Suami Pasif Bikin Geregetan? Belajarkan Menerimanya Lewat Ayat Ini
Sumber: Daily Mail

Marriage / 4 March 2019

Kalangan Sendiri

Suami Pasif Bikin Geregetan? Belajarkan Menerimanya Lewat Ayat Ini

Lori Official Writer
2690

“Aku adalah seorang istri yang selalu berharap bisa membangun mezbah doa di rumah tangga kami. Tapi sayangnya suamiku, bukan tipe pria yang bergairah soal kerohanian. Dia orangnya terlalu pasif dan kurang berinisiatif. Aku berharap suamiku benar-benar bisa berubah walaupun aku menyadari kalau bukan tugasku untuk mengubahnya. Aku sudah menikah selama 14 tahun. Apa yang harus aku lakukan untuk mengatasinya?” keluh seorang wanita kepada Pendeta John Piper.

Dalam kutipan artikelnya, John Piper pun mencoba menjawab kebingungan wanita tersebut. Dia mengaku setuju dengan ucapan wanita itu kalau ‘bukan tugasnya untuk mengubah sang suami’. Tapi di satu sisi, Piper menyampaikan kalau dirinya tak sepenuhnya setuju dengan ucapan itu. Karena ucapan tersebut bisa diartikan kalau sang istri lepas tangan sama sekali dari kehidupan suaminya. Karena bagaimanapun peran istri sangat penting dalam membentuk karakter suami juga.

Hal ini didasarkan dari ayat 1 Petrus 3: 1-2, “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.”

Baca Juga :

Mertua Sakit? Lakukan Ini Biar Kamu Gak Dicap Menantu Jahat

Untuk Para Suami, Jawablah Satu Pertanyaan Ini Dengan Jujur!

Ayat ini dengan jelas menyebutkan soal peran seorang istri dalam mengubahkan suaminya yaitu dengan hidup saleh di hadapan Tuhan. Sikap tunduk kepada suamilah yang harus dimiliki seorang istri.

Dengan sikap inilah istri memberikan harapan, tujuan dan doa untuk mengubah suami mereka yang pasif secara rohani. Tuhan bisa memakai istri yang rendah hati, yang saleh, yang pengasih, yang penuh dukungan untuk membuat suami mau mendengar injil dan terlibat dalam pelayanan Tuhan.

Hal yang sama juga berlaku untuk suami kepada istrinya. “dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran...” (2 Timotius 2: 25)

Dalam 1 Korintus 13: 4-7, Rasul Paulus menyampaikan bahwa mengasihi harus dilakukan lewat beberapa karakter tersebut.

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13: 4-7)

Dengan memiliki sikap tunduk dan kasih, suami atau istri bisa benar-benar melihat perubahan yang akan dialami oleh pasangannya. Selain itu, juga dibutuhkan sikap untuk mau menegur, menyemangati dan menguatkan pasangan seperti ditulis dalam 1 Tesalonika 5: 14.

Setiap perubahan pasti membutuhkan proses, di sinilah Tuhan mau kita diproses dalam karakter, kasih dan doa. Karena dengan menabur dalam doa, kita berharap akan ada pertumbuhan nyata yang terjadi di dalam diri pasangan. Itulah pengorbanan dari sebuah kasih yang sejati.

Kalau kita benar-benar berharap pasangan kita akan diubahkan, Tuhan pasti akan memakai hidup kita untuk mengubahnya.

Sumber : Desiringgod.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami