Kalau ibu harus mengalami masa depresi pasca persalinan. Perubahan
suasana hati pada seorang ibu baru dianggap lazim dan dimaklumi oleh semua orang.
Bukan hanya ibu, tapi seorang ayah baru juga bisa mengalami semacam perubahan suasana hati yang aneh saat akan menyambut anak pertamanya.
Beberapa calon ayah merasa belum siap untuk proses transisi yang
akan mereka alami. Dan beberapa lainnya mulai terserang rasa takut akan rutinitas sepanjang hari yang akan mereka jalani.
Walaupun di masa-masa kehamilan, seorang calon ayah akan
cenderung jadi suami siaga bagi istrinya. Tapi untuk beberapa ayah baru akan mulai
mengalami gejolak emosi. Meskipun kelihatan bahagia menyambut kehadiran sang bayi,
tapi para ayah baru ini seakan punya sesuatu perasaan takut yang gak bisa diungkapkan.
Beberapa kondisi yang dialami seorang ayah baru adalah:
1. Serangan kecemasan dan rasa bersalah
Sama seperti ibu baru, seorang ayah juga berisiko mengalami depresi
berat setelah kehadiran anak. Seperti serangan kecemasan, rasa bersalah, dan perasaan menutup diri.
“Aku benar-benar gak mengharapkan mengalami roller coaster emosional pada awalnya,
dengan tekanan yang aku rasakan sebagai pencari nafkah dan kemudian tiba-tiba kaget
dengan tanggung jawab tambahan sebagai ayah, yang bertanggung jawab untuk dua
orang dan menyadari bahwa hubungan ayah dan anak mempengaruhi perkembangan anak,” ucap seorang ayah baru.
2. Takut gak sanggup mengemban dua kewajiban sekaligus
Tekanan emosi yang dialami ayah baru muncul dari pemikiran
serius soal peran seorang laki-laki sebagai pencari nafkah dan juga suami yang harus berperan dalam mengurus anak.
“Dalam kasusku, aku merasa sangat tertekan dalam mencoba menyeimbangkan
antara membantu istri dan anak kami dan juga tanggung jawab keuangan tambahan.
Istriku sedang cuti hamil dengan 50% dari penghasilan sebelumnya dan sekarang kami
membeli pokok, susu formula, sayuran organik untuk makanan bayi, dan pakaian baru setiap beberapa bulan dan banyak hal lainnya,” kata ayah baru lainnya.
3. Merasa gak mampu mengontrol reaksi bayi dalam situasi genting
Sebagai seorang pria yang belum punya pengalaman dalam mengasuh
anak, ayah baru rupanya diserang ketakutan kalau-kalau gak mampu mengontrol reaksi bayinya saat merengek.
“Sebagai seorang pria yang punya mentalitas memperbaiki masalah,
sulit untuk menerima kalau aku benar-benar tidak bisa mengontrol bayi yang selalu
merengek. Tiba-tiba semuanya terasa di luar kendali, dan aku benar-benar gak
tahu harus bagaimana meresponi atau bereaksi, selain memastikan kami bertiga selamat,” lanjutnya.
4. Bermasalah dalam hal pola tidur
Jadi ayah baru jelas berbeda saat masih belum punya anak. Sama
seperti ibu baru yang akan menghadapi masa-masa kelelahan dan kurang tidur. Ayah baru juga akan menghadapi efek yang sama.
Setelah pulang kerja, ayah baru gak lagi punya waktu untuk
segera istirahat. Alih-alih istirahat, mereka harus menggantikan peran istri untuk menjaga anak.
Kondisi ini akan terus menerus berlangsung sampai pada akhirnya ayah baru mulai lelah dan kehilangan tenaga.
Baca Juga :
Hanya Bertahan Enam Jam, Kelahirkan Anne Bukan Tanpa Tujuan
Jangan Kira Asyik, Jadi Anak Pendeta Juga Alami Suka Duka Ini Loh!
Di tahun 2010, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal
of American Medical Association yang mengkaji 43 studi di seluruh dunia menemukan
lonjakan besar depresi pada ayah terjadi pasca persalinan. Sekitar 25% ayah mengalami
depresi di tiga sampai enam bulan pertama. Sementara 10% lainnya bisa mengalami depresi di usia satu tahun pertama anak.
Beberapa tanda dari ayah baru yang mulai depresi atau stress ditunjukkan dengan gejala seperti:
Untuk mencegah hal ini terjadi kepada ayah baru, ada baiknya mempersiapkan diri melakukan beberapa hal ini:
- Belajar cara
merawat bayi sejak istri hamil. Kamu bisa belajar dari pengalaman teman atau belajar dari orangtua.
- Jangan
enggan meminta bantuan dari keluarga, terutama saat kamu ingin menikmati waktu bersama pasangan tanpa gangguan.
- Gak bisa
mengontrol atau mendiamkan bayi yang merengek bukan berarti kamu gagal sebagai ayah.
Hal serupa juga bisa dialami oleh seorang ibu. Justru dengan kondisi itulah setiap
orangtua diajarkan untuk lebih memahami kondisi anak.
Menjadi orangtua seharusnya membuat kita bersyukur. Karena gak
semua orang bisa mengalaminya. Karena itu, kalau kamu saat ini jadi ayah dan
ibu baru lebih banyak bersyukurlah dan gunakan kesempatan yang Tuhan kasih untuk
mengajarkan kita tentang bagaimana menjadi orangtua yang baik.