Kent Brantly, dokter Kristen yang hampir meninggal setelah tertular
virus Ebola saat melayani di Liberia, menyampaikan rencananya untuk kembali melayani bersama pelayanan misi medisnya ke Afrika.
Brantly mengumumkan bahwa dia bersama dengan istri dan kedua anaknya akan menuju ke Zambia, Afrika Selatan.
“Kami sudah menghabiskan waktu berdoa, berpuasa, dan
berbicara bersama tentang hal ini dan Tuhan telah membuka pintu langkah demi langkah,” ucapnya, seperti dikutip dari Christianpost.com.
Menurut Brantly, kondisinya sudah benar-benar pulih baik secara emosional maupun spiritual, sejak peristiwa serangan virus Ebola lima tahun silam.
“Sudah lima tahun penyembuhan emosional dan penyembuhan spiritual. Aku pikir kami sudah bertumbuh dan diperlengkapi dalam berbagai hal selama lima tahun ini sesuatu yang kami tidak lakukan sebelum pergi ke Liberia,” terangnya.
Baca Juga:
Dukung Doa, Reinhard Bonnke akan Adakan Pelayanan Terakhir di Afrika
Waspada, Wabah Virus Ebola Serang Afrika Barat
Seperti diketahui, Brantly terkena virus mematikan ini ketika dirinya
ikut dalam pelayanan medis bersama organisasi Kristen Samaritan’s Purse yang dipimpin
oleh penginjil Franklin Graham. Sembari merawat pasien, Brant pun tanpa sadar ikut
terserang virus. Dengan kondisi yang tidak semakin membaik, akhirnya Brantly dipulangkan
ke Amerika Serikat dimana dia menjalani perawatan intensif selama tiga minggu di Rumah Sakit Universitas Emory di Atlanta.
Saat didiagnosa Ebola, Brantly mengaku tetap bisa tenang karena dia mempercayakan Tuhan atas segala hal yang dia alami.
“Aku benar-benar menganggapnya sebagai anugerah dari Tuhan bahwa
aku merespon (kabar) itu seperti yang aku lakukan (saat itu). Di hari-hari menjelang
diagnosa, aku punya waktu untuk merenungkan dan membaca Alkitab dan berpikir tentang
situasiku saat ini. Aku diisolasi selama tiga hari sebelum diagnosa disampaikan,
dan selama itu, aku mampu mencapai keadaan pikiran dengan perkspektif tentang
apa yang kami lakukan di sana (Liberia). Dan aku pikir itu adalah hadiah dari Tuhan yang benar-benar mengubah caraku meresponi situasi yang terjadi,” terangnya.
Apa yang dilakukan Brantly akhirnya membuatnya mampu melewati proses
pemulihan dari virus Ebola dengan sukses. Bahkan saat ini dia benar-benar sudah sembuh total.
“Waktu aku mendengar diagnosa itu, aku berkata, “Ya Tuhan,
aku datang kesini hanya untuk melayaniMu.’ Dan aku pikir Dia menjawab doa itu,” ungkapnya.
Bersama Samaritan’s Purse, dia akan membantu masyarakat di daerah pedesaan yang kekurangan dokter.
Brantly rencananya akan bekerja di Rumah Sakit Misi Mukinge, dengan
fasilitas 200 tempat tidur. Dia juga akan bekerja sama dengan organisasi Christian
Health Service Corps dan berkomitmen untuk melayani setidaknya dua tahun di
rumah sakit tersebut.
Seperti diketahui, dari tahun 2014-2016, wabah Ebola di
Afrika Barat telah merenggut nyawa 11.325 jiwa (berdasarkan data WHO). Kemudian
wajah Brantly muncul di sampul majalah Time dengan menjuluki dirinya sebagai ‘The
Ebola Fighters’ Person of the Year 2014. Dia pun begitu bersyukur kepada Tuhan karena
sudah menyelamatkan hidupnya dan saat ini dia akan menjalani kehidupannya dengan
setia pada panggilan yang Tuhan sudah sampaikan atas hidupnya.