Saat Orang Lain Berusaha Menjebak Imanmu, Tirulah Cara Elegan Ini Untuk Menjawabnya
Sumber: miportalcatolico.blogspot.com

Kata Alkitab / 11 September 2018

Kalangan Sendiri

Saat Orang Lain Berusaha Menjebak Imanmu, Tirulah Cara Elegan Ini Untuk Menjawabnya

Lori Official Writer
3867

Pernah gak sih kamu berhadapan dengan orang-orang yang mencoba menguji imanmu? Misalnya, dengan mempertanyakan keyakinan yang kamu anut, siapa Tuhan yang kamu sembah dan banyak pertanyaan menjebak yang membuatmu harus berpikir harus menjawab apa.

Saat kamu ada dalam situasi itu, jangan langsung panikan. Mari belajar meresponi setiap serangan itu dengan cara yang tepat. Salah satu cara yang bisa kita teladani adalah cara Tuhan Yesus saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan jebakan dari orang-orang Saduki.

Baca Juga :

Saat Orang-orang yang Kamu Kasihi Belum Kenal Yesus, Lakukanlah Hal Ini…

3 Pelajaran Iman yang Bisa Dipetik dari Seekor Burung Elang

Di Matius 22, kita bisa membaca bagaimana mereka ingin menjebak Yesus dengan mengajukan pertanyaan tentang isi hukum Taurat dan Hukum bangsa Israel kepada-Nya.

Tapi di ayat 22 dan 33 disebutkan tentang reaksi dari orang-orang Saduki itu setelah menyaksikan dan mendengar ucapan Yesus.

“Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya.” (Matius 22: 23)

Saat membaca perikop ini dengan lengkap, bisa disimpulkan bahwa orang-orang Saduki itu sebenarnya punya niat terselubung di balik pertanyaan yang mereka ajukan.

Pertama, orang Saduki dengan sengaja datang kepada Yesus dan mengajukan pertanyaan yang sebenarnya mereka sudah tahu jawabannya. Mereka juga datang karena melihat pengikut Yesus yang semakin bertambah. Karena itu mereka mencoba untuk mempermalukan Dia dihadapan para pengikutNya dengan pertanyaan menjebak itu.

Kedua, sebenarnya orang-orang ini sama sekali tak percaya dengan kebangkitan. Tapi mereka terus mendesak Yesus untuk menjawab pertanyaan mereka.

Saat kita membaca kisah ini, kita bisa membayangkan bagaimaan ekspresi wajah dari orang-orang Saduki saat mereka mengajuka pertanyaan itu kepada Yesus. Mereka tentu saja berharap bisa membuktikan kalau keyakinan dan sistem kepercayaan yang mereka anutlah yang paling benar dan Yesus, yang disebut mesias itu sama sekali salah. Sehingga saat Yesus menjawab dengan jawaban yang salah, mereka bisa menyerang Dia. Sayangnya, alih-alih bisa mempermalukan Yesus di hadapan semua pengikut-Nya justru merekalah yang merasa malu sendiri dengan jawaban Yesus yang sangat bijaksana.

Kisah inilah yang paling relevan dengan situasi yang kerap kita hadapi di masa ini. Dimana kita juga kerap diajukan pertanyaan menjebak dari orang-orang yang tidak percaya untuk tujuan yang sama seperti orang-orang Saduki lakukan itu.

Iman kita kerap diuji dengan pertanyaan seputar kekristenan, trinitas, dan bahkan tentang kematian dan kebangkitan Yesus itu sendiri. Mereka mencoba menipu kita supaya kita mengatakan sesuatu yang akan mengurangi kuasa dan janji-janji Tuhan atas hidup kita. Mereka benar-benar menunggu jawaban kita akan salah sehingga kita akan mengakui bahwa keyakinan mereka lah yang benar.

Jujur saja, kadang-kadang kita memang bingung dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Karena kita tidak seperti Yesus yang begitu bijaksana dalam saat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadaNya. Kadang kala kita pun malah jatuh dalam perangkap dan membuat kita dipermalukan.

Tapi bagaimanapun kita harus berani menanggapi setiap pertanyaan itu seperti cara Yesus meresponinya. Dia tidak membantah atau mencoba mendebatkan pertanyaan mereka atau bahakna menanggapi jebakan itu. Yesus justru membiarkan orang Saduki merasa menang sendiri.

Yesus hanya menanggapi dengan pernyataan ini: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!” (Matius 22: 29)

Pertanyaan-pertanyaan yang mereka sampaikan harusnya jangan dijawab dengan mengandalkan asumsi kita sendiri. Karena asumsi kita akan bertolak belakang dari kebenaran yang disampaikan lewat Alkitab.

Saat kita diperhadapankan dengan orang-orang menyebalkan seperti orang Saduki, mulailah bertanya apakah benar iman atau keyakinan kita sedang diuji? Karena bisa saja pertanyaan itu bukan untuk menguji iman kita. Tantangannya adalah tentang keyakinan atau pemahaman yang salah tentang iman kita, dan tidak peduli bagaimana kamu menjawab pertanyaan yang salah, kamu akan selalu memberikan jawaban yang salah juga. Dan alasan iman kita diuji adalah karena mereka sebenarnya tak tahu tentang isi Kitab Suci dan tak mengenal Allah dengan baik.

Karena kalau mereka adalah orang percaya, mereka tak akan mempertanyakan kebenaran yang sudah jelas disampaikan Allah lewat firmanNya. Karena mereka sudah tahu dalam Matius 19: 26 dikatakan, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

Sumber : Charismamag.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami