Presiden Filipina
Rodrigo Duterte kembali menambahkn daftar kritikannya terhadap Gereja Katolik. Hari Minggu, (24/2), Duterte meramalkan Gereja Katolik akan lenyap dalam 25 tahun mendatang.
“(Gereja)
Katolik akan lenyap. Dalam hampir 25 tahun, (gereja) itu akan menghilang. Tidak aka nada lagi, orang akan melupakannya,” kata Duterte dalam pidatonya.
Skandal pelecehan
seksual para imam pun menjadi alasan dibalik ramalan tersebut. Menurutnya, dugaan
pelecehan seksual dan yang masih terus ditutup-tutupi di dalam gereja pada akhirnya akan mendorong pengikutnya untuk meninggalkan gereja tersebut.
“Saat mereka
(para imam) tergoda, mereka menyalahgunakan biarawati. Kalau mereka gay, mereka akan menyalahgunakan anak-anak. Siapa yang butuh agama seperti itu?’ tuturnya.
Dalam pemberitaan yang diterbitkan di CNN Filipina, Presiden Duterte dan Gereja Katolik memang sedang tak berhubungan baik. Kedua belah pihak kerap berselisih atas kritikan Duterte kepada para imam.
Baca Juga :
Lagi-lagi, Presiden Duterte Semprot Gereja Katolik Filipina Soal Masalah Ini…
Uskup Filipina Bantah Teguran Kepada Duterte Berasal dari Tuhan
Duterte bahkan
berulang kali mengecam para pemimpin Gereja Katolik atas kritikan yang dilayangkan
kepada pemerintah seputar kebijakan yang dijalankan pemerintahannya. Presiden juga mengatakan para uskup ‘tidak berguna’.
Kemarin, Duterte
juga mengutip sebagian surat yang dikirim oleh Kardinal Luis Antonio ‘Chito’
Gokim Tagle, yang merupakan uskup agung Manila. Dia membacakan kalau Kardinal Tagle
menuduh ancaman pembunuhan terhadap Uskup Pablo Virgilio Siongco David (yang mendapat
beberapa kali kritikan dari Duterte) dan beberapa imam gereja berasal dari keluarga presiden.
Dia menyampaikan
bahwa tuduhan semacam itu sama sekali tidak benar. Bahkan dia memperingatkan supaya
jangan seorang pun yang berani menyentuh para imam. Karena menurutnya, para imam gereja tidak punya urusan dengan masalah politik.
“Baik Muslim
atau Kristen, mereka tidak ada hubungannya dengan kita. Jangan lakukan (ancaman)
itu. Jangan coba-coba melakukannya. Para pemimpin agama tidak ada hubungannya dengan
keanehan hidup ini. Berhentilah mengancam mereka atau kamu akan berurusan denganku,”
tandasnya.
Sekalipun Gereja
Katolik di berbagai belahan negara tengah menghadapi masalah besar terkait pelecehan
seksual. Tapi kita sudah seharusnya mendukung terjadinya perubahan besar atas gereja
tersebut. Alih-alih percaya dengan ramalan Presiden Duterte, akan lebih baik jika
kita memperkatakan hal-hal yang baik atas gereja ini.