Bryan berangkat ke Australia untuk belajar alkitab selama tiga tahun. Selama masa itu, dia semakin mendekat dengan Tuhan Yesus dan merasakan hubungan yang lebih dalam dengannya. Bryan menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana yang luar biasa untuk hidupnya, yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Saksikan kesaksian hidup Brian Siawarta selengkapnya di Jawaban Channel di bawah ini.

Halaman :
1

Ikuti Kami