5 Konsep Utama Behavior Finance yang digunakan untuk Pengambilan Keputusan dalam Investasi
Sumber: accounting.binus.ac.id

Finance / 30 June 2023

Kalangan Sendiri

5 Konsep Utama Behavior Finance yang digunakan untuk Pengambilan Keputusan dalam Investasi

Bella Tiurma Official Writer
1060

Dalam dunia investasi, setiap investor perlu memiliki kecepatan dan ketepatan dalam mengambil sebuah keputusan. Walaupun dalam proses pengambilan keputusan memiliki begitu banyak faktor yang melatarbelakangi setiap kegiatan investasi. Salah satu faktor tersebut adalah behavior finance yang mampu memengaruhi pengambilan keputusan bagi setiap peinvestor. 

Behavior finance adalah suatu ajaran atau pembelajaran yang diyakini adanya pengaruh psikologis yang memengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Untuk pertama kalinya behavior finance ini dikenalkan sekitar tahun 1970 – 1980an oleh seorang psikolog Daniel Kahneman, Amos Tversky, dan seorang ekonom Robert J. Shiller. 

Pada teorinya, behavior finance menunjukkan bahwa sikap dalam pengambilan keputusan tidak hanya bersikap rasional saja, tetapi perlu adanya batasan dalam pengendalian diri dan pengaruh subjektivitas. Salah satu aspek yang menjadi pengaruh dari behavior finance adalah munculnya bias yang mampu memudarkan sebuah informasi penting yang memberikan sebuah potensi keuntungan bagi setiap investor. 

Oleh karena itu, behavior finance memiliki 5 konsep utama bagi para investor dalam menganalisa penyebab dan dampak dari kemunculan bias. 

 

Baca Juga : Sebelum Mulai Investasi, Anda Harus Tahu Apa Itu Alokasi Aset Lebih Dulu

 

1. Mental Accounting 

Konsep pertama adalah sebuah kemampuan seseorang dalam menyimpan dan mengalokasikan dana untuk tujuan tertentu. Dalam konsep behavior finance, mental accounting digunakan oleh para investor untuk menumbuhkan kemampuan dalam mengelola setiap alokasi dana yang dimiliki ke dalam beberapa hal dengan jumlah yang sama tetapi memiliki nilai yang berbeda-beda. 

Namun, konsep ini akan menimbulkan sebuah ketidakteraturan kegiatan keuangan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, setiap investor dapat menggunakan nilai yang sama untuk aset yang setara dan peka terhadap bias saat pengambilan keputusan dilakukan. 

2. Herd Behavior 

Konsep ini merupakan sebuah konsep yang mampu membuat para investor mengikuti sebuah pola yang telah terjadi sebelumnya atau perilaku investor lain di sekitarnya. Salah satu contohnya ketika kita memiliki keinginan untuk berinvestasi karena teman tanpa adanya riset secara mandiri terlebih dahulu dan berujung akan membahayakan diri sendiri. 

Oleh karena itu, setiap para investor pemula khususnya perlu adanya kewaspadaan agar terhindar dari bahaga herd behavior. Sehingga sebelum memulai berinvestasi perlu melakukan riset dan analisis secara mandiri, serta mengenali setiap risiko yang akan ditimbulkan sebagai wujud sebuah perencanaan yang matang. 

3. Emotional Gap 

Ketika para investor diselimuti oleh emosi yang besar saat mengambil sebuah keputusan akan mengalami dampak yang kurang baik. Karena akan menimbulkan sebuah keputusan-keputusan yang tidak rasional ketika di dalam diri para investor telah dipengaruhi dengan emosi. 

Tak jarang orang-orang yang mengambil keputusan secara emosional sering terjadi pada orang-orang yang terlalu terpaku dengan adanya tren. Sehingga bagi setiap investor perlu adanya kewaspadaan untuk tidak selalu mengikuti apapun yang menjadi tren saat itu. Selain itu, setiap investor perlu memiliki komitmen untuk selalu berada dalam perencanaan yang telah disusun sebelum berinvestasi, dengan sebuah perhitungan jangka panjang dan pemikiran yang rasional. 

 

Baca Juga : 6 Kesalahan Ini Seringkali Dilakukan Investor Pemula! Pastikan Kamu Gak Melakukannya Ya

 

4. Anchoring 

Beberapa investor ada yang memiliki standar yang dipegang dalam menentukan harga saham, terutama dalam mengambil sebuah keputusan. Sehingga investor yang demikian memiliki anchoring behavioral finance. Karena anchoring dalam behavior finance sangat mengacu pada sebuah standar atau patokan harga yang memiliki tingkat pengaruh yang tinggi dalam memutuskan sesuatu. 

Tak jarang seseorang yang memiliki anchoring dalam melakukan investasi kan memberikan dampak bagi orang tersebut yang membuat keterpakuan dirinya untuk nilai tertentu dan mengabaikan banyak hal yang lebih penting. 

5. Self-attribution 

Behavior finance yang memiliki kecenderungan pada seseorang yang akan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri. Sehingga akan menganggap bahwa pengetahuan dirinya akan lebih tinggi dari orang lain.

Halaman :
1

Ikuti Kami