Arkady Polishchuk adalah orang
Rusia keturunan Yahudi, yang dibesarkan sebagai seorang ateis dan menyukai
pandangan-pandangan komunis, kemudian menjadi salah seorang pembela para
penginjil Kristen di Uni soviet. Tindakan antisemit yang kejam mengubah sosok
Arkady yang semula adalah komunis sejati menjadi seorang pembangkang bagi kaumnya.
Sebagai seorang jurnalis, Arkady pernah menulis tentang
uji coba anti-semit milik Stalin yang dilakukan saat melakukan kunjungan ke
gereja Pantekosta bawah tanah. Pekerjaannya ini juga membuat pandangannya
semakin terbuka pada orang Kristen. Saat itu dirinya mulai mendokumentasikan
pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap orang Kristen.
"Mereka (orang Kristen)
terlihat seperti orang Yahudi bagi saya," ungkap Arkady, dilansir dari CBN
News. "Ada banyak kebohongan besar (yang diceritakan) tentang mereka.
Mereka dianiaya tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh otoritas Gereja Ortodoks," lanjut pria berusia 88 tahun itu.
Arkady, yang kemudian pindah ke
Amerika Serikat bahkan sempat menolak kesempatan dirinya untuk bisa melarikan
diri dari Uni Soviet pada tahun 70-an. Hal ini ia lakukan agar dirinya bisa
terus menulis tentang penindasan orang Kristen di sana. Kemudian pada tahun 1977, Arkady diusir dari Uni Soviet.
Arkady juga menuliskan sebuah
buku yang berjudul Dancing on Thin Ice: Travails of a Russian Dissenter.
Disana, ia mengatakan kalau situasi yang dihadapi oleh orang Kristen di Rusia
dewasa ini 'sedikit lebih baik' di bawah pemerintahan Vladimir Putin, dan dia
akan terus melakukan advokasi atas nama mereka.
Saat ditanya mengapa dirinya rela
menghabiskan banyak uang untuk membantu orang Kristen, sementara orang Yahudi
juga saat itu tengah menghadapi penganiayaan, Arkady mengatakan, " Jauh lebih
mudah untuk membantu diri kita sendiri. Cobalah untuk membantu mereka yang
tidak bersama denganmu. Cobalah untuk membantu mereka yang berbeda darimu.
Cobalah untuk memahami mereka semua."