Flexing, Strategi Marketing Berkedok Penipuan. Hati-hati Ya!
Sumber: Bowie Dispatch

Finance / 21 March 2022

Kalangan Sendiri

Flexing, Strategi Marketing Berkedok Penipuan. Hati-hati Ya!

Lori Official Writer
3177

Beda Orang Kaya dengan Kaya Bohongan

Jika orang kaya bohongan suka memamerkan kekayaan, maka orang yang benar-benar kaya tidak akan pernah menunjukkan dirinya kaya. Karena mereka menyadari bahwa ketika mereka memamerkan kekayaan, seperti rumah yang dibeli senilai miliaran rupiah, mereka akan berhadapan dengan pajak yang akan dibebankan oleh pemerintah.

Dia menjelaskan bahwa orang kaya tidak suka pamer. Tetapi orang yang tidak mempunyai uang ingin dikenal. Orang kaya tidak perlu gelar yang ribet dan sulit, tetapi mereka hanya berpikir apa yang bisa mereka buat dengan gelar tersebut. Orang kaya tidak perlu menjelaskan diri mereka kepada orang lain, tetapi sebaliknya mereka justru bertanya kepada orang lain. Dan orang kaya juga sangat menjaga privasi atau identitas dan kepemilikannya. Mereka mengutamakan kenyamanan dan kualitas, bukan label atau merk besar yang disematkan dirinya. 

“Jadi kalau kita membeli pakaian ya perlu ada merk, ya betul. Tetapi bukan yang besar sekali menutupi tubuh kita. Dan kita tidak pernah berbicara tentang uang, bukan yang tampak dan kita tidak ingin orang tahu kita dari mobil yang besar sekali atau menarik perhatian,” ungkapnya.

 

Baca Juga: Pengen Dipromosi Biar Naik Gaji? Temukan Rahasianya di Sini

 

Jadi Profesor Rhenald mengingatkan supaya masyarakat, terutama kaum millenial tidak tertipu dengan strategi marketing yang dipakai orang kaya bohongan atau kaya abal-abal hanya demi mencapai tujuannya.

Di masa sosial media ini, ada banyak orang akan berusaha untuk mendapatkan penghasilan dengan cara menipu. Semakin canggih teknologi, semakin banyak kesempatan untuk melakukan tindakan-tindakan kejahatan lainnya. Karena itu satu-satunya cara untuk terhindar dari penipuan dan beragam pembohongan ini adalah:

1. Tetap menguji kebenaran dari sesuatu yang ditawarkan oleh orang lain.

2. Selalu berpikir skeptis dan tidak mudah percaya dengan sesuatu yang diperoleh orang lain dengan cara yang sangat mudah.

3. Tidak ikut-ikutan trend dan belajar untuk mencapai sesuatu melalui proses.

4. Selalu waspada dengan hal-hal baru yang muncul di masa-masa ini.

Tentunya kita perlu memiliki hikmat yang benar untuk menuntun hidup dalam membedakan yang benar dan yang salah.

Sumber : Rhenald Kasali Youtube Channel
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami