Suka Mengeluh? Belajarlah Bersyukur
Kalangan Sendiri

Suka Mengeluh? Belajarlah Bersyukur

Lori Official Writer
      2571

Filipi 1: 3-6

"Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 88; Lukas 9; Yeremia 23-24

Kita pasti tidak akan pernah lupa dengan orang-orang yang sudah menjadi berkat dalam hidup kita. Entah itu kakak atau adik kita, sahabat kita, rekan kerja, seorang gadis muda yang duduk di belakang kursi kita setiap minggi atau teman lama yang selalu ada setiap kali dibutuhkan. 

Kita bahkan bersyukur atas kehadiran mereka dalam hidup kita.

Tapi selain mensyukuri orang-orang baik ini, kita jarang sekali bersyukur untuk hal-hal sederhana dalam hidup kita. Bahkan saking sibuknya setiap hari, kita tidak lagi punya waktu hanya untuk berkata ‘terima kasih Tuhan’ atas semua hal yang kita miliki.

Malahan, kita suka mengeluh atas masalah atau satu hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Alih-alih bersyukur atas orang-orang yang membuat kita tersenyum, kita memilih mengeluh atas satu orang yang melakukan kesalahan atas kita.

Saya seringkali melakukan hal itu, terutama saat saya berhadapan dengan orang-orang yang lebih berpengaruh dari saya.

Di awal suratnya kepada jemaat gereja di Filipi, Paulus menyampaikan contoh yang sangat baik tentang orang-orang yang memberkati hidup kita. “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu (ayat 1),” kata Paulus.

Lalu dia mulai menyampaikan bahwa dia tekun berdoa untuk mereka dan memuji setiap pekerjaan mereka untuk Tuhan. 

Jika hal ini mengacu kepada kita, pertanyaannya adalah seberapa sering kita meluangkan waktu untuk memberi tahu orang lain bahwa mereka sungguh berarti bagi kita, khususnya mereka saudara seiman kita. 

Saya pribadi jarang sekali melakukannya. Tetapi dari Paulus saya belajar pentingnya orang-orang yang memberkati kita tahu bahwa kita mengucap syukur atas kehadiran mereka. Tidak ada cara yang lebih baik selain daripada memberitahu mereka dengan kata-kata kita.

Hari ini, saya menantang Anda untuk melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Paulus. Alih-alih fokus kepada orang-orang yang membuat Anda kesal, marah atau terluka cobalah untuk mengucap syukur atas orang-orang yang sudah memberkati Anda. Dimana tanpa kehadiran mereka, Anda mungkin tidak sebaik hari ini. 

Ambil ponsel Anda, hubungi atau kirimkan kata-kata pujian, ucapan terima kasih, doakan serta berkati mereka.

 

Hak cipta Anna Kuta, disadur dari Crosswalk.com

Ikuti Kami