Apakah kamu suami yang mengalami perlakuan yang menyenangkan dari
istrimu? Sering direndahkan, dianggap gak becus dan kerap menyerangmu dengan kata-kata kasar?
Semua suami yang mencintai pasangannya sepenuhnya pasti gak
akan bisa berbuat banyak saat diperlakukan demikian. Bahkan sebagian besarnya memilih
menerima tanpa perlawanan. Meski di sisi lain, mereka akan mulai merasa
terintimidasi, menjadi lebih pendiam dan rapuh. Paling buruknya, suami yang tak
diperlakukan dengan seharusnya di rumah akan memilih untuk mencari cinta yang baru di luar. Tentu saja hal ini berbahaya bagi pernikahan.
Konsep Dasar Pernikahan
Orang Kristen pasti sudah tahu kalau pernikahan ini harus
dibangun dari rasa saling menghormati dan membangun komunikasi yang sehat. Saat
salah satu pihak mulai mendominasi dan terbiasa memojokkan pihak lain, bersikeras
untuk selalu didengarkan dan bahkan diperlakukan kasar, saat itulah rasa hormat terhadap pasangan hilang.
Adakah dari antara kalian para suami pernah mengalaminya? Apa kamu merasa tertekan karena gak lagi dihargai oleh istrimu?
Bisa jadi, tanpa sadar kamu sedang berhadapan dengan seorang istri
pembully, cenderung memperlakukan orang lain dengan kasar. Bagaimana memastikan jika pasanganmu berubah jadi sosok demikian?
1. Istri lebih memegang kuasa dalam urusan rumah tangga
Gak mungkin seorang istri bisa memperlakukan suaminya lebih
rendah kalau dia gak merasa jadi penguasa. Istri demikian cenderung lebih dominan dalam mengatur segala urusan rumah tangga.
Dia bahkan gak memberikan kesempatan sedikitpun untuk suaminya memutuskan atau mengurus sesuatu yang penting bagi rumah tangga.
Biasanya istri tipe ini suka berperilaku kasar pada pasangannya secara verbal.
2. Istri terlalu egois sama diri sendiri
Yang disebut istri pembully akan cenderung lebih egois. Mereka
menganggap diri mereka lebih penting dari apapun. Sehingga terus menerus mendesak suaminya untuk mengikuti apa yang dia mau dan inginkan.
Istri tipe ini juga akan sering menganggap diri lebih benar dari pasangan.
3. Istri lebih agresif baik dalam hal bertindak dan bersikap
Apakah istrimu tipe yang gak bisa mengelola emosi? Apa kamu suka
sakit hati karena perkataannya yang menyakitkan? Ini pertanda kamu sedang dikuasai oleh istri pembully.
4. Gak punya rasa prihatin dan sulit mengakui kesalahan
Seseorang yang cenderung tumbuh dengan sifat pembully gak lagi punya rasa prihatin atau empati ke orang lain. Karena itulah dengan teganya memperlakukan suami bahkan anak-anaknya dengan kasar. Bukan cuma itu, perasaan jadi orang yang paling benar dan ego membuat istri sulit untuk mengakui kesalahan.
Baca Juga:
Ini Alasan Pentingnya Peran Gereja Dalam Pernikahan
Di Pernikahanmu, Apa Kamu Jadi ‘Tukang Kebun’ Atau Jadi ‘Konsumen’?
Saat seorang suami jadi korban bully atau pelecehan istri, biasanya
mereka akan mulai merasa malu dan kehilangan harga dirinya. Masalah ini sama beratnya dengan pelecehan yang juga dialami istri oleh suaminya.
Bagaimana cara untuk keluar dari perlakuan yang tak menyenangkan ini?
Pertama, bagi
suami yang menghadapi istri yang suka menggertak atau berkata kasar, cobalah untuk bersikap tegas. Tetapkan batas perilaku istri. Saat dia sudah mulai melampaui
batas, utarakanlah dengan tegas apa yang sedang kamu alami. Beritahu dia bahwa perilakunya
bisa merusak pernikahan dan selama dia tak berubah, pernikahan akan tetap dalam ancaman yang begitu berbahaya.
Alternatif lain untuk mengubah tipe istri demikian adalah
dengan mencari tahu akarnya. Bisa jadi istri memang mengalami bekas luka emosional
di masa lalu. Satu-satunya cara untuk memulihkannya adalah dengan mencari konseling dan bantuan medis.
Kedua, istri yang suka berbuat kasar secara fisik terhadap suami. Dalam hal
ini, suami perlu mengakuinya kepada orang lain. Jangan biarkan harga dirimu sebagai
pria membuatmu harus hidup selama puluhan tahun dalam luka yang tak disembuhkan.
Pelecehan fisik yang dilakukan seorang istri kepada suami jadi
pertanda kalau pernikahan hanya akan bisa diselamatkan dengan bantuan dari pihak lain, entah itu keluarga maupun pembimbing rohani yang kamu percayai.
Ketiga, istri
yang bertindak kasar secara verbal bisa jadi justru membekaskan luka yang lebih dalam bagi suami. Saat istri mulai menyampaikan kata-kata kasar dan merendahkan,
membicarakannya dengan terus terang akan jauh lebih baik. Sampaikanlah, “Kata-katamu
benar-benar melukaiku. Selama kamu masih memperlakukanku dengan rendah seperti ini, maka kamu sedang menghancurkan pernikahan kita perlahan-lahan.”
Dan saat dia tidak merasa menyesal dengan tindakannya, maka jasa konseling akan jadi solusi terbaik.
Keempat, cari tahu apakah istrimu sedang kecanduan sesuatu.
Karena efek dari kecanduan sesuatu bisa mengubah sikap seseorang menjadi lebih agresif dan emosi yang tak terkontrol. Saat itulah kamu butuh bantuan dari pihak lain.
Kita perlu mengapresiasi setiap suami yang mengalami bully atau
pelecehan dari istrinya tapi masih tetap memilih untuk tidak melawan. Karena hal
itu membuktikan bahwa mereka dewasa secara karakter. Tapi bukan berarti mendiamkannya
selamanya ya. Yang seorang suami berhak untuk tegas. Mengingat bahwa posisimu adalah
seorang kepala keluarga dan jadi kewajiban seorang istri untuk tunduk dan
hormat kepada suami.
“Hai isteri,
tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala
isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan
tubuh...Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia
menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman...” (Efesus 5: 22-23
& 25-26)