Guru agama Kristen SMK Ichthus, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Alexander Pangkey, STh merenggang nyawa di tangan siswa sendiri.
Alexander yang bekerja sebagai guru agama di sekolah tersebut
diserang oleh salah seorang siswanya dengan sebilang pisau tajam pada Senin, 21
Oktober 2019. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa Alexander gak
tertolong. Kematiannya disebabkan oleh luka tikaman yang dilakukan berkali-kali di bagian tubuhnya.
Kronologi kejadian ini pun sempat terekam dalam sebuah video berdurasi
pendek. Video tersebut merekam detik-detik dimana siswa pelaku penikaman masih mengenakan
seragam putih abu-abu. Sementara Pendeta Alexander, yang mengenakan jaket merah saat itu diserang di atas sebuah taman berumput hijau.
Saat diserang, dia sempat berusaha menghentikan muridnya itu.
Bahkan dalam keadaan tak berdaya dia sempat meneriakkan nama Tuhan. Katanya, “Dalam nama Yesus! Dalam nama Yesus! Setop, setop! Dalam nama Yesus!”
Setelah itu sang siswa meninggalkan Alexander. Dengan tubuh
yang dipenuhi luka, dia mencoba bangkit dan meminta seseorang untuk membawanya ke rumah sakit.
Usut punya usut, pelaku tega menyerang sang guru karena gak terima ditegur karena kedapatan merokok di sekolah.
Baca Juga:
Soal Penikaman Wiranto yang Terkait ISIS. Apa yang Patut Dipelajari Dari Peristiwa Ini?
Protes Menteri Agama Pilihan Jokowi, PBNU Sebut Alasan Ini
Akibat perbuatannya, pelaku sudah diamankan pihak kepolisian dan
menjalani pemeriksaan. Sebelum tertangkap, pelaku sempat melarikan diri. Namun dengan bantuakn orangtua, pelaku berhasil ditemukan empat jam setelah kejadian.
Kepada pihak kepolisian dia mengaku melakukan perbuatannya lantaran tak terima ditegur.
Kejadian yang berujung duka inipun banyak mengundang
keprihatinan dari masyarakat. Mereka menilai tindakan pelaku yang merupakan siswa
sendiri begitu sadis. Peristiwa ini bahkan digambarkan sebagai kondisi darurat bagi para guru.
Guru yang harusnya dihargai dan dihormati justru jadi korban dari
tindakan brutal siswa sendiri. Apalagi hal itu dilakukan kepada guru agama yang notabene berperan untuk membentuk siswa jadi pribadi yang berakhlak baik.
Ucapan duka cita pun ramai berdatangan. Masyarakat berdoa jika
jasa Alexander dalam mendidik siswa tidak pernah sisa-sia. Kematiannya juga dianggap
berharga di mata Tuhan seperti terkutip dalam Mazmur 116: 15.
Kepada keluarga, mereka juga berdoa supaya diberikan kekuatan
dari Tuhan.