Ada yang sudah tahu kisah tentang Safira dalam Kisah para
Rasul 5:1-11 ?
Jika kita baca dengan baik-baik, kisah Safira dan suaminya,
Ananias ini mengajarkan kita mengenai ketulusan terhadap Tuhan.
Ananias dan Safira memiliki sebidang tanah dan kemudian menjualnya,
tetapi dengan sepakat mereka tidak menyerahkan semua hasil penjualannya kepada
Allah. Ketika Petrus bertanya kepada Ananias, dan membukakan apa yang terjadi,
seketika Ananias meninggal dunia setelah mendengar pernyataan tersebut.
Kemudian, diayat berikutnya, Petrus juga bertanya kepada
isterinya, Safira dan ini penting sekali kita simak baik-baik, hai para isteri.
Kisah
Para Rasul 5:2; 8-9, "Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari
hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki
rasul-rasul....Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga
sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul
sekian." Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai
Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan
pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."
Dari kisah Safira ini, ada beberapa hal yang bisa kita
pelajari :
1. Sebagai
isteri, kita seharusnya nggak sepakat dengan dosa suami
Meskipun Tuhan menginginkan kita tunduk kepada suami, sehati
dan juga sepikir, tapi tidak dengan dosa. Kalau ada yang menyimpang, maka
suami/isteri harus ingat bahwa kita nggak harus sepakat dengan hal itu.
Melainkan mengingatkan suami kita untuk tidak melakukannya, bukan? Atau
menolong/merangkul mereka untuk mengerti tentang kebenaran.
2.
Pentingnya memberikan pengaruh yang positif untuk suami kita.
Jangan seperti Safira yang malah bekerjasama dengan suaminya.
Sudah tahu salah, malah mendiamkannya. Nah, sebagai isteri kita harus mau dan
mampu mempengaruhi suami kita untuk melakukan yang benar, bukan malah
menyetujui apapun yang dia katakan ya.
Sekarang, coba tanya dan lihat dirimu sendiri, pengaruh apa
yang sudah kamu berikan kepada suami kamu? Jangan-jangan, kita masih seperti
Safira zaman now yang mendiamkan suami kita ketika melakukan dosa dan
mencobai Roh Tuhan.
Memang Alkitab nggak menuliskan siapa yang duluan memiliki ide
untuk menyimpan sebagian hasil jual tanah tersebut, tapi lihat deh bahwa akibat
dosa itu ditanggung oleh mereka bersama.
Ketika kamu dan suami menikah, artinya kalian sudah menjadi
satu daging dan tak terpisahkan kecuali maut. Sehingga ketika satu yang
berbohong maka keduanya akan terkena akibat apalagi jika kebohongan dan dosa
itu kamu setujui .
BACA JUGA : Bangkit Dari Luka Patah Hati Karena Ulah Suami
Seandainya Safira mempengaruhi suaminya untuk melakukan apa
yang benar, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Jadi, inilah poin pentingnya yang harus kita ingat ya, Isteri.
Jangan sampai gagal menggunakan pengaruh positif kamu untuk suami bahkan orang
disekitarmu.
Kemudian, hal kedua yang perlu kita perhatikan bahwa mengubah
suami dan mempengaruhi seorang suami adalah hal yang berbeda.
Mengubah suami artinya merubah suami dengan keinginan dan
motivasi kita sendiri tanpa peduli apakah dia suka atau tidak. Hal ini sama
dengan menuntut suami. Sementara mempengaruhi suami adalah, mengubah diri kita
sendiri lebih dulu, dan berharap suami termotivasi dengan perubahan kita dan
melakukan hal yang serupa bahkan menjadi jauh lebih baik.
Itu sebabnya, apa yang Tuhan kehendaki adalah, kita harus
penuh kasih, murah hati dan menerima
segala kekurangan suami tanpa menuntut apapun.
Setiap wanita, memiliki suami dengan tipe yang berbeda. Tapi
kita nggak berhak mengubah mereka, sebab hanya Tuhanlah yang berhak. Bagian
seorang isteri hanyalah mempengaruhi dengan menumbuhkan atmosfer yang mendukung
suami agar kebiasaan dan karakternya berubah tanpa memaksa dan menuntutnya.
Jadi sudah jelas bukan bahwa menjadi isteri itu sebuah hadiah
dari Tuhan, dan itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengubah suami
dan menjadi berkat bagi banyak orang. Jangan seperti Safira yang teman-teman,
tapi jadilah benar dan isteri yang bijak.