Permintaan maaf calon presiden nomor urut 1 Prabowo disampaikan
lewat sebuah video yang diunggah oleh Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, Selasa (6/11).
Dalam video itu, Prabowo menjelaskan bahwa ucapannya soal
tampang Boyolali tidak bermaksud menghina. Ucapan itu justru dinilainya sebagai
bentuk rasa empati kepada warga Boyolali yang dinilai masih belum mendapatkan keadilan
dari pemerintah. Jadi, terkait hal itu dirinya meminta maaf jika ada orang yang merasa tersinggung dengan kata-kata itu.
“Saya kira itu ya mungkin berlebihan ya. Saya tidak ada niat sama sekali. Itu kan ya cara saya kalau bicara itu familier. Ya istilah mungkin bahasa-bahasa sebagai seorang temmen. Audience waktu itu juga gak terlalu besar, mungkin paling 400-500 orang kader dari partai-partai koalisi kita, peresmian kantor, pemenangan. Ya saya sorotlah,” ucapnya.
Prabowo menuturkan pernyataan itu sebenarnya disampaikan di
depan kader partainya yang hanya berjumlah 500 orang. Dan ucapan yang
menyinggung kata-kata Boyolali yang disampaikan 2 menit saja dari keseluruhan pidatonya yang berdurasi kurang dari dua jam itu.
“Sambutan saya kira-kira 1 jam 40 menit, itu kira-kira hanya dua menit. Dan maksudnya bukan menghina, justru empati. Kalau saya bicara tampang, di Boyolali tampang Boyolali, di Brebes ya tampang Brebes. Itu kan dalam arti empati saya, solidaritas saya. Saya tahu kondisi kalian. Yang justru saya permasalahkan kondisi ketidakadilan, kesenjangan. Maksud saya tidak negatif, tapi kalau ada yang merasa tersinggung ya saya minta maaf. Maksud saya tidak seperti itu. Saya siap kalau mungkin saya diminta dialog langsung. Gak ada masalah,” pungkasnya.
Baca Juga :
Diprotes Soal Video Masak Babi Campur Kurma, Dua Komika Ini Minta Maaf & Berhenti Melucu
Hikmat Dibalik Viralnya Tampang Boyolali, Candaan Pun Harus Yang Positif
Sayangnya, meskipun sudah minta maaf Barisan Advokat Indonesia
(BADI) tetap melaporkan Prabowo ke Bawaslu. Dia dituduh telah menghina dan mengangkat isu SARA dalam pidatonya.
“Terkait dengan konten candaan Pak Prabowo yang disampaikan
pada saat itu, kami menduga ini berisi tentang penghinaan yang terkait dengan
SARA yaitu khususnya pada golongan,” ujar Ketua Presidium BADI, Andi Syafrani, di kantor Bawaslu, Jl. M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2018).
Namun sampai hari ini, belum diketahui pasti bagaimana perkembangan
kasus ini.
‘Tampang Boyolali’ memang jadi perbincangan hangat belakangan
ini. Terdapat pro dan kontra yang bermunculkan terhadap Prabowo. Meski begitu, kita
bisa belajar satu hal supaya kita tetap waspada dengan setiap ucapan atau
perkataan kita. Jangan sampai kita menimbulkan bara api bagi orang lain lantaran
kita kurang bijaksana dalam memilih ucapan yang pantas. Bahkan kalau hal itu
hanya sekadar becandaan pun, sudah seharusnya kita bisa mengontrol diri dan membuat
batasan becandaan yang bisa diterima oleh orang lain.