Di
Indonesia, banyak anak yang suka mengeluh dengan pola didik orangtua mereka.
Ada yang mengaku lelah dengan tekanan dari orangtua. Ada juga yang merasa tak nyaman dengan jurusan dan pekerjaan yang sedang dijalani.
Dan muncullah
sebuah pertanyaan, apakah mungkin semua keluhan ini muncul dari cara keliru orangtua Asia membesarkan anak?
Kalau di
artikel sebelumnya sudah dibeberkan lima cara keliru orangtua Asia, maka di artikel ini kamu bisa baca ada empat cara keliru lainnya.
6. Menilai sistem pendidikan akademik sebagai kunci kekayaan terbesar
Orangtua Asia berprinsip kalau saat anak masuk ke sekolah ternama
dan unggulan, maka masa depan anaknya akan terjamin. Bagi mereka, anak yang bisa
masuk ke Universitas Harvard atau jadi juara Olimpiade akan menentukan masa depan yang lebih baik.
Sayangnya, pandangan ini sebenarnya diadopsi dari kondisi masa
lalu dimana sangat langka bagi anak muda untuk bisa kuliah. Sementara saat ini,
semua orang bisa belajar sesuatu dari informasi yang dengan mudah diakses oleh
anak. Kecuali untuk memiliki pekerjaan dengan gelar bergengsi seperti jadi dokter atau pengacara, memilih kampus berkualitas dan ternama bisa jadi pilihan.
7. Orangtua lebih peduli dengan ucapan orang lain
Warren Buffett punya konsep yang disebut dengan ‘kartu skor
dalam versi luar’. Punya kartu skor bagian dalam berarti kamu lebih peduli dengan
apa yang kamu capai sendiri. Sementara punya kartu skor luar berarti seluruh
harga dirimu bergantung pada apa yang orang lain pikirkan tentangmu, terlepas
apakah itu benar atau tidak. Inilah yang kebanyakan dipercaya oleh orangtua
Asia. Mereka lebih peduli tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang anak-anak mereka.
Biasanya mereka akan suka memelintir kebenaran dan selalu membangga-banggakan anak mereka. Mereka adalah tipe orangtua yang suka pamer ke orang lain.
Baca Juga :
Jangan Kaget, Ini 9 Cara Keliru Orangtua Asia Membesarkan Anak (Part 1)
8. Mendidik anak dengan mindset yang kaku
Carol Dweck menulis dalam sebuah buku fantastis tentang peleitiannya
selama bertahun-tahun tentang anak-anak dengan mindset yang kaku dan yang
berkembang. Disampaikan bahwa anak-anak dan orang dewasa yang punya mindset
yang berkembang akan jauh lebih berhasil dalam hidup. Tapi bagi mereka yang punya
mindset yang kaku tetap bisa mengubah pola pikirnya dan bertumbuh dengan membuka diri untuk mempelajarinya.
Sayangnya, banyak orangtua Asia yang membesarkan anak dengan menularkan
mindset kaku mereka. Entah pola pikir soal kesuksesan, pekerjaan, sekolah, keluarga, pergaulan dan sebagainya.
Jadi jangan heran kalau kamu mendapati anak-anak yang tumbuh
dalam didikan orangtua berpandangan terbuka akan jauh lebih sukses daripada anak yang mengadopsi mindset kaku dari orangtuanya.
9. Takut menghadapi risiko
Orangtua Asia pada umumnya akan sangat fokus pada bagaimana anak-anak
mereka mendapatkan pekerjaan tetap, dibayar dengan gaji yang baik dan bisa
bertahan dengan kemungkinan akan menjadi orang yang sukses. Mereka juga akan memastikan
jika pilihan anak-anaknya minim dari risiko. Mereka juga akan memastikan kalau anak tidak mencoba sesuatu yang gila.
Orangtua Asia sangat alergi dengan jenis pekerjaan yang berhubungan
dengan dunia kreatif, seperti seni, musik, media dan sebagainya. Bagi mereka dunia
ini tak bisa diandalkan untuk masa depan yang baik.
Tapi siapa sangka berapa banyak orang yang sukses karena giat
menekuni bidang yang mereka gemari? Mendidik anak bukan berarti orangtua bisa mengeksploitasi
seluruh hidup anak dan menjadikan mereka sama seperti yang orangtua inginkan. Anak
juga punya impian sendiri dan orangtua hanya perlu mengarahkan mereka kepada pilihan
yang benar-benar mereka sukai.