Curah hujan
yang cukup tinggi membuat sebagian wilayah di Indonesia terendam banjir. Papua bahkan
jadi salah satu provinsi terdampak banjir yang sangat signifikan belakangan ini.
Setelah bencana banjir bandang yang menyapu kota Sentani, Jayapura pada Sabtu, 16 Maret 2019 lalu. Kampung Putali, Distrik Ebungfauw di Kabupaten Jayapura juga ikut terkena banjir. Banjir ini menyebabkan sebuah gereja di kampung tersebut ikut terendam. Kondisi banjir yang tak kunjung surut hingga minggu kemarin, memaksa umat Kristen di sana beribadah dengan menggunakan perahu.
Jemaat Gereja
Kristen Indonesia (GKI) Moria Hanele itu melangsungkan ibadah di atas perahu, tepat
di depan gerejanya yang tergenang. Jemaat mengaku, itu adalah ibadah yang pertama kalinya mereka lakukan sejak bencana alam melanda Sentani, Kabupaten Jayapura pekan lalu.
“Tadi pagi kami jemaat GKI Moria beribadah di halaman gereja di atas perahu dan speedboat, sekitar 40 orang jemaat yang hadir dalam ibadah tersebut,” kata Naftali, salah satu jemaat gereja.
Baca Juga :
Peti Persembahan Gereja Ini Ikut Terseret Banjir Bandang Sentani, Isinya Jutaan Rupiah Loh
#PrayForSentani Banjir Melanda, 70 Orang Tewas dan Kini 4150 Orang Mengungsi
Menurut Naftali,
ibadah itu terbilang unik dan mirip seperti saat Yesus berkhotbah di atas
perahu. Sehingga mengundang minat jemaat untuk menikmati ibadah di atas perahu.
“Ini ibadah klasik (unik), jemaat gunakan perahu sebagai tempat duduk. Kalau biasanya
beribadah di dalam gedung, ini di halaman gedung karena air telah mengepung kami sejak Minggu (17/3) pagi,” katanya.
Ibadah yang
tak biasa itu kemudian diabadikan di sosial media sejumlah jemaat GKI Moria yang
hadir dan mengundang banyak respon dari netizen.
Meskipun kondisinya
tak memungkinkan untuk beribadah, namun niat dan semangat jemaat GKI Moria perlu
diapresiasi. Banjir tak mampu urungkan niat mereka untuk tidak beribadah.