Anak Sedih Karena Suka Diledek Tak Punya Ayah, Apa yang Harus Mama Lakukan?
Sumber: Verywell Mind

Relationship / 20 September 2023

Kalangan Sendiri

Anak Sedih Karena Suka Diledek Tak Punya Ayah, Apa yang Harus Mama Lakukan?

Lori Official Writer
1808

Salah satu anak sekolah minggu Superbook cerita ke mamanya kalau dia suka diejek teman-temannya karena gak punya ayah. Bukan karena ayahnya sudah meninggal, tetapi karena alasan pekerjaan dan kondisi kesehatan. 

Setiap kali diejek teman-temannya, anak usia 7 tahun ini akan sedih dan dia pasti akan melampiaskan kekesalannya di rumah. Dampak dari ejekan teman-temannya, anak ini kerap kali bertanya-tanya soal sosok ayahnya. 

Tentu saja persoalan ini bukan hanya satu kasus saja. Ada banyak anak yang tumbuh tanpa sosok ayah mengalami masalah yang sama. Hidup tanpa sosok seorang ayah menimbulkan masalah besar dalam pertumbuhan anak seperti diejek teman sampai akhirnya kehilangan rasa percaya diri. 

Apa yang seharusnya mama lakukan untuk menolong anak yang menghadapi masalah semacam ini?

Peran Mama Penting Untuk memberi Pengertian ke Anak

Ejekan teman pasti akan membuat anak terus bertanya soal alasan kenapa dia tak punya ayah sama seperti anak-anak lainnya. Ini waktunya mama memberikan pengertian ke anak.

Cobalah untuk memberikan jawaban yang sederhana. Tujuannya untuk menghibur anak tanpa membuatnya bingung. Tak perlu menjelaskan secara detail karena mama bisa menjelaskannya seiring anak sudah cukup umur untuk mengerti. 

Mama bisa sampaikan: “Nak, papa memang gak ada sama-sama dengan kita, tapi mama akan selalu ada buat kamu.”

 

Baca Juga: Firman Tuhan Khusus untuk Anda yang Sudah Menjadi Seorang Ayah

 

Yakinkan Anak Kalau Itu Bukan Salahnya

Apakah anak justru menyalahkan diri karena tak punya sosok ayah? Yakinkan anak kalau itu bukan salahnya. Tetapi bantu anak untuk memahami bahwa Tuhan tetap bekerja atas hidupnya sekalipun dia tak punya ayah.

 

Hindari Untuk Menyampaikan Hal Buruk Soal Sosok Ayahnya

Waktu anak terus bertanya-tanya soal sosok ayahnya, hindari untuk menyalahkan alasan apapun yang membuat papanya tak pernah hadir. Karena hal itu justru akan menimbulkan rasa benci dan kepahitan di dalam diri anak. Tapi jika keadaannya memang karena ayahnya sudah meninggal, yakinkan bahwa sosok ayah akan selalu hadir dalam hidupnya sekalipun dia tak lagi hadir di dunia. 

 

Validasi Perasaan Anak

Wajar kalau anak akan sedih, kesal atau marah karena ditinggal papanya. Jadi adalah baik untuk memberikan dukungan penuh ke anak untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya.

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Sampaikan Hal yang Realistis 

Waktu anak bertanya kenapa papa dan mamanya tak tinggal bersama, tak ada salahnya memberikan jawaban yang penuh harapan. Tapi tetap penting untuk bersikap realistis. Jangan pernah membangkitkan harapan anak yang pada akhirnya akan membuat dia kecewa. 

Cara lain yang juga bisa mama lakukan untuk membantu anak menerima dan berdamai dengan keadaan keluarganya adalah dengan terus mengingatkan bahwa akan selalu ada sosok ayah yang menyanyangi dan mengasihi dia sepanjang waktu. Atau ajarkan kisah-kisah Alkitab tentang bagaimana setiap ayah pasti mengasihi anak-anaknya. Seperti contoh kisah “Abraham dan Ishak”, “Anak yang Hilang dan Bapanya”, “Yakub dan Yusuf” dan juga “Yesus dan Bapa Surgawi”.

 

Baca Juga: Indonesia Jadi Rangking 3 Dunia Sebagai Negara Fatherless?

 

Mama juga bisa mengajarkan beberapa ayat Alkitab ini ke anak:

Mazmur 68: 4-5, “Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara…”

Ayub 29: 12-13, “Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tidak ada penolongnya; aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria…”

2 Korintus 6: 18, “Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.”

1 Yohanes 3: 1, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.”

Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami