Bulan April Jadi Suhu Panas Tertinggi, BMKG Beberkan 5 Penyebabnya
Sumber: merdeka

Health / 24 April 2023

Kalangan Sendiri

Bulan April Jadi Suhu Panas Tertinggi, BMKG Beberkan 5 Penyebabnya

Lori Official Writer
1038

Secara global, peningkatan suhu panas terjadi hampir di sekitar bulan April setiap tahunnya. Di tahun 2020, situs Webmd menyebutkan bahwa suhu panas mulai meningkat drastis. Sejak April 2021, suhu panas terus meningkat hingga memasuki bulan April tahun 2023 ini.

Dalam beberapa pekan belakangan, masyarakat mengeluhkan suhu ekstrem yang terjadi, khususnya di negara-negara Asia. Bangladesh, salah satunya, dilanda suhu paling ekstrem mencapai 51 derajat celcius. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan fenomena ini dan menyampaikan kepada masyarakat tentang situasi yang sedang terjadi. Melalui informasi resminya, BMKG menyebutkan jika suhu panas yang melanda sepekan belakangan disebabkan oleh 5 faktor utama, diantaranya:

1. Dinamika atmosfer yang tidak biasa.

2. Suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, lonjakan panas tahun 2023 adalah yang terparah.

3. Tren pemanasan global dan perubahan iklim, gelombang panas heatwave semakin berisiko terjadi 30 kali lebih sering.

4. Dominasi monsun Australia, Indonesia memasuki musim kemarau.

5. Intensitas maksimum radiasi Matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.

 

Baca Juga: 11 Tanda Tubuh Anda Alami Dehidrasi

 

Menurut Pendapat Para Ahli

Lewis Ziska, PhD, seorang professor ilmu kesehatan lingkungan dari Mailman School of Public Health Universitas Columbia menyampaikan bahwa peningkatan suhu global bisa menjadi salah satu efek dari perubahan iklim. Semakin buruk perubahan iklim, maka dunia akan semakin sering dilanda suhu panas ekstrem seperti saat ini dengan intensitas yang bahkan lebih lama pula.

Suhu panas ini tidak bisa disepelekan karena dampak buruknya bahkan bisa menyebabkan banyak kematian. Kondisi seperti kelelahan karena panas atau serangan panas bisa menjadi salah satu kondisi yang mengancam nyawa.

Di sisi lain, suhu panas juga bisa mempengaruhi kesehatan tubuh. Bagi orang yang lebih tua, misalnya, akan jauh lebih rentan mengalami diabetes dan juga asma. Selain itu, suhu panas juga akan berdampak pada sulitnya manusia bernapas. Saat suhu naik, kualitas udara menjadi kurang sehat. Pembakaran bahan bakar fosil tidak hanya berkontribusi terhadap perubahan iklim, tetapi juga menambah lebih banyak polutan ke udara. 

Pemanasan yang tinggi juga bisa menyebabkan lapisan ozon naik. Saat kita menghirup udara, maka ozon akan masuk ke paru-paru. Akibatnya, lapisan ozon akan merusak paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit seperti asma, PPOK dan bronkitis kronis. 

 

Baca Juga: 5 Minuman Elektrolit Terbaik yang Bantu Atasi Dehidrasi dan Tingkatkan Stamina

 

Tak sampai di situ, suhu panas juga bisa menimbulkan masalah baru. Saat suhu panas meningkat serbuk sari akan lebih banyak melayang di udara. Hal ini bisa menjadi pemicu alergi ketika menghirup udara dan musim pancaroba bisa berlangsung cukup lama. Dampak lainnya adalah munculnya serangga seperti nyamuk dan membawa beragam penyakit menular seperti cryptosporidiosis, giardia, leptospirosis dan kolera.

Ziska juga menegaskan bahwa suhu panas juga bisa menyerang kesehatan mental. “Jika suhu dalam ruangan lebih panas dan Anda tidak memiliki AC, dan semakin sulit bagi Anda untuk mendapatkan tidur yang nyenyak, dapat Anda bayangkan bagaimana akibatnya terhadap kesehatan mental,” ungkapnya.

 

Perubahan Iklim Menjadi Isu Penting Secara Global

Semakin abai kita terhadap perubahan iklim, maka efek yang ditimbulkan akan semakin buruk. Ada banyak kemungkinan yang terjadi di depan seperti suhu panas yang berlangsung lebih lama, muncul beragam bencana alam dan terancamnya pasokan makanan.

Negara-negara yang kekurangan infrastruktur dan sistem perawatan kesehatan yang berkembang dengan baik dapat menanggung lebih banyak beban dari perubahan iklim. Pasokan makanan adalah salah satu bidang perhatian utama. Meningkatnya kadar karbon dioksida akan mengubah konsentrasi nutrisi seperti beras dan gandum, menjadikannya lebih berat pada pati dan gula. Sementara nutrisi penting seperti protein dan zat besinya menurun.

Aaron Bernstein, MD, Direktur Pusat Iklim, Kesehatan, dan Lingkungan Global di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan menyampaikan bahwa perubahan iklim bisa dicegah jika kita mau melakukan beberapa langkah berikut, diantaranya:

  • Gunakan kendaraan dan peralatan yang hemat energi
  • Daur ulang kertas dan plastik
  • Berjalan kaki atau bersepeda ke tempat kerja yang bisa dijangkau
  • Matikan lampu saat sedang meninggalkan ruangan

Semoga melalui artikel ini, kita diingatkan bahwa siklus panas bumi berdampak kepada berbagai aspek kehidupan. Jadi, mari mulai peduli dengan isu perubahan iklim yang saat ini sedang kita hadapi bersama.

Halaman :
1

Ikuti Kami