Gereja Yahudi Mesianik di Israel Memenangkan Gugatan Setelah 9 Tahun Hadapi Persekusi
Sumber: Christianpost.com

Internasional / 1 July 2020

Kalangan Sendiri

Gereja Yahudi Mesianik di Israel Memenangkan Gugatan Setelah 9 Tahun Hadapi Persekusi

Puji Astuti Official Writer
5997

Sebuah gereja mesianik Yahudi di Israel memenangkan gugatan terjadi sebuah organisasi anti-penginjilan yang menurut mereka telah bertahun-tahun mengganggu ibadah mereka dan bahkan telah merusak bangunan gereja.

Pastor Israel Pochtar adalah gembala dari Gereja Jemaat  Beit Hallel yang berbasis di Ashdod, dan jemaat sekitar 350 orang. Ia menyatakan bahwa jemaatnya telah menghadapi "kampanye persekusi yang tertarget" dari organisasi anti-misionaris Yahudi Ortodoks Yad Le'Achim.

Sudah 9 tahun mengalami persekusi

Tindakan persekusi itu, kata Pastor Pochtar, dimulai pada tahun 2011 ketika sejumlah besar massa berdemo di luar gerejanya. Ia juga menyatakan bahwa beberapa rabi bahkan mendorong "tindakan lebih lanjut terhadap kami."

"Sudah sembilan tahun terjadi penindasan secara  sistematis, pelecehan dan penganiayaan langsung di berbagai tingkatan, didorong oleh kampanye kebencian yang dipimpin oleh Yad Le-Achim di mana mereka telah melakukannya tindakan tersebut berkali-kali terhadap kami, dengan  tujuan supaya  mereka bisa menghentikan kami bekerjalah sepenuhnya dan mengusir kami ke luar kota, " demikian Pastor Pachtar memberi penjelasan seperti yang dikutip oleh Christianpost.com.

Tindakan persekusi tersebut menurutnya dilakukan terhadap  gerejanya dan jemaatnya di berbagai area dan sangat mempengaruhi mereka.

Memenangkan gugatan di pengadilan

Namun kabar baiknya, Pastor Pochtar menyatakan bahwa seorang hakim baru-baru ini telah memutuskan bahwa "Yad Le-Achim dan siapa pun atas nama mereka tidak diizinkan untuk datang dalam jarak 100 meter (328 kaki) dari gedung kami."

Keputusan tersebuat diharapak oleh Pastor Pochtar bisa memberi mereka sedikit ruang kebebasan untuk menyembah Tuhan. Sebab telah bertahun-tahun mereka dibanjiri oleh para aktivis yang berkumpul di properti gereja setiap minggu untuk mengintimidasi para jemaat.

“Kami telah memanggil polisi berkali-kali, dan rumit untuk meminta mereka melindungi hak-hak kami, sampai sekarang ketika kami akhirnya memiliki sebuah keputusan,” tulisnya. “Mereka telah merusak properti kami, menyebabkan kami mengalami banyak kerugian finansial. Mereka tertangkap kamera melakukan hal itu, namun pihak berwenang tidak melakukan apa pun untuk melindungi kami. "

Pochtar mengatakan para pengunjuk rasa juga sekarang dilarang membuat film atau memotret orang yang menghadiri ibadah mereka. Selain itu, katanya pengunjuk rasa diharuskan mendapatkan izin dari balai kota dan polisi sebelum mereka dapat mengatur demonstrasi di luar gereja.

"Ini adalah kemenangan dan terobosan yang sangat signifikan tidak hanya untuk Gereja Jemaat Beit Hallel, tetapi untuk semua orang percaya dari penduduk lokal Israel," tulis Pochtar. “Sangat penting untuk melawan ketidakadilan, terutama ketika Anda tahu hak-hak Anda dan hukum ada di pihak Anda. Kita harus 'mempersiapkan kuda kita untuk pertempuran,' agar kita dapat melihat kemenangan Allah dalam kehidupan semua orang percaya Israel lokal yang menghadapi penindasan agama setiap hari hanya karena iman mereka kepada  Yeshua (Yesus -red)."

Ludmila Zakharchuk, seorang pengacara untuk Gereja Jemaat  Beit Hallel, mengkonfirmasi perintah pengadilan kepada Kehila, sebuah organisasi berita yang mencakup komunitas Kristen Mesianik.

"Kami memenangkan kasus pengadilan hanya beberapa hari yang lalu," kata Zakharchuk seperti dikutip Kehila. “Mereka mengganggu kami begitu lama. Kami mengajukan puluhan pengaduan ke polisi dan tidak ada yang terjadi sehingga akhirnya kami pergi ke pengadilan. ”

Persekusi terhadap Yahudi Mesianik terjadi di berbagai bidang

Perintah pengadilan diberikan karena orang-orang percaya Mesianik, mereka yang percaya pada Kristus sebagai Mesias tetapi berpegang pada tradisi tradisional Yahudi, telah menghadapi perlawanan terhadap ekspresi iman mereka dari para aktivis dan kelompok seperti Yad Le-Achim.

Yad Le-Achim dikatakan bertanggung jawab karena melancarkan kampanye enam bulan yang mendesak otoritas media Israel untuk menutup saluran berbahasa Ibrani baru TV Shelanu, yang menayangkan berita Injil dari kalangan orang-orang Yahudi Mesianik.

Pemerintah Israel mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka memerintahkan Shelanu untuk menghentikan penyiaran dengan tuduhan jaringan televisi tersebut menyembunyikan agenda misionaris ketika mengajukan permohonan izin televisi. Yad Le-Achim memuji keputusan itu sebagai "kemenangan besar bagi Yad L’Achim."

Baca juga :

Penganut Yahudi Mesianik Menunggu Keputusan Hakim
Wow, Seorang Ateis Keturunan Yahudi Perjuangkan Para Penginjil Karena Alasan Ini!

Pochtar mengatakan bahwa anggota Yad LʻAchim juga menggunakan pengaruh mereka untuk memberikan tekanan pada jemaatnya dari dalam balai kota.

Mereka bisa membuat izin kami untuk mengoperasikan pekerjaan kemanusiaan kami dari gedung baru kami dicabut,” kata Pochtar. “Ratusan keluarga yang membutuhkan menderita karena itu, pekerjaan kami harus direstrukturisasi sehingga kami dapat terus mengoperasikan penjangkauan kemanusiaan kami meskipun ada hambatan.”

Pochtar mengatakan bahwa Yad Le-Achim juga menggunakan pengaruhnya dengan Kementerian Dalam Negeri setempat di Ashdod untuk mempertanyakan status kependudukan dan kewarganegaraan beberapa keluarga yang menghadiri Beit Hallel.

“Salah satu dari mereka adalah pendeta kami, Pastor Eitan dan istrinya, Yulia, yang telah ditolak statusnya dan hampir dideportasi, meskipun Eitan memiliki kewarganegaraan (Israel-red),” jelas Pochtar. “Mereka harus mencari bantuan hukum dari pengacara untuk membantu kasus mereka; sesuatu yang di luar jangkauan kebanyakan orang. "

“Semua jalan mereka gunakan untuk melukai, menentang, menghalangi, dan langsung menghentikan kami dan pekerjaan kami dilakukan secara sewenang-wenang dan sistematis,” tambah Pochtar. Mereka tidak  merahasiakannya dan secara terbuka mengajak seluruh komunitas Orthodox untuk bergabung dengan mereka untuk 'membersihkan kota' dari kehadiran kami, menggunakan segala cara yang mungkin .

Mari berdoa untuk Israel

Pemberitaan Injil tidak pernah mudah dilakukan, apa lagi di tanah suci Israel, dimana Yesus sendiri pernah hadir dan menghadapi penolakan hingga diadili dan disalibkan.

Yesus pun sudah mengingatkan kita  bahwa, “… kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” (Lukas 21:12-13).

Sebab itu sekalipun menghadapi berbagai perlawanan dan halangan, jangan pernah berhenti memberitakan Injil seperti yang sudah Yesus perintahkan, karena Yesus  “menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)

Mari kita berdoa untuk Israel, kita berkati bangsa pilihan Tuhan itu dan juga dukung para misionaris yang membawa kabar Injil kepada orang-orang Yahudi, sehingga kabar keselamatan dapat mereka terima. 

Sumber : Christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami