Surat Terbuka untuk Seluruh Ayah di Indonesia dari Fatherless Generation

Dalam menjalani kehidupan khususnya bagi anak-anak, merupakan hal penting yang menjadi fakta bahwa kehadiran ayah sangat diperlukan. Sehingga ketika kehadiran ayah tidak dirasakan oleh anak akan menimbulkan sebuah kekosongan dan dampak yang ditimbulkan tentu tidak bisa dianggap enteng. 

Fakta mengejutkan datang dari kondisi fatherless di Indonesia saat ini yang dilansir melalui Global Fatherhood Index 2021 menyatakan bahwa Indonesia berada di posisi ketiga sebagai fatherless country atau negara tanpa ayah. 

 

Pengertian dan Kondisi Fatherless Country 

Fatherless country merupakan negara yang mengalami kekosongan sosok ayah dalam keluarga, baik secara fisik seperti meninggal, bercerai, atau karena tidak tinggal bersama satu rumah. Meskipun ada keberadaan ayah dalam keluarga, tetapi ia tidak berperan aktif dalam mengasuh anak. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menyatakan bahwa 12,7% rumah tangga di Indonesia di kepalai oleh perempuan. Hal ini dapat terjadi karena suami telah meninggal dunia ataupun perceraian.

 

Baca Juga : Bahan Khotbah Tentang Fatherless yang Menjelaskan Pentingnya Peran Ayah Dalam Keluarga

 

Namun, penyebab lainnya karena suami tidak menjalani perannya di dalam keluarga. Faktor ini terjadi akibat adanya poligami, pengangguran, dan sakit.  

Oleh karena itu, banyak anak yang merasakan tidak memiliki figur seorang ayah dalam kehidupannya. Bahkan keluarga yang tidak memiliki figur ayah sebagai pemberi nafkah justru lebih cenderung memiliki kehidupan di bawah garis kemiskinan. 

Namun, jika melihat pada kenyataan yang ada, mungkin akan lebih banyak jumlah anak yang mengalami kehilangan sosok ayah di Indonesia dibandingkan dengan data BPS yang ada. Kondisi ini terjadi karena adanya kemungkinan keluarga yang memiliki seorang ayah secara fisik tetapi tidak dapat memenuhi kehadirannya secara psikologis. 

Seorang pengamat sosial telah mengeluarkan pendapatnya bahwa kondisi ini memiliki kemungkinan karena pengaruh dari budaya patriaki. Dimana tugas dan peran ayah hanya sekadar bekerja memberikan nafkah untuk keluarga, sedangkan peran dan tugas ibu adalah merawat anak. 

Hal inilah yang menjadi pemicu bagi para ayah yang seringkali enggan atau tidak aktif terlibat dalam pengasuhan anak. 

 

Baca Juga : 8 Karakter yang Harus Dimiliki Ayah Sesuai dengan Alkitab agar Terhindar dari Fatherless

 

Istilah Fatherless 

Ketidakhadiran peran ayah di dalam keluarga, baik secara fisik maupun psikologis khususnya pada kehidupan seorang anak memiliki beberapa sebutan, yaitu 

- Fatherless 

- Father Absence 

- Father Loss 

- Father Hunger 

 

Dampak Bagi Anak yang Alami Fatherless 

Anak yang tumbuh tanpa adanya kehadiran ayah memiliki dampak yang sangat berisiko bagi kehidupan di masa depan. Berikut ini beberapa dampak yang akan dialami oleh anak yang mengalami fatherless. 

1. Dua kali berisiko mengalami kematian saat masih bayi. 

2. Empat kali berisiko memiliki kehidupan dalam kemiskinan. 

3. Mengalami krisis identitas seksual, sehingga lebih mudah terjebak dalam ideologi LGBTQ+. 

4. Mengalami masalah emosional, kecanduan, dan masalah perilaku lainnya. 

5. Anak perempuan memiliki kemungkinan tujuh kali lebih berisiko mengalami kehamilan di masa remaja

 

Baca Juga : Indonesia Jadi Rangking 3 Dunia Sebagai Negara Fatherless?

 

6. Mengalami kekerasan, baik secara fisik, mental, dan seksual. Serta pengabaian dari pihak keluarga. 

7. Mengalami masalah obesitas. 

8. Putus sekolah. 

Selain itu, anak-anak yang tumbuh tanpa ayah juga menghadapi kesepian, kecemburuan, kedukaan, dan rasa kehilangan yang mendalam. Hal ini dapat mempengaruhi kontrol diri, inisiatif, keberanian, hingga masalah mental seperti kecemasan. Kehadiran ayah dalam keluarga memiliki peran yang tak tergantikan untuk membentuk masa depan anak-anak.

Saksikan penjelasan selengkapnya di Youtube Jawaban Channel di bawah ini.

Sumber : Youtube Channel Jawaban

Halaman :

1

1. Cahaya Bagi Negeri
2. Daily Devotional
3. Nabi Palsu
4. Khotbah Tentang Bersyukur
5. Punya Tujuan Hidup Umur Lebih Panjang

Related Articles