Masih ingat tentang kisah seorang
pendeta yang mencoba untuk berjalan di atas air tetapi justru jadi santapan
empuk bagi buaya? Hal ini membuat pendeta tersebut kehilangan nyawanya.
Jonathan Mthethwa, sang pendeta, akhirnya tewas dimangsa tiga ekor buaya saat
ia menunjukkan aksinya meniru Yesus berjalan di atas air, demikian kabar express.co.uk, Minggu (16/07/2017).
Kali ini, ada seorang wanita yang
dengan sengaja menabrakkan mobilnya bersama kedua anaknya untuk menunjukkan
pada anak-anaknya bahwa Tuhan itu senantiasa melindungi mereka. Ibu yang berasal dari Georgia,
Amerika Serikat yang bernama Bakari Warren mengaku sengaja menabrakkan mobilnya ke tiang beton untuk membuktikan kasih Tuhan pada anak-anaknya.
Hal ini sampaikan dalam pengakuannya saat
diinterogasi polisi. Kedua anaknya yang berusia 5 tahun dan 7 tahun selamat
tanpa mengalami luka sedikit pun ikut mendukung pengakuan ibunya tersebut.
Mereka mengungkapkan, ketika menabrakkan mobil, Warren menutup matanya dan mengatakan rasa cintanya pada Tuhan.
“Dia tidak ingin kita mengalami kecelakaan
mobil. Ia ingin kita tahu bahwa Tuhan itu nyata,” ungkap anaknya. Karena
peristiwa ini, Warren dijatuhi hukuman tahanan dan denda sebanyak $22.000 atau sebesar Rp. 300juta-an.
Dalam kehidupan ini, kita memang meyakini kalau janji Tuhan adalah ‘Ya’ dan ‘Amin’. Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya. Tetapi, sebagai anak Tuhan, bukankah seharusnya kita lebih bijaksana dalam mengimani dan mengaminkannya?
Baca juga: Tak Biarkan DombaNya Kesusahan, Ini Teladan Penggembalaan Tuhan Dalam Kitab Yehezkiel!
Dalam Alkitab, kita bisa menemukan sebuah kisah
saat Yesus dicobai oleh iblis di padang gurun. Kalau kita perhatikan, kok
kayaknya pas banget ya, iblis datang disaat Yesus selesai berpuasa. Iblis pasti menganggap kalau keadaan Yesus dengan perut kosong dapat memudahkannya untuk menipu Yesus.
Tetapi, iblis tidak menyasar perut Kristus yang
kosong. Ia justru menyerang hubungan Yesus dengan Bapa yang sangat dekat.
Setelah selesai berpuasa, artinya Yesus punya hak untuk makan. Iblis mendesak
Yesus untuk menggunakan hakNya tersebut, sekaligus memakai otoritasNya sebagai Anak Allah untuk mengklaim pemeliharaan Tuhan.
“Jika Engkau Anak Allah,” (Matius 4:3a) ucap si
iblis membuka perbincangan. Iblis mencobai Yesus dengan menyasar identitas
Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Anak Allah adalah sebuah status dan
kedudukan, karena itu, hak akan datang setelahnya. Sebagai Anak Allah, Yesus
sangat berhak untuk mendapatkan pemeliharaan Allah (dengan diberikan makanan pada ayat ke 3), juga berhak untuk menikmati fasilitas surga (ayat ke 5 dan 6).
Kecerdikan dari si iblis tidak sama sekali digubris
oleh Yesus. Yesus menyadari bahwa selain sebagai Anak, Ia juga adalah seorang
Hamba. Ia menolak sebab BapaNya yang ada di surga tidak memintaNya untuk menjadikan batu sebagai roti.
Yesus sangat mengenal suara BapaNya di surga.
Inilah yang membuat Yesus mengatakan bahwa manusia tidak hanya hidup dari roti
saja, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Matius 4:4)
Untuk itu, sebagai Anak Tuhan, kita juga harus
bisa mengenal suara Bapa dengan baik lewat mengikuti apa yang menjadi kehendakNya.
Kalau Tuhan tidak berkehendak tetapi kita tetap saja melakukannya, itu sih
namanya mencobai Tuhan. Untuk bisa mengenali suara Tuhan, kita perlu menjalin
sebuah kedekatan dengan Tuhan.