Hidup menjadi anak tunggal dan tinggal hanya bersama mama, bagiku tidaklah mudah. Aku harus hidup terpisah dengan papa sejak usia 7 bulan. Hari-hari tanpa papa harus aku jalani, karena terhalang oleh pekerjaannya dan penyakit yang dideritanya, papa harus berada di negara asalnya, Australia.
Kehidupanku semakin sulit ketika teman-teman di sekolah sering mengejek aku. Kata mereka aku tidak punya papa karena mereka tidak pernah melihatnya. Sehingga semakin lama semakin membuat aku merasa tersinggung. Bahkan karena ejekan yang aku terima terus menerus menjadikan aku menjadi anak yang tidak mau mengikuti setiap perintah dari mama.
Ketika mama meminta aku untuk merapikan mainan, aku malah lebih memilih untuk pergi bermain. Tak hanya itu, saat mama minta aku untuk belajar pun, aku tidak akan melakukannya. Hal ini terjadi karena aku sangat merasa sedih, sejak kecil aku harus menerima bahwa aku belum pernah berjumpa dengan papa.
Baca Juga : Tidak Suka Belajar dan Hanya Ingin Bermain, Benedict Malah Suka Belajar di PAUD Super5
Namun, semua perilaku buruk ini aku tinggalkan, sejak mengikuti sekolah minggu Superbook di GKB Bengkong, Batam, Kepulauan Riau. Di sana aku bisa belajar memahami mengapa papa belum bisa kembali ke Indonesia. Dengan kondisi penyakit yang dideritanya dan keharusannya menyelesaikan pekerjaan di Australia, akhirnya sekarang aku menjadi seorang yang lebih sabar menunggu kepulangan papa.
Ketika teman-teman bertanya tentang papa pun aku dengan tenang menjawab bahwa papa sedang bekerja di Australia dan pasti akan kembali.
Tak hanya dengan keyakinan yang aku miliki saja, tetapi aku terus berdoa setiap hari untuk kesehatan dan pekerjaan papa agar papa cepat kembali ke Indonesia.
Harapan yang besar atas kepulangan papa, membuat aku menjadi lebih rajin belajar dan membantu mama. Ketika aku selesai bermain pun, aku merapikan mainan tersebut. Aku juga menjadi anak yang memiliki kemauan untuk melakukan hal apapun yang bisa aku bantu.
Perubahan yang aku rasakan bahkan bukan sekedar sikap kepada mama saja, tetapi aku juga menjadi rajin berdoa. Dan perubahan ini terjadi karena salah satu kisah dari Superbook tentang Ishak dan Ribka yang membuat aku menjadi pribadi lebih sabar seperti Ribka dan taat pada Tuhan.
Baca Juga : Berkat Sekolah Minggu Superbook Kutemukan Talenta Dalam Diriku
Saat ini aku menjadi paham, mama yang mengurus aku seorang diri bukanlah tugas yang mudah baginya. Tetapi keadaan semuanya inilah yang membuat kita menjadi saling menguatkan satu sama lain.
Selain itu, mama yang juga sebagai guru sekolah minggu selalu meyakinkan aku kalau papa sangat mencintaiku dan akan kembali ke Indonesia. Malah mama selalu mengajak aku berbicara dengan papa melalui video call setiap hari.
Meskipun kami terpisahkan oleh jarak dan waktu, dengan video call aku bisa mengobati rasa rinduku yang menjadi jembatan menghubungkan kami dalam ikatan keluarga yang kuat. Aku bisa melihat wajah papa dan mendengarkan suaranya, walaupun hanya melalui layar ponsel.
Apa yang aku jalani saat ini memberikan aku begitu banyak pelajaran tentang kesabaran dan berharap. Walaupun aku dan papa belum bisa tinggal bersama saat ini, tetapi aku tahu bahwa suatu hari nanti papa akan kembali.
Aku juga percaya bahwa Tuhan mendengar doaku dan akan menjawabnya. Sehingga sudah menjadi kebiasaanku setiap malam sebelum tidur, berdoa untuk kesehatan papa agar kami bisa kembali bersama. Keyakinan yang aku miliki ini tercipta karena aku merasa kalau Tuhan selalu mendengar doa-doa kecilku.
Baca Juga : Perjalananku Mengenal Tuhan Dimulai dari Kekuranganku - Adrian
Selain itu, aku merasa bangga dengan mamaku karena hidup hanya berdua mama selalu memberikan senyum indahnya dan terus berusaha keras memberikan yang terbaik untukku. Inilah yang menjadikan mama sebagai inspirasiku, seorang mama yang luar biasa dan guru sekolah minggu yang hebat.
Ajarannya tentang cinta, ketekunan, dan keyakinan membuat aku setiap kali merasa rindu dengan papa atau kesal menjadi teringat bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah untuk keluargaku. Aku yakin suatu hari nanti aku bisa merasakan keluarga yang lengkap, pelukan hangat papa, dan senyum bahagia mama. Hingga hari indah itu tiba, aku akan terus berusaha menjadi anak yang kuat, sabar, dan penuh harapan.
Melalui kisah Joy, kami sangat bersyukur karena Superbook dapat membantu perubahan baik dalam hidup Joy dan memperlengkapi pertumbuhan imannya. Oleh karena itu, mari dukung pelayanan Superbook yang memperlengkapi setiap gereja untuk melakukan pemuridan anak.
Yuk kita bersatu memberitakan Injil bersama Superbook ke seluruh Indonesia.