Sebuah
studi menemukan hubungan antara kurang tidur dengan meningkatkan konflik suami
istri. Selain itu, kurang tidur dalam jangka waktu yang panjang bisa menyebabkan kerusakan pada kondisi tubuh loh.
Para
ilmuwan dari Universitas Ohio menemukan bahwa mereka yang mengalami gangguan
tidur atau kurang tidur kronis memiliki risiko serangan beragam penyakit yang cukup
parah. Risiko penyakit yang paling rentan adalah diabetes, kanker, serangan
jantung, dan sebagainya. Saat mulai mengalami gejala penyakit ini, mereka yang tidak
mendapatkan tidur yang cukup selama dua hari berturut-turut hanya akan memperparah penyakitnya.
Kurang tidur juga bisa meningkatkan pertengkaran suami istri. Jika keduanya sama-sama tidur kurang dari tujuh ham dalam dua malam, maka kondisi tubuh yang tidak fit akan membuat keduanya mudah terbawa emosi. Akibatnya, komunikasi tidak akan terjalin dengan baik.
Baca Juga:
Gak Ada yang Lebih Seksi Dari Punya Suami yang Rajin Berdoa
Menikah Itu Tantangan, Biar Tetap Akur Suami Istri Perlu Miliki Hal Ini
Berikut beberapa pengaruh kurang tidur yang bisa rusak pernikahan.
1. Tidur yang
buruk bukan hanya merusak komunikasi. Tapi juga membuat pasangan gak kehilangan
kemampuan untuk membaca emosi pasangannya. Kondisi tubuh yang kurang istirahat mempengaruhi
pikiran dan mood sehingga pikiran akan lebih banyak memproduksi hal-hal negatif.
2. Kurang
tidur membuat pasangan kehilangan rasa terima kasih pada pasangan. Dimana pasangan
yang menghabiskan malam dengan hati yang gelisah dan terbangun hanya akan membuatnya dipenuhi dengan perasaan cemas. Akibatnya, dia akan kehilangan rasa aman dan dihormati.
Kondisi ini kebanyakan dialami oleh kaum perempuan. Karena perasaan mereka lebih mendominasi saat sedang mengalami kurang tidur.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengatur waktu tidur dengan teratur. Misalnya, dengan membuat alarm jam waktu tidur bersama. Kalau kondisinya suami dan istri ternyata punya jam kerja yang berbeda, perlu bagi keduanya untuk saling mengingatkan soal jam istirahat masing-masing.
Tapi
tetaplah mengingat untuk selalu menyeimbangkan waktu kebersamaan kalian dengan komunikasi
dua arah. Setidaknya menghabiskan waktu setiap hari untuk ngobrol selama 30
menit saja.