Nggak terasa, akhir tahun sudah di depan mata. Beberapa dari
kamu mungkin sudah cek daftar pencapaian tahun lalu dan berniat untuk bikin resolusi di tahun depan. Apakah itu benar?
Apakah kamu sudah punya resolusi dan mulai memikirkan visi, misi, dan hal-hal untuk bergerak maju dan mengalami pertumbuhan di tahun depan?
Sebelum kamu mengisi rencana kamu dan menulis impian, visi
kamu maka ingatlah untuk menjalankan semuanya dengan memfilter melalui Firman
Tuhan. Cek kembali dan doakan apakah
visi, impian dan kerinduan kamu itu adalah apa yang Allah kehendaki, dan
apakah kamu sudah memandang Yesus sebagai teladan utama dalam membuat semua resolusi dan visi tersebut?
Sebelum melakukannya, cobalah untuk menjawab beberapa pertanyaan ini di dalam hati kamu dan memastikan apa yang sudah kamu tulis :
1. Apakah tujuan kamu bertentangan dengan Alkitab?
Tuhan nggak akan memimpin kamu untuk melawan FirmanNya. Jadi pikirkanlah setiap tujuan kamu dan jalankan sesuai dengan saringan FirmanNya.
Pikirkan, apakah tujuan kamu itu merugikan orang lain,
mengambil keuntungan dari orang lain, menyakiti hati orang lain dan lain sebagainya maka pikirkanlah kembali.
Janganlah bertindak dengan cara yang tidak Alkitabiah. Serahkanlah tujuan kamu itu kepada Tuhan dan biarlah Dia yang mengerjakannya.
Berdirilah dengan teguh dalam batasan yang dibuat oleh Firman Allah.
2. Sudahkah kamu berdoa untuk tujuan kamu tersebut?
Kadang, setelah kita
menuliskan tujuan dan resolusi kita, kita menjadi lupa untuk
mengkosultasikan dan berdoa kepada Tuhan. Kita melangkah sendiri, padahal betapa pentingnya kita membutuhkan Tuhan dalam mengarahkan jalan kita.
Jadi, setelah kamu menulis tujuan dan resolusi kamu tahun
depan, baik itu tentang pekerjaan atau bisnis kamu maka bawalah itu kepada Tuhan di dalam doa. Berdoalah dan minta penyertaan Tuhan.
Bawalah terus menerus tujuan dan resolusi itu kepada Bapa.
Percayalah bahwa Tuhan mampu dan berdaulat atas itu, dan jalanNya lebih hebat dari jalan kita sendiri.
Amsal 3:5
mengatakan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."
3. Apakah
kamu damai sejahtera atau justru merasa kacau ketika menetapkan tujuan tersebut?
Tahu nggak sih bahwa Tuhan adalah Allah yang penuh damai,
keamanan dan kejelasan. Cara dan kehendakNya nggak pernah tersembunyi. Dia
sudah memberikan Roh Kudus kepada kita sebagai
orang percaya, sehingga Roh Kudus memimpin, membimbing, dan mengajar kita.
Apakah kamu merasa damai sejahtera ketika menulis tujuanmu
itu, atau justru kamu merasa cemas setiap kali kamu berjalan dan melangkah
menuju tujuan tersebut. Jika demikian, maka luangkanlah waktumu untuk melihat kembali apakah tujuanmu itu adalah hal yang benar.
Perasaan kacau itu mungkin tanda-tanda tidak baik yang berasal dari Roh Kudus yang memimpin kamu.
1 Korintus 14:33, "Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera."
BACA JUGA : Menjadi Orang Yang Takut Akan Tuhan dan Berintegritas Dalam Dunia Pekerjaan. Ini Gunanya!
4.
Siapakah yang akan mendapatkan kemuliaan jika kamu akhirnya mencapai tujuan tersebut?
Tujuan yang tercapai meruapakan sebuah kemenangan dan pantas
di rayakan bukan? Nah, sebagai orang percaya, ketika kamu menulis resolusi, dan
visi kamu di tahun depan, dan memikirkan kemenangannya, apakah itu untuk dirimu sendiri saja atau Tuhan?
Kita semua tentu menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi
dan yang kita lakukan pasti melewati tangan Tuhan dan segalanya kita lakukan melalui kuasa ilahi-Nya bukan?
So, pikirkanlah apakah tujuan kita tersebut benar-benar
memuliakan Tuhan pada akhirnya dan memberitakan kabar baik ke bangsa-bangsa atau tidak.
Mazmur
115:1, "Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada
nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!"
Menetapkan sebuah tujuan dan menuliskan resolusi adalah hal
yang baik, tapi perlu kita pikirkan apakah hal itu benar-benar untuk Tuhan atau
hanya untuk diri sendiri. Jadi, selamat menentukan visi, resolusi dan impian
kamu di tahun depan ya. Jangan lupa menjawab 4 pertanyaan di atas sebelum
menulisnya. Semangat!