Presiden Amerika Serikat (AS) memerintahkan Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (FDA) Amerika untuk mempercepat studi pada dua obat yang katanya bisa mengakhiri wabah virus corona COVID-19.
Dia menjelaskan jika Amerika memang sedang dua obat yang bisa
digunakan di seluruh dunia untuk menyembuhkan pasien terinfeksi corona. Obat
pertama, katanya, adalah chloroquine atau disebut juga dengan hydroxychloroquine.
Obat ini sendiri umumnya digunakan untuk mengobati malaria dan radang sendi.
Namun baru-baru ini obat tersebut ditemukan bisa jadi obat untuk pasien virus corona.
Obat kedua adalah Remdesivir yang merupakan terapi antivirus
yang sudah digunakan untuk mengobati pasien Ebola. Obat ini juga ditemukan bisa dikembangkan sebagai alternatif penyembuhan COVID-19.
Dua obat ini, kata Trump, menawarkan janji pengobatan yang bisa membuat pasien bisa bertahan sampai vaksin virus ini diciptakan.
"Saya pikir ini akan sangat menarik. Saya pikir itu bisa jadi
kuncinya tapi bisa juga tidak. Tapi saya pikir itu bisa didasarkan pada apa yang saya lihat, obat itu bisa jadi akhir dari wabah," katanya.
Baca Juga:
Para Pemimpin Agama Israel dan Iran Ini Klaim Wabah Virus Corona Terjadi Karena Alasan Ini
Pendeta Amerika Ini Positif Corona, Ratusan Jemaat Gerejanya Didesak Jalani Karantina
Ilmuwan Australia yang menggunakan chloroquine dalam uji
cobanya juga menegaskan tentang kemampuan obat tersebut. Dia mengklaim jika dua obat tersebut bisa jadi pengobatan alternatif untuk virus corona.
Komisaris FDA Stephen Hahn menyampaikan kepada konferensi pers yang sama bahwa chloroquine emang sedang diuji coba.
“Itu adalah obat yang sudah diarahkan oleh presiden untuk
kita perhatikan lebih dekat, apakah pendekatan pemakaian yang diperluas bisa dilakukan bisa benar-benar menguntungkan pasien,” kata Hahn.
Sama halnya dengan chloroquine, Remdesivir juga sedang diuji klinis bak di Amerika maupun di seluruh dunia.
“Presiden Trump meminta kami untuk cepat memecahkan hambatan
inovasi dan pengembangan perawatan yang menyelamatkan jiwa. Kami melakukan hal itu di FDA,” terangnya.
Sementara Trump menyampaikan jika pertempuran melawan wabah COVID-19 ini adalah perang medis.
“Tidak pernah ada yang seperti ini dalam sejarah (merujuk
pada diberlakukannya lockdown yang mempengaruhi sebagian besar perekonomian dunia). Kita harus memenangkan perang ini. Ini sangat penting,” ucapnya.
Sementara menyikapi meluasnya wabah corona ini, Trump meminta
warga negaranya untuk berdoa meminta perlindungan dan kesembuhan dari Tuhan
selama pandemi corona ini. Dia pun melengkapi arahannya dengan mengutip ayat firman yang berkata bahwa “Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan”.
“Di waktu yang sangat mendesak ini, orang Amerika selalu mengandalkan
doa untuk membantu membimbing kita melalui pencobaan dan masa ketidakpastian
ini. Saat kita terus menghadapi tantangan unik yang disebabkan oleh pandemi
corona ini, jutaan orang Amerika tidak bisa berkumpul di gereja, kuil, sinagoge, masjid dan rumah ibadah lainnya,” kata Trump.
Namun dia mendorong semua orang untuk tidak berhenti meminta
hikmat, ketenangan dan kekuatan dari Tuhan. Dia juga mendorong semua orang
untuk berdoa bagi mereka yang terinfeksi dan juga keluarga yang mengalami kehilangan.
“Saya meminta Anda untuk bergabung dengan saya di satu hari
doa untuk semua orang yang sudah terkena pandemic corona dan berdoa supaya
tangan penyembuhan Tuhan terulur kepada orang-orang di bangsa kita,” ucapnya.
Trump pun menetapkan hari Minggu, 15 Maret 2020 kemarin sebagai
Hari Doa Nasional. Selain meminta kesembuhan dan perlindungan untuk pasien
terinfeksi virus dan juga keluarga, Trump juga meminta orang Amerika untuk
berdoa bagi para tim medis dan pejabat kesehatan yang bertugas untuk menagani
pasien.