Persahabatan adalah hubungan alamiah manusia dan merupakan sifat
bawaan dari Tuhan. Kita bersahabat dengan orang lain karena Tuhan sendiri lebih
dulu membangun hubungan persahabatan dengan kita dan membuat kita berteman satu sama lain.
Sayangnya, manusia saat ini tidak menyadari hal ini. Hubungan
persahabatan pun semakin hari semakin tergerus. Akibatnya, ada banyak orang yang mulai kehilangan sukacitanya dalam hidup.
Kalau saja kita tahu, kehadiran itu penting sekali bagi hidup
seseorang. Karena adanya sahabatlah kita bisa merasakan kebahagiaan dan
sukacita. Kehadiran sahabat mengubah kesedihan dan beban kita lebih ringan. Sahabat
yang baik adalah mereka yang selalu ada setiap waktu dengan kita, baik dalam suka
maupun duka. Mereka adalah sahabat yang jauh lebih karib dari saudara sendiri (Lukas 6: 24).
Rumus untuk menjadi seorang sahabat yang baik cukup sederhana. Kamu hanya perlu memiliki ‘kejujuran’ ditambah dengan ‘penerimaan’. Tapi hubungan persahabatan sekuat apapun tidak akan pernah bertahan kalau di dalamnya tidak menyertakan Tuhan sebagai pusatnya.
Baca Juga :
Syok, Sahabat Nikah Duluan? Hadapi Saja Dengan 3 Cara Ini
Besi Menajamkan Besi, Sudahkah Kamu Jadi Sahabat yang Menajamkan Sahabatmu?
Ada tiga cara yang bisa kamu lakukan untuk menumbuhkan sifat bersahabat dalam dirimu, diantaranya:
1. Kamu perlu rendah hati untuk berkata ‘ya’ untuk sesuatu hal
kepada temanmu sama seperti harus berani berkata ‘tidak’ untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginanmu.
2. Terbukalah untuk mau menjalin hubungan dengan orang-orang di lingkungan terdekat dimanapun kamu berada.
3. Kamu harus dengan rela hati menerima ketika suatu saat kalian
berpisah atau kehilangan sahabat karena suatu alasan. Perpisahan memang sangat tidak
menyenangkan, tapi kadang hal itu diperlukan untuk membuat kita semakin bertumbuh baik secara pemikiran maupun karakter.
Sebuah persahabatan yang kuat tidak cukup hanya dibangun
dalam sehari. Persahabatan yang kuat membutuhkan kerja keras dan pengorbanan yang
besar. Kamu mungkin harus berkorban waktu untuk bisa berkumpul, mendengar
cerita atau curhatan, berkorban materi saat ada sahabat dalam kesulitan. Karena
itulah sebuah pepatah berkata kalau persahabatan yang kuat tidak ditemukan dengan
mencari sahabat yang lebih baik melainkan menjadi menyatu bersama.
“Ada teman
yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari
pada seorang saudara.” (Lukas 6:24)