Mengucap Syukur Atas Segala Hal
Kalangan Sendiri

Mengucap Syukur Atas Segala Hal

Inta Official Writer
      3724

1 Tesalonika 5:18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 12; Wahyu 18; Maleakhi 3-4

Saya dan suami sepakat untuk merawat ayah yang berusia 91 tahun. Hampir dua bulan yang lalu, Ayah jatuh dari tangga. Untungnya, nggak ada satu pun tulang yang patah. Namun, ia mengalami beberapa lebam dan memar, sehingga Ayah harus dirawat di rumah sakit untuk melakukan sedikit observasi.

Beberapa hari kemudian, Ayah dipindahkan ke rehabilitasi rumah sakit. Namun, karena satu dan lain hal, rehabilitasi itu mengalami penundaan. Selang beberapa waktu, Ayah dirujuk untuk menjalani satu hari terapi, tapi sejak hari dimana dia jatuh, ayah terus menunjukkan berbagai komplikasi.

Dan hal ini terjadi terus menerus. Ayah harus mengalami berbagai rasa sakit dan penderitaan, sehingga pengharapan kami mengalami naik dan turun. Perpindahna dari rumah sakit ke pusat rehabilitasi membawa sebuah pengharapan bahwa Ayah pasti akan sembuh.

Sayangnya, tidak demikian. Ayah masih mengalami serangkaian masalah fisik yang terus menghambat kemajuan. Beberapa hal menyebabkan rasa sakit yang membuat Ayah sama sekali tidak nyaman. Sementara beberapa penyakit lainnya, ada yang bisa mengancam keselamatan nyawanya. Untuk itu, ayah berada dalam dua keadaan, harapan untuk sembuh, sekaligus harapan untuk bisa segera menyapa istrinya yang sudah lebih dulu dipanggil oleh Tuhan.

Ketika seseorang telah menjalani kehidupan yang utuh, produktif, dan siap untuk berpindah ke rumah abadi, sulit rasanya untuk tidak mempertanyakan apa yang Tuhan mau ditengah-tengah rasa sakit yang terus berlanjut dari minggu ke minggu.

Kita sadar kalau tahun 2019 ini hanya tinggal hitungan hari. Karena itu, Natal tahun ini merupakan sebuah pengingat agar kita mengucap syukur. Di tengah pasang surut kehidupan, kita harus mengingat apa yang dikatakan dalam 1 Tesalonika 5:18 di atas.

Di tengah-tengah kondisi yang harus bolak-balik dari rumah sakit ke tempat rehabilitasi setiap hari. Saya bisa melihat bagaimana kesakitan yang Ayah hadapi. Namun, Tuhan selalu punya cara agar saya terus mengucap syukur dalam segala hal. Bahkan kalau sampai saya mengalami kesakitan sekali pun, saya perlu bersyukur atas segala hal yang telah Tuhan lakukan dalam hidup saya.

Saya punya banyak pertanyaan soal apa yang akan terjadi besok, atau tujuan apa yang Tuhan telah taruh buat saya. Namun, dalam setiap pertanyaan tersebut, saya harus berterima kasih dalam segala hal.

Bahkan, tidak hanya mengucap syukur, tetapi Efesus 5:20 juga mengajarkan kita untuk memberikan ucapan syukur dalam segala hal.

“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.”

Bersyukurlah atas semua hal yang telah Tuhan lakukan, sebab semua itu membawa kita dalam level yang baru.

Bagaimana kita bisa bersyukur atas kesulitan? Hidup kan, tidak semudah yang kita bicarakan. Terkadang, ada waktu dimana semuanya jadi terasa sulit.

Satu-satunya cara untuk kita bersyukur atas semua hal, dan jujur tentang hal itu. Kita harus percaya akan kebaikan dan kedaulatan Tuhan atas hidup kita.

Selama pencobaan yang sulit, percayalah bahwa:

Tuhan mencintai saya.

Dia baik sepanjang waktu dan belas kasihan-Nya baru setiap pagi.

Tidak ada yang menimpa saya tanpa izin-Nya.

Dia adalah kebijaksanaan, kekuatan, dan otoritas tertinggi.

Dia memiliki tujuan untuk mengizinkan persidangan ini.

Dia mengerjakan semua hal bersama untuk kebaikan saya karena saya mencintainya dan saya dipanggil sesuai dengan tujuan-Nya.

Hidup bukan tentang saya. Ini tentang Tuhan. Tujuannya yang lebih besar adalah menggunakan segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya dan pembangunan kerajaan-Nya. Karena itu, saya bisa berterima kasih atas semua hal.

Saya tahu Tuhan itu berdaulat. Di kepala saya, saya tahu semua itu benar.

Namun, sekarang, ketika hidup ini sulit dan saya sulit bersyukur kepada Tuhan, saya akan menyadari kesenjangan antara apa yang kepala saya tahu dan apa yang saya percayai.

Tuhan, saya percaya; bantu saya di tengah ketidakpercayaan saya.

Hak Cipta © 2013 Kay Camenisch. Digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami