Dua Sikap yang Harus Dihindari Agar Tidak Menjadi Orang Tua yang Ekstrim untuk Anak
Sumber: istockphoto.com

Parenting / 5 May 2023

Kalangan Sendiri

Dua Sikap yang Harus Dihindari Agar Tidak Menjadi Orang Tua yang Ekstrim untuk Anak

Aprita L Ekanaru Official Writer
2053

Orang tua yang terlalu toleran pada perilaku buruk anak dapat menyebabkan anak kehilangan kendali. Kesabaran dan toleransi tidak sama, kita harus sabar dengan anak tetapi tidak toleran pada perilaku buruk. Bertoleransi terhadap semua perilaku buruk dapat mengubah konsep kejahatan dalam masyarakat.

Kebebasan merupakan masalah besar dalam masyarakat kita. Orang tua sering terlalu toleran terhadap pandangan salah tentang karakter baik dan mengabaikan pandangan yang sesuai dengan apa yang dipandang sebagai perilaku baik dan jahat dalam Alkitab. Toleransi terhadap perilaku buruk sangat berbahaya dan mengubah konsep kejahatan dalam masyarakat. Mengajarkan orang tua untuk bertoleransi pada dosa anak dapat menanam benih kehancuran pada keluarga dan masyarakat.

 

BACA JUGA: 3 Cara Membangun Keluarga Ilahi yang Berpedoman pada Nilai-Nilai dalam Alkitab

 

Hal ini menerangkan sebagian dari alasan mengapa para pencetus teori permisif mengabaikan pendidikan moral yang seharusnya diberikan secara utuh. Sebagaimana yang didengungkan oleh sebagian bear pencetus teori permisif bahwa setiap anak dilahirkan dengan memiliki moral yang baik, atau paling tidak netral, dengan demikian tidak ada alasan bagi orang tua untuk melatih anak-anaknya bagaimana hidup dengan baik dan benar, sebab secara alami mereka dilahirkan dengan memiliki kemampuan untuk tidaktaat, bukan keinginan untuk tidak taat.

Teori yang mengatakan bahwa anak dilahirkan dengan sifat moral yang baik memiliki masalah serius karena tidak dapat menjelaskan mengapa anak-anak yang tadinya baik dapat melakukan perbuatan buruk. Pencetus teori permisif menyalahkan orang tua atas hancurnya sifat dasar anak, padahal anak dilahirkan dengan kecenderungan suka melawan dan berpusat pada diri sendiri. Mereka juga mengklasifikasikan perilaku anak berdasarkan kejiwaan si anak, yang dapat menimbulkan pengartian yang berbeda-beda.

Orang Tua Permisif sering memanipulasi keadaan atau mengelabui anak agar dapat bersikap benar. Namun, cara ini hanya sementara dan tidak akan membantu anak belajar menjadi mandiri dan bertanggung jawab. Setelah era kebebasan tahun 1960-an, muncul praktek psikologi pemutarhalikan yang berusaha menarik perhatian keinginan daging si anak atau hasratnya untuk membuat keputusan sendiri. Sebagai orang tua, ada cara yang lebih baik untuk mendidik anak agar melakukan perbuatan yang benar dan bertanggung jawab.

 

BACA JUGA: Memahami Dampak Negatif Pola Asuh Otoriter pada Anak

 

Kita sebagai orang tua harus bertanggung jawab atas pendidikan anak kita dan memberikan teladan yang baik. Kita juga perlu membimbing anak-anak dalam memahami nilai-nilai moral yang benar dan memberikan konsekuensi yang sesuai ketika mereka melanggar nilai tersebut. Selain itu, kita juga perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dan menyampaikan pendapat mereka, sehingga mereka dapat belajar memahami konsekuensi dari keputusan yang mereka buat. Dengan begitu, anak-anak dapat belajar menjadi mandiri dan bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.

Sumber : Anne Marie Ezzo and Gary Ezzo | Jawaban.com
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami