Kasus pembunuhan balita 5 tahun oleh seorang siswi SMP di kediamannya
di Sawah Besar, Jakarta Pusat membuat geger masyarakat Indonesia. Parahnya, setelah
membunuh dan menyimpan jenazah balita anak tetangganya itu di lemari, keesokan harinya pelaku menyerahkan diri ke polisi.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku terpengaruh film-film
horor seperti Chucky dan Slenderman. Dari tangan pelaku didapatkan 13 gambar yang
dibuat sendiri disertai dengan tulisan-tulisan berbahasa Inggris. Salah satunya yang menggambarkan karakter Slender Man adalah favorit pelaku.
Slender Man sendiri viral di internet sebagai film horor yang
kerap menebarkan teror pembunuhan dan penculikan anak-anak. Slender Man diadaptasi
ke dalam film pada tahun 2018 dan banyak digemari oleh kalangan anak muda, khususnya remaja.
Tapi siapa sangka film-film horor yang mengandung tindakan kekerasan justru jadi inspirasi bagi remaja asal Sawah Besar untuk membunuh.
Lalu pertanyaannya, sebesar apa pengaruh menonton film horor terhadap
anak? Apakah kasus pembunuhan yang kita dengar ini jadi salah satu dampak berbahaya yang harus jadi tamparan besar bagi orangtua?
Seorang pakar anak bernama Dr. Anne K. Jacobs menyampaikan bahwa
anak-anak di usia 10 tahun ke bawah lebih mungkin mengalami ketakutan jangka
panjang setelah menonton film horor di usia mudanya. Apalagi jika film itu berisi
adegan kekerasan berdarah. Sementara anak remaja yang sering menonton film
horor bisa terpengaruh oleh pesan apa yang mereka lihat. Ada banyak film horor yang
isinya perempuan menjadi korban. Akibatnya, mereka akan terdorong untuk menjadi terbawa emosi dan mengubah cara pandang terhadap diri mereka.
Selain itu, dampak berbahaya dari menonton film horor pada anak adalah:
1. Anak dihantui rasa takut
Penelitian yang diterbitkan oleh Joanne Cantor, profesor seni
komunikasi di Universitas Wisconsin dan Dr. Kristen Harrison, profesor studi
komunikasi di Universitas Michigan menemukan bahwa film horor bisa menimbulkan
efek jangka panjang kepada anak, mulai dari takut kehilangan kendali, takut
mati dan tidak bisa menghadapi realita. Anak akan merasa kalau adegan dalam film akan terjadi di dunia nyata.
2. Anak bisa alami gangguan kesehatan mental
Orangtua harus tahu bahwa gangguan kesehatan mental bukan
hanya bisa menyerang orang dewasa. Tapi anak-anak juga bisa mengalami masalah yang sama setelah menonton film horor.
Seorang psikiater anak, Daniel S. Schechter menyampaikan bahwa
anak-anak yang menonton film horor lebih mungkin terserang kecemasan, gangguan tidur, dan perilaku yang membahayakan diri sendiri.
3. Anak bisa berubah jadi agresif
Sikap alamiah seorang anak adalah meniru apa yang dilakukan
orang dewasa. Seorang anak yang meniru gerakan tarian yang terlihat di televisi
bisa jadi sangat lucu. Tapi bagaimana dengan adegan kekerasan di dalam film-film horor?
Anak-anak yang suka menonton film horor bisa membuat anak menjadi
agresif dan suka dengan kekerasan. Mengerikannya, anak bahkan gak paham dengan
konsekuensi yang akan mereka dapatkan dari tindakan itu karena mereka hanya menirunya dari film. Hal ini disampaikan oleh RY Langham, seorang psikolog keluarga.
Baca Juga:
Acara TV Mempengaruhi Pertumbuhan Anak? Siasati Hobi Nonton Mereka Dengan Cara Ini!
Anak Sering Menghabiskan Waktu Dengan Nonton YouTube? Ini Channel yang Aman Untuknya
4. Membuat anak terdorong untuk menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan
Anak yang suka menonton film horor berdarah rupanya bisa menyebabkan
efek yang sangat berbahaya yaitu membuat anak terdorong untuk menggunakan
kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Sebagian film horor mengajarkan anak untuk
bertahan hidup dengan cara menggunakan kekerasan dan itu sangat bertentangan dengan yang seharusnya.
5. Anak bisa mati rasa
Dr. Brad Bushman, seorang psikolog sosial di Universitas Ohio
menyampaikan bahwa menonton film horor yang berisi kekerasan bisa menyebabkan anak
kehilangan empati dan belas kasihan terhadap orang lain. Dengan kata lain, anak bisa mati rasa dengan kemanusiaan.
Kondisi ini disebut dengan mati rasa emosional.
6. Anak bisa jadi pendendam
Bahaya lain yang bisa disebabkan oleg film horor ke anak adalah kecenderungan anak untuk selalu membalas orang lain yang tidak sepakat dengannya.
Saat dia menilai dirinya ‘baik’ tapi orang lain berkata
justru sebaliknya, maka dia akan membalas orang tersebut dengan caranya. Dan dia
akan menikmati saat hasilnya berjalan dengan baik. Bukankah ini sesuatu yang sangat
berbahaya?
Sekarang, orangtua mungkin bisa mengambil waktu untuk
mengevaluasi apakah selama ini anak dibiarkan menonton film-film berbau horor? Jika
ternyata orangtua menganggap hal itu normal dan tak akan membahayakan anak, maka
saat ini ubahlah pemikiran tersebut. Anak-anak kita membutuhkan orangtua yang memperhatikan
mereka dan setiap hal yang mereka lakukan. Karena dengan pengawasan yang baik
anak bisa terhindar dari berbagai pengaruh buruk yang merusak hidup mereka. Yuk,
orangtua jangan tinggal diam. Bertindaklah sekarang!