Rasanya
pasti sedih banget saat orang-orang yang kita kasihi belum mengenal Yesus,
seperti yang kita alami. Tentu saja dari dalam lubuk hati kita, kita rindu supaya mereka juga mengalami hal yang sama dengan kita.
Karena janji
keselamatan itu diberikan kepada semua orang, kita tentunya tak ingin mengalami
sendiri hal itu dan mengabaikan tetangga, sahabat dan anggota keluarga kita hidup tanpa mengenal kasih Tuhan.
Untuk mewujudkan
harapan supaya orang-orang terdekat kita akhirnya bisa mengalami perjumpaan
dengan Tuhan, tentu saja kita harus mengusahakannya. Salah satu cara yang paling sederhana yaitu melalui doa dan juga teladan hidup kita.
Posisi yang
sama juga pernah dialami oleh Rasul Paulus. Dia mengaku sedih saat menyaksikan banyak dari orang Israel tak lagi percaya dengan Tuhan.
“…bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih
hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” Roma 9: 2-3
Kerinduan kita supaya orang-orang yang kita kasihi mengenal Tuhan adalah sesuatu yang alkitabiah. Tapi untuk menyaksikan hal itu terjadi suatu hari nanti di dalam hidup mereka, kita hanya perlu menunjukkan bahwa hidup kita di dalam Kristus penuh dengan sukacita dan damai sejahtera. Tunjukkanlah lebih dulu buah-buah yang kamu hasilkan kemudian bawa mereka ke dalam doa dan ijinkan Tuhan bekerja atas hati mereka.
Baca Juga :
Pohon Mojuk, Butuh Proses 5 Tahun Untuk Bisa Jadi Pohon yang Paling Tinggi
Ridel Yesaya, Remaja 16 Tahun Penyabet Emas Indonesia yang Patut Diperhitungkan
Percayalah bahwa
Tuhan sedang mengerjakan jadwalnya sendiri. Tuhan sedang mengajar kita bahwa mengandalkan usaha sendiri tidak akan pernah berhasil.
Buat kamu
yang sedang berjuang untuk pasanganmu, keluargamu, saudaramu, temanmu atau tetanggamu, mari bacalah satu kisah menyentuh ini:
Adalah sepasang suami istri mempunyai tujuh anak. Sang
ayah adalah satu-satunya orang Kristen dalam keluarganya sampai kemudian salah
satu dari anaknya menjadi percaya. Bahkan setelah sang ayah meninggal, anak
tersebut masih tetap teguh dengan imannya. Sementara keluarganya yang lain masih saja berpegang kuat dengan keyakinan mereka.
Anak itu pun begitu terbeban untuk membagikan pesan
injil kepada semua keluarganya. Dia bahkan sudah melakukan berbagai cara untuk
menyampaikannya tapi berkali-kali pula dia ditolak dengan keras. Setelah merasa
upayanya gagal, diapun memiliki ide untuk membuat rekaman audio soal pesan
injil untuk menghindari kalau-kalau dia meninggal sewaktu-waktu. Dia hanya memberitahukan tempat rekaman itu disimpan kepada satu teman Kristennya saja.
Dan beberapa tahun kemudian, anak itu pun meninggal dalam
sebuah kecelakaan pesawat. Di detik-detik pemakamannya, rekaman audio yang
disimpannya terdengar diputarkan. Siapa sangka setelah mendengar rekaman itu,
lima dari saudara dan keluarganya, istri dan anak-anaknya sendiri dan bahkan
ibunya berubah total. Mereka segera bertobat dan percaya kepada Yesus. Kehidupan
mereka selamanya berubah dan mereka dengan senang hati melayani Tuhan. Mereka bahkan dengan tekun berdoa untuk satu orang lagi dari saudaranya yang masih menolak injil.
Meskipun waktunya masih belum tiba, tapi keluarga ini sudah
melakukan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh kedua anggota keluarga
mereka yang sebelumnya sudah percaya. Mereka berdoa dan berharap suatu saat
nanti satu-satunya anggota yang belum menerima Tuhan akan mengalami perubahan hidup di dalam Yesus.
Dari kisah ini,
bisakah kita membayangkan bagaimana sebuah keluarga yang sebelumnya berbeda akhirnya bisa bersatu di dalam Yesus?
Mereka melakukannya dengan saling menabur benih dan menantikan benih itu untuk bertunas. Mereka hanya perlu menabur, karena benih itu akan bertunas sesuai dengan waktunya Tuhan.
Jadi inilah caranya: kita berdoa tanpa henti. Kita bertindak seperti yang Yesus jelaskan dalam Matius 7, yang selalu bertanya, mencari, dan mengetuk. Setiap kali kamu memikirkan orang-orang yang belum mengenal Tuhan, berdoalah bagi mereka daripada harus mengkhawatirkannya.
Renungkanlah
kalimat dari pendeta John Piper ini: “Dalam
setiap situasi, Tuhan selalu melakukan seribu hal berbeda yang tak bisa kamu
lihat dan tak ketahui.”