Saat
konflik rumah tangga muncul, ada saja pasangan menikah yang memutuskan untuk
pisah sementara. Pisah dalam hal ini bukan berarti cerai, tapi hanya hidup terpisah satu sama lain untuk sementara waktu.
Setiap pernikahan
pasti pernah menghadapi konflik, gak terkecuali dengan pasangan Kristen. Karena itulah kasus ini muncul bahkan di kalangan keluarga Kristen.
Tentu saja gak
ada konteks pembicaraan tentang hal ini di dalam Alkitab, kecuali soal perceraian.
Seperti dituliskan dalam 1 Korintus 7: 10-11, “Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi
Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.Dan
jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.”
Ayat ini berbicara kuat bahwa ‘perceraian adalah hal yang sangat dilarang terjadi dalam pernikahan’. Siapapun yang dengan sadar melanggar ayat ini benar-benar telah merusak makna pernikahan itu sendiri.
Baca Juga :
Karena itulah,
daripada bercerai akan lebih baik bagi pasangan suami istri untuk berpisah untuk
sementara waktu. Jika kesalahan ada di salah satu pihak, akan lebih baik
baginya untuk mengoreksi kembali dirinya. Mengambil waktu sendiri atau berpisah
untuk sementara waktu akan jauh lebih baik daripada hidup bersama dalam satu atap tapi selalu dihantui dengan pertengkaran dan amarah.
Tuhan mau setiap hubungan yang rusak kembali diperbaiki lewat rekonsiliasi. Karena tak ada alasan pasangan yang bercerai karena selingkuh atau masalah lain kembali menikah dengan orang lain selama pasangannya masih ada.
Berapa lama jangka waktu berpisah?
Suami istri
yang memutuskan pisah sementara harus punya jangka waktu. Artinya, mereka harus
sepakat berapa lama hidup terpisah ini mereka jalani supaya tujuan rekonsiliasi
akhirnya bisa dicapai. Waktu normal suami istri terpisah adalah sekitar tiga
sampai enam bulan. Apalagi bagi pasangan yang sudah punya anak pasti akan jauh
lebih rumit untuk menjalani masa-masa terpisah ini. Karena keduanya harus terus menjalankan tanggung jawabnya sebagai orangtua pada umumnya untuk anak.
Hidup terpisah
yang terlalu lama juga bisa berisiko membuat keduanya merasa nyaman dengan hidupnya
sendiri. Sehingga rekonsiliasi yang berusaha untuk dicapai tak pernah terjadi. Baik
suami maupun istri akan sulit kembali ke kehidupan pernikahan yang lama. Karena
itulah penting sekali untuk membuat kesepakatan yang jelas soal masa berpisah sementara
ini. Kapan waktu untuk bertemu atau ngobrol bersama penting sekali dimasukkan ke
dalam jadwal.
Pisah
sementara dalam pernikahan sering disalahpahami dengan bentuk seperti sebuah
perceraian. Tapi sebenarnya banyak pasangan melakukan hal ini untuk tujuan memberikan
ruang bagi masing-masing untuk mengambil waktu sendiri dan mencari solusi terkait
masalah yang muncul dalam hubungan. Mereka berharap dengan cara ini pernikahan mereka
bisa diselamatkan dan diperbaiki.