Pendeta Afrika Selatan Bassie Jackals meninggal dunia secara tiba-tiba waktu lagi berkhotbah di ibadah Minggu pagi.
Kejadian ini terjadi di Gereja Episkopal Methodis Afrika di Kuruman, Northern Cape pada 19 Januari 2020 lalu.
Dalam sebuah rekaman video, tampak bahwa jemaat tidak merasakan
keanehan ketika Pendeta Jackals tiba-tiba terjatuh dan pingsan. Mereka justru mengira
jika hal itu bagian dari khotbah. Sayangnya, sesaat setelah pingsan nyawa sang pendeta tak lagi tertolong.
Saat dilarikan ke rumah sakit, dia bahkan sudah dalam keadaan
meninggal. Dari hasil otopsi ditemukan jika dia meninggal karena tekanan darah tinggi dan penyakit diabetes.
“Aku berdoa supaya keluarga dan jemaat dikuatkan #RIP Pendeta
Jackals. Sungguh engkau telah berjuang demi perjuangan yang baik,” tulis seorang netizen mengomentari video tersebut.
Pendeta Jackals sendiri meninggal di usia 42 tahun. Dia meninggalkan seorang istri Christina Puleng Jackals dan empat orang putri.
Kematian mendadak pendeta ini pun mengundang duka mendalam dari
jemaat dan rekan-rekan terdekat. Seorang pendeta dan penulis Zambia Walter Mwanbazi
menuliskan ucapan dukacitanya lewat akun Facebook. Katanya, “Dia (Pendeta Jackals)
melayani sebagai pendeta yang bersemangat dan berdedikasi dari semua sidang Gereja
Episkopal dan yang diberikan tanggung jawab tambahan sebagai pimpinan penatua di gereja. (Dia) Bersemangat membangkitkan
jiwa melalui khotbah dan pujian, dia memimpin berbagai organisasi sampai sebelum dia meninggal,” tulisnya.
Baca Juga: Kenang Reinhard Bonnke, Penginjil Yang Dapat Visi Jangkau Afrika Saat Remaja
Mwambazi pun mengajak semua pendeta untuk mengikuti teladan yang dilakukan Jackals selama pelayanannya.
“Kematian ini harus membuat kita membangkitkan panggilan pelayanan kita,” lanjutnya.
Kejadian pendeta meninggal saat khotbah sebenarnya banyak terjadi.
Pada tahun 2015, seorang pendeta meninggal tiba-tiba saat berkhotbah di Gereja Baptis
Saint Mary di New Orleans. Saat itu dia bahkan menyampaikan khotbah tentang kematian
orang percaya. “Kalau Tuhan memanggilku sekarang, aku siap.” demikian kutipan ucapan sang pendeta saat itu.
Di tahun yang sama, seorang pendeta asal Texas meninggal dunia saat berkhotbah di pemakaman seorang anggota jemaatnya.
Sementara di Indonesia terjadi pada tahun 2019 lalu. Seorang pendeta
bernama Henky Kurnia terjatuh dan meninggal tak lama setelah menyampaikan
khotbahnya. Uniknya, saat itu dirinya juga tengah menyampaikan pesan khotbah tentang hidup yang kekal.
“Hidup kita paling 70 tahun, kalau kuat 80 tahun seperti
firman Tuhan. Tapi kalau kita sudah masuk ke dalam kerajaan Tuhan, itu beribu-ribu
tahun dan sampai selama-lamanya abadi,” ucap sang pendeta sebelum pada akhirnya
dia mulai merasakan sakit di bagian tubuh dan tiba-tiba terjatuh.
Hal ini mengingatkan kita kalau gak ada yang tahu kapan
waktunya kita dipanggil pulang. Karena itu, selagi masih punya waktu mari gunakan
waktu kita semaksimal mungkin untuk melakukan hal-hal baik dan berdampak bagi hidup
orang lain.