Bahaya Tawon Yang Membunuh 7 Orang Warga Klaten, Simak 5 Fakta Dan Cara Menghindarinya
Sumber: https://katajambi.files.wordpress.com/20

Health / 15 January 2019

Kalangan Sendiri

Bahaya Tawon Yang Membunuh 7 Orang Warga Klaten, Simak 5 Fakta Dan Cara Menghindarinya

Inta Official Writer
3714

Dalam dua tahun belakangan ini, terdapat total 7 warga yang meninggal dunia karena terkena sengatan tawon berjenis Vespa Affinis atau biasa disebut sebagai tawon ndas.

Nur Khodik, kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Klaten menjelaskan kalau setiap orang yang tersengat jenis tawon ini harus segera mendapatkan penanganan medis dalam kurun waktu k1x24 jam.

Agar kita bisa menghindari bahaya sengatannya, yuk simak 5 faktanya ini.

1. Langsung dapatkan penanganan medis

Bisa dari sengatan tawon ndas bisa sangat mematikan, sehingga korban harus mendapatkan penanganan medis dalam waktu 1x24 jam.

"Tawon ini sangat berbahaya. Sudah ada 7 warga yang meninggal karena sengatan tawon Vespa affinis. Dua warga pada tahun 2017 dan 5 orang warga tahun 2018," kata Nur Khodik, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (11/1/2019).

Nur Khodik juga menjelaskan kalau pihaknya telah berupaya untuk memusnahkan ratusan sarang tawon ndas ini. Terbukti pada tahun 2017 lalu ada 217, sementara tahun 2018 ada 207 sarang yang dibabat habis.

2. Petugas pemadam kebakaran ikut campur untuk memusnahkan sarang tawon ini

Tidak hanya di hutan, sarang tawon ndas juga bisa kita temui di pohon sekitar kebun, batu, lemari, bahkan atap rumah. Untuk mengenalinya, biasanya sarang ini berdiameter sekitar 2 meter. Warga diminta untuk segera melaporkan pihak pemadam kebakaran saat menemukan sarang tawon ndas tersebut.

Biasanya, evakuasi akan dilakukan pada sore hari. "Evakuasi biasanya kami lakukan setelah Maghrib sekitar pukul 18.00 WIB. Karena tawon ini tidak terlalu agresif sehingga tidak membahayakan yang mengevakuasi," terang Nur Khodik.

Metode pemusnahannya terdapat dua cara, yaitu dibakar dan menggunakan zat khusus, disesuaikan dengan media atau lokasi dimana sarang tawon itu berada. Awal tahun 2019 ini, petugas telah memusnahkan 18 sarang tawon, dimana masih ada 22 sarang lainnya yang berada dalam atrean.

3. Data penyebaran sarang tawon ndas di Klaten

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kab. Klaten mencatat kalau pada tahun 2017 lalu, ada 24 kecamatan yang menjadi tempat penyebaran sarang tawon mematikan ini.

Adapun 24 kecamatan itu antara lain, Ceper, Trucuk, Pedan, Cawas, Wedi, Kebonarum, Klaten Utara, Gantiwarno, Karangnongko, Juwiring, Karangdowo, Klaten, Jogonalan, Ngawen. Kemudian Tulung, Klaten Tengah, Jatinom, Bayat, Karanganom, Delanggu, Wonosari, Manisrenggo, Prambanan, Kalikotes dan Polanharjo.

Tahun 2018, kebanyakan sarang tawon ditemukan di Kecamatan Klaten Utara.

4. Damkar gencar bersosialisasi tentang bahaya serangan tawon ini

Agar tidak tersebar semakin luas, petugas pun ikut menyisir lokasi-lokasi kumuh. Sebab biasanya, tempat kumuh akan menjadi tempat dengan sumber makanan yang banyak bagi tawon ndas. Selain itu, tanaman hias juga mungkin menjadi sarang bagi jenis tawon ini.

Pakar menjelaskan kalau tawon jenis ini merupakan tawon predator. Dosis racun memang kecil kalau kita terserang hanya satu atau dua tawon. Namun, apabila kita terserang sekaligus banyak tawon, bisa jadi kita akan menderita hiperalergi.

Tawon ndas memiliki ciri tubuh yang mudah dikenali, yakni ukuran badan agak besar dan panjang sekitar tiga sentimeter, tubuh berwarna hitam dan belang berwarna kuning atau oranye di bagian perut, katanya.

Untuk menghindari sengatan tawon ini, beberapa upaya yang bisa kita lakukan adalah:

Jangan terlalu wangi, terutama saat mengenakan parfum beraroma bunga. Tawon, lebah dan beberapa jenis serangga lainnya akan mengira ada bunga di sekitar kita. Gunakanlah produk yang berbau netral.

Kurangi mengenakan pakaian dengan warna yang mencolok. Bunga memiliki warna yang cerah, sehingga pakaian yang cerah berpotensi membuat perhatian serangga menuju kepada kita.

Perhatikan makanna kita. Kebanyakan serangga suka makanan atau minuman manis. Untuk itu, simpan bekal dalam wadah tertutup agar tidak menarik mereka.

Biasakan untuk menggunakan alas kaki, sebab banyak juga serangga yang tinggal di permukaan tanah. Bayangkan kalau ternyata kita menginjak sarang tawon di permukan tanah, tentu saja akan lebih berisiko, bukan?

Jadi, tetap waspada pada lingkungan sekitar kita, yaa..

 

 

 

Sumber : intisari
Halaman :
1

Ikuti Kami