Melepaskan Diri Dari Perangkap
Kalangan Sendiri

Melepaskan Diri Dari Perangkap

Claudia Jessica Official Writer
      3002

Yakobus 1: 19-20

"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 140; Yohanes 17; Hagai 1-2

Satu hari, aku melihat isi pesan teks yang membuatku benar-benar tidak percaya. Mengapa orang ini tidak menyadari bahwa dirinya sangat tidak sensitif dan menyakitkan?

Aku tidak tahu siapa pepatah yang mengatakan, “Tongkat dan batu mungkin dapat mematahkan tulangku, tetapi kata-kata tidak menyakitiku.” Entah mereka memiliki saraf baja, atau mereka tinggal di pulau terpencil tanpa orang lain. Karena bukan haya kata-kata yang menyakitiku, tapi mereka membuatku ingin melawan dan menjadi jahat.

Pernhakah kamu berada dalah situasi dengan seseorang yang tahu bahwa kamu benar dan orang lain salah? Atau setidaknya kamu membuat kejadian yang bagus untuk membuat orang berada di pihakmu?

Aku memiliki tekad yang membara untuk menyatakan kasusku yang berada dalam situasi demikian. Ini seperti seorang pengacara batiniah yang bangkit, putus asa untuk membela hak-hak diriku dan membuat orang lain melihat sesuatu dengan sudut pandangku. Ini terasa sangat wajar dan normal.

Ya. Tapi, normal bukan berarti baik. Terutama sebagai pengikut Kristus, dituliskan dalam Kolose 2: 6-7 mengingatku “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Ayat ini mengajariku untuk hidup berakar dalam ajaran Yesus dan dipenuhi dengan rasa syukur. Kebalikan dari ini adalah ketika aku berakar di dalam opini-opini keegoisan dan dipenuhi dengan keluhan.

Kolose 3: 12-14 mengingatkan saya, "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan."

Tugasku bukanlah untuk memperbaiki orang ini atau membuat mereka melihat dari sudut pandangku. Tugasku adalah menaati Tuhan dengan memberikan pengampunan.

Tapi aku juga bisa baik dalam situasi ini dengan mengingat pengampunan bukan berarti memberikan akses atas hidupku pada orang untuk menjadi teladan yang salah. Pengampunan juga bukan berarti membenarkan apa yang dilakukan oleh orang-orang. Bukan berarti perasaanku tidak penting. Pengampunan berarti aku telah memutuskan untuk mengejar pemulihan dengan membersihkan hatiku dari dendam dan kepahitan.

Kolose 3:17 mengingatkan saya, "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita."

Semua yang kulakukan dan katakan menceritakan sebuah kisah tentang apa yang aku jalani. Jika aku berindak dengan amarah dan kedengkian, aku menyerah pad acara musuh, menyebarkan kegelapannya. Jika aku menghormati Tuhan dengan tindakanku, aku melayani untuk memuliakan nama Yesus dan menyebarkan terang-Nya.

Pada akhirnya, menghormati Tuhan menuntun kita pada hal-hal baik. Apapun yang meyebabkan rasa bingung, lelah secara emosional dan kurangnya hal-hal baik.

Aku memproses pesan teksi yang disebutkan di atas dengan seorang anggota keluarga yang mengatakan sesuatu yang membuatmu akan berkata “Kamu tahu, ketika kamu sudah mengambil yang tinggi, Tuhan memberkatimu. Kamu telah melihat berkat-berkat ini berulang kali saat kamu membuat pilihan yang menghormati Tuhan. jadi pilihlah berkat hari ini dan selamatkan dirimu dari kekacauan emosional saat kamu mencoba untuk membuktikan bahwa dirimu benar.

Aku tahu ini bukanlah hal yang mudah. Aku harus menjalaninya di tengah rasa sakit hati. Tetapi hanya karena kita merasa sakit hati, bukan berarti saya harus menambah kekacauan dan membalas luka dengan luka. Menanggapi sesuatu yang lebih kejam dan lebih kejam dapat menyebabkan eskalasi konflik, bukan resolusi.

Meskipun saya tidak dapat memperbaiki situasi sulit dengan temansaya, saya memiliki beberapa perspektif yang lebih sehat. Dan ketika saya berdamai dengan perspektif yang lebih sehat. Ingat, hanya karena seeseorang meletakkan sesuatu, bukan berarti kita harus mengambilnya.

Kita tidak harus jatuh ke dalam perangkap untuk mengatakan hal-hal buruk. Kita tidak harus mengkhianati diri kita saat merasa tersinggung.

Sebaliknya, kira dapat memutuskan siklus rasa sakit yang berputar dan mengelilingi dunia saat ini akan berhenti bersama kita. Kita bisa mencapai tempat yang lebih tinggi dan, kita tidak harus hidup dengan penyesalan di akhir, kita dapat merayakannya.

Ya Tuham Engkau tahu kata-kata dan tindakan menyakitkan yang telah menghampiriku. Tolong beri aku kekuatan-Mu untuk tidak membalasnya, tetapi merespon dengan berdasarkan Kebenaran Firman-Mu. Dalam Nama Yesus, Amin.

Disadurkan dari crosswalk.com © 2020 oleh Lysa TerKeurst.

 

Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan

 

Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling. http://bit.ly/inginKonseling

Ikuti Kami