2. Jika anak mengandalkan media sosial untuk membangun mereka, maka mereka juga memberinya kekuatan untuk menghancurkan.
Manusia berubah-ubah. Orang bisa mencintai anak hari ini, tapi bisa mengutukinya suatu hari nanti. Ajarkan anak untuk tidak menilai harga diri mereka dari komentar, like, subscribe, follow orang lain, karena hal itu bisa mendikte kepercayaan diri anak.
Pilihan yang bijaksana adalah dengan menikmati media sosial dengan apa adanya. Seperti bisa berkomunikasi dengan teman yang jauh, berbagi informasi, dll. Dasarkan kepercayaan diri anak hanya kepada Tuhan yang telah menciptakan mereka dengan sempurna dan baik di mata-Nya.
3. Media sosial memang bisa mendatangkan penghasilan. Tapi kalau saat berselancar di media sosial, anak mulai sedih dan kehilangan kesenangannya, maka itu saatnya untuk berhenti.
Media sosial bisa membangkitkan perasaan iri, tidak aman, penolakan, dan perbandingan. Terutama bisa membuat rendah diri saat anak merasa tidak mampu seperti postingan tersebut atau mendapatkan komentar buruk. Daripada menyiksa diri, lebih baik ajak anak untuk mundur dari media sosial dan mengistirahatkan diri. Kendalikan kesehatan emosi dan mental anak dengan cara yang lebih produktif dan sehat.
Sumber : CBN