4 Pelajaran Alkitabiah yang Dapat Kita Petik dari Film I Still Believe
Sumber: images.soco.id

News / 3 April 2022

Kalangan Sendiri

4 Pelajaran Alkitabiah yang Dapat Kita Petik dari Film I Still Believe

Claudia Jessica Official Writer
5187

Kisah kehidupan dua orang yang sangat setia, Jeremy Camp dan Mellisa. Ketika masa kuliah, Jeremy mengetahui bahwa Melissa adalah wanita yang seharusnya bersamanya.

Namun, pengabdiannya diuji ketika Melissa didiagnosis menderita kanker ovarium. Di tengah karir musiknya yang sedang naik daun dan dalam kehidupannya untuk mencari tahu apa yang benar-benar penting, Jeremy memutuskan untuk tetap bersama Melissa dan melalui ujian imannya.

Tidak film penuh romansa biasa, I Still Believe menunjukkan dua orang yang menunggu Tuhan, bergulat dengan Tuhan, mempertanyakan Tuhan, dan akhirnya memutuskan untuk berjalan bersama Tuhan melalui hidup apa pun yang membawa mereka.

Inilah empat pelajaran Alkitabiah yang film ini ajarkan kepada kita semua:

 

1. Cinta tak pernah gagal

Hubungan Jeremy dan Melissa sama sekali tidak mulus. Daripada berkencan dengan yang lain, Melissa hanya ingin berkencan dengan Jeremy secara diam-diam. Kemudian mereka putus. Kemudian ketika Jeremy mengunjunginya ke rumah sakit, Mellisa mengatakan bahwa dia mencintai Jeremy.

Bagi sebagian pria, ini adalah pukulan emosional yang sulit ditangani. Namun melalui pasang surut, Jeremy tetap menyimpan cintanya untuk Melissa. Ketika Melissa didiagnosis kanker ovarium dan tak memiliki peluang yang cukup bagus, Jeremy justru memintanya untuk menikah dengannya.

Ayah Jeremy awalnya tidak mendukung keputusan ini. Tetapi pada saat akhir film, ayahnya mengerti pilihan Jeremy. Persis seperti apa yang akan ia lakukan untuk setiap keluarganya, Jeremy telah memilih Melissa. Itulah cinta tanpa pamrih.

Cara yang dipilih Jeremy untuk melewati masa-masa memilukan bersama Melissa adalah cara Tuhan memilih untuk berjalan bersama kita. Film ini memberi kita metafora yang kuat dan hidup tentang bagaimana Allah mengasihi kita, dan karenanya, bagaimana kita harus mencintai orang lain.

Yesaya 43: 1-3 "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu."

Baca juga: Kalau Pandemi Udah Selesai, Ini 5 Film Rekomendasi yang Bisa Ditonton Sampai Akhir Tahun

 

2. Tuhan menjawab doa

Film ini adalah demonstrasi yang indah tentang bagaimana rasanya hidup dalam doa. Setelah mengunjungi Melissa di rumah sakit dan didiagnosis kanker ovarium, Jeremu meluangkan waktu untuk bercerita pada temannya kemudian dia mengambil waktu sendiri untuk berdoa. Saat dia berdoa, kamu bisa melihat bahwa dia takut mengatakan apa yang sebenarnya ada di hatinya.

Kemudian dia berkata “Tuhan, jika dia mengatakan padaku bahwa dia mencintaiku, aku akan memintanya untuk menikahiku.” Jeremy bahkan terlihat ragu bahwa dia mengucapkan kata-kata itu.

Melissa berbagi dengannya bahwa dia juga telah berdoa untuk Jeremy dan itu membuatnya sadar betapa Melissa peduli terhadapnya dan fakta bahwa Jeremy juga jatuh cinta padanya.

Dengan cara yang rentan dan membutuhkan banyak keberanian dari keduanya, Tuhan bekerja melalui hati mereka dan membuat kehendak-Nya terjadi.

Kemudian ketika Melissa menghadapi operasi besar dalam upaya penyembuhannya dari kanker yang dideritanya. Melalui konser dan siaran di radio, Jeremy meminta para penggemarnya untuk berdoa agar kanker Melissa menghilang. Seperti mustahil, tetapi Tuhan menjawab doanya.

 

3. Tuhan tidak selalu menjawab yang kita inginkan

Tuhan memberi Melisa mujizatnya tapi itu bukan akhir dari kisah mereka. Ketika Melissa harus lebih berjuang untuk kesehatannya, ini memicu keraguan lain yang dipegang oleh Jeremy.

Salah satu dialog realistis yang dilakukan oleh Jeremy dan ayahnya ketika mereka teringat bagaimana dulu Jeremy berdoa untuk kelahiran adiknya supaya sehat, namun sebaliknya, ia lahir dengan cacat. Dan bagaimana ayahnya berdoa untuk pelayanannya bertumbuh tetapi sebaliknya, pelayanannya memudar.

Dia berdoa untuk mujizat bagi Melissa, namun mendapat kabar yang lebih tragis. Dengan suara yang pecah, dia bertanya kepada ayahnya, "Apa yang harus saya lakukan?”

Sebagai orang percaya, kita semua pernah mengalami kenyataan yang dingin dan sulit dipercaya bahwa Tuhan tidak menjawab doa kita seperti yang kita inginkan.

Di satu sisi kita bahwa Tuhan itu kasih dan kehendak-Nya sempurna. Tetapi di sisi lain, kita memiliki tragedi dan rasa sakit. Tampaknya mustahil untuk mendamaikan keduanya.

Bahkan ketika TUhan tidak memberikan yang kita kira terbaik, kita bisa memilih untuk tetap percaya pada karakternya yang penuh kasih melebihi apa yang bisa kita lihat.

 

Baca juga: Ramai Drama Korea World Of Married Couple, Apa Kata Alkitab Soal Selingkuh dan Perceraian?

 

 

4. Tuhan tidak menyia-nyiakan penderitaan kita

Tema yang dibagikan di sepanjang film ini adalah gagasan bahwa Tuhan, seperti seorang pelukis ulung, menciptakan kosmos: triliunan bintang, berjarak beberapa tahun, menciptakan mahakarya indah hanya untuk kita.

Dia seperti menggunakan setiap bintang untuk membuat gambar yang lebih besar, dia melakukan hal yang sama untuk kisah penderitaan kita. Dia menggunakan kita semua untuk tujuannya yang luar biasa rumit dan sangat baik.

Film ini menyadarkan kita bahwa sakit hati tidak hilang hanya karena kita berdoa. Seperti Melissa yang masih harus melakukan kemo dan sebanyak doa Jeremy yang masih memiliki keraguan danpertanyaan yang mendalam.

Tetapi, Melissa memiliki wahyu yang mendalam pada akhir film: berkat tidak selalu lebih baik daripada penderitaan. Keduanya seperti mata uang yang sama. Keduanya membawa kita lebih dekat pada Tuhan. Dan dia merasa beruntung karena dapat mengalami keduanya.

Pengkhotbah 7:14 memberi tahu kita “Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.”

Tuhan telah menyatukan semua kisah kita bersama: berkat dan penderitaan. Keduanya melukis gambar rencananya yang indah, lebih besar dari yang dapat kita bayangkan.

 

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami