Para pemimpin gereja di Timur Laut Suriah, yang dikenal
sebagai wilayah mayoritas Kristen, menyampaikan kekuatiran mereka atas peningkatan
serangan militer Turki ke wilayah Suriah. Sebanyak 50.000 umat Kristennya dinyatakan sedang terancam jadi korban serangan bom tersebut.
Hal ini ditunjukkan dengan serangan bom udara besar-besaran oleh militer Turki sejak pekan lalu ke kota-kota besar di Suriah.
Beberapa pemimpin gereja mengatakan bahwa serangan bersenjata antar kedua kubu ini terjadi untuk menghentikan tindakan ISIS.
Salah satu pemimpin Kristen dari Gereja Alliance di Qamishli,
dekat dengan perbatasan Turki menyampaikan kepada Open Doors bahwa dia,
keluarga dan sejumlah anggota gereja terpaksa melarikan drii pada Sabtu lalu karena serangan bom yang tak henti-henti.
“Ada banyak penembakan kemarin di perbatasan. Beberapa rumah hancur total,” terangnya.
Pemimpin gereja lainnya juga melaporkan kondisi yang terjadi di
sekitar kediaman mereka di perbatasan kota Kobani, dimana militer Turki dan kelompok teroris ISIS bentrokan senjata berat.
Sementara di beberapa bagian Suriah, ISIS masih menduduki wilayah
dan memaksa orang Kristen untuk mengikuti aturan berpakaian dan membayar uang perlindungan. Mereka juga dilarang menjalankan kegiatan keagamaannya dengan bebas.
Para pemimpin gereja di sana juga jadi sasaran penculikan dan dipaksa untuk memberikan uang tebusan.
Terkait hal inilah, pemimpin gereja yang tergabung dalam World
Evangelical Alliance (WEA) menyerukan kepada gereja global untuk berdoa bagi umat
Kristen di Suriah. Organisasi, yang sudah melayani lebih dari 130 negara di
seluruh dunia ini, mengatakan bahwa mereka begitu prihatin dengan kondisi yang terjadi di wilayah perbatasan Turki dan Suriah ini.
Mereka menyampaikan bahwa jika serangan ini terus meningkat maka
warga yang tinggal di sana tidak akan mendapat pasokan makanan, air, obat-obatan yang cukup untuk kebutuhannya.
“Kami sangat prihatin dengan situasi yang memburuk di Suriah dan orang-orang yang terjebak dalam konflik ini. Kami menyerukan semua pihak yang terlibat untuk bekerja segera mengakhiri kekerasan yang tidak masuk akal ini, menuju perlindungan warga sipil tak berdosa dan pemulihan perdamaian, yang juga perlu mencegah kebangkitan terorisme yang mengancam orang-orang dari semua agama, termasuk orang Kristen,” kata Uskup Efraim Tendero selaku Sekretaris Jenderal WEA.
Baca Juga:
Didatangi Yesus, Pria Timur Tengah Ini Diminta Tuliskan Kitab Yohanes Setiap Malam
Perjuangan Norine Brunson, Istri Pendeta Doa Tiap Hari Demi Bebaskan Suami dari Penjara
Sementara serangan militer Turki ke perbatasan Suriah ini terjadi
menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari wilayah itu pekan lalu, dimana banyak pihak evangelis sempat menolak tindakan tersebut.
Bahkan televangelis terkenal Pat Robertson telah menyayangkan
keputusan Presiden AS Donald Trump atas penarikan pasukan ini. Dia menyampaikan
hal ini dalam penampilannya di program The 700 Club belum lama ini. Dia percaya
kalau Presiden AS hanya akan kehilangan mandat ilahi jika mengijinkan tindakan tersebut terjadi.
Seperti diketahui, Trump telah menanggapi tindakan Turki dengan
membekukan pembicaraan mengekai kesepakatan perdagangan 100 miliar dolar AS dan memerintahkan pengenaan sanksi kepada pemerintah Turki.
Sanksi ini diberlakukan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
menolak tuntutan Trump untuk segera melakukan genjatan senjata.
Mari terus menyampaikan dukungan untuk Kristen Suriah. Dengan
mendoakan supaya baik pemerintah Turki, Amerika dan Suriah mengambil tindakan yang
menjamin keselamatan umat Kristen di wilayah Timur Laut Suriah.