Baru-baru
ini, media sosial dihebohkan dengan video siswa SMP PGRI Wringinanom, Kabupaten
Gresik, Jawa Timur yang berani menantang guru kelasnya. Dalam video pendek itu, ditampilkan
bagaimana siswa laki-laki itu berlaku tak sopan terhadap seorang guru bernama Nur Khalim. Siswa itu bahkan berani merokok dan menunjukkan sikap menantang.
Ini adalah satu
dari sekian banyaknya kasus pelecehan guru oleh siswa yang terjadi di sekolah, khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pertanyaannya adalah kenapa anak sekolah jaman sekarang tampak lebih brutal dan nakal?
Saat anak masih
TK, dimata mereka guru adalah sosok yang sangat dipatuhi. Tapi saat anak beranjak
remaja dan dewasa, mereka mulai mengalami perkembangan sikap. Mereka mulai berani
mengolok-olok guru atau mengkritik guru tanpa rasa takut. Apa yang sebenarnya yang salah terhadap anak-anak semacam ini?
Mungkin saja
masalahnya berasal dari hal yang paling mendasar yaitu peran orangtua. Tugas orangtua
adalah mengajarkan anak untuk menghormati otoritas yang ada di atasnya. Bukan berarti
orangtua harus otoriter terhadap anak. Sebaliknya, orangtua bisa mengajarkan anak soal otoritas dengan cara yang tepat dan benar.
Seperti halnya beberapa cara di bawah ini:
1. Tuhan mengajarkan untuk menghormati otoritas.
Kenapa kita
harus menghormati guru? Karena Tuhan memerintahkan hal itu. Ajarkan anak bahwa mereka
harus rendah hati dan bersikap mau diajar. Mulailah dengan menyampaikan kalau menghormati guru juga merupakan bentuk ketaatan kepada Tuhan.
“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada
mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus
bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan
gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” (Ibrani 13: 17)
2. Menghormati guru adalah bentuk mengasihi orang lain.
Ajarkan ke
anak kalau sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk mengasihi orang lain. Sebagai
pengikut Yesus, menghormati orang yang lebih tua adalah bentuk mengasihi. Termasuk hormat kepada guru.
“Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13: 35)
Baca Juga:
Film Christopher Robin Ajarkan 3 Pelajaran Parenting yang Alkitabiah Ini Loh!
Setiap Guru Berharap Semua Orangtua Lakukan 5 Hal Ini Sebelum Antarkan Anak ke Sekolah
3. Gak ada manusia yang sempurna
Ingatkan anak
kalau gak ada manusia yang sempurna di dunia ini, bahkan guru sekalipun. Sebagai
manusia biasa, guru juga bisa melakukan kesalahan. Tapi bukan berarti mereka harus diperlakukan dengan tidak adil.
Doronglah anak untuk menerima kesalahan gurunya sama seperti Tuhan mengampuni kesalahan kita.
“Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.” (Roma 15: 7)
4. Berdoa untuk anak
Mungkin
anak punya sentimen tersendirike gurunya. Dalam hal ini, kamu perlu mempertimbangkan
untuk mengatasi masalahnya. Pertama-tama, ambillah waktu untuk ngobrol dengan
anak. Kedua, ajarkan anak kalau mengampuni adalah cara satu-satunya untuk berdamai
dengan masalah. Setelah itu, berdoalah supaya Tuhan memberkati dan memperlengkapi guru untuk membimbing semua muridnya dengan cara yang tepat.
“….mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu;
berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” (Lukas 6: 28)
Pengawasan dan
perhatian orangtua kepada anak sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak baik
di rumah maupun di sekolah. Jadi, sadarilah bahwa orangtua mewakili Tuhan dalam
setiap hubungan. Cara terbaik untuk mengajarkan rasa hormat adalah dengan memberikan
anak contoh yang baik.