Teknologi
informasi sudah begitu cepat dan masuk ke dalam lingkungan masyarakat dunia
termasuk Indonesia. Masa sekarang, anak-anak yang berumur kurang dari tiga
tahun sudah bisa menggunakan telepon pintar (smartphone) atau tablet. Beberapa pakar keluarga bahkan mengaku arus
teknologi super cepat ini tidak dapat ditahan. Lalu bagaimana kita, para orang Kristen menyikapinya?
Salah
satu masalah yang ditakuti dari arus deras teknologi informasi adalah sangat
mudah ditemukannya konten-konten yang tidak seharusnya ditonton oleh anak-anak.
Ini sangat wajar karena kita pasti ingin anak kita berkembang dengan sehat bukan hanya secara fisik, tetapi juga jiwa dan rohani.
Buat
kamu para orangtua Kristen, berikut ini adalah tiga (3) tips yang bisa diterapkan kepada anak-anak kala mendidik mereka soal berinternet:
1. Ajarkan bahwa Tuhan menciptakan mata untuk melihat hal-hal yang baik dan benar.
Kita
sudah sama-sama meyakini bahwa sedari anak memang perlu diajarkan soal Tuhan. Ini
penting karena itu akan membangkitkan kesadarannya bahwa ada Tuhan yang Maha Besar yang adalah pencipta manusia yang melihat kita di bumi.
Walau
masih berusia dini, tetapi anak sudah bisa ditanamkan pengajaran bahwa mata ini
diciptakan oleh Tuhan untuk melihat hal-hal yang baik dan benar. Mata tidak diciptakan untuk melihat hal-hal yang buruk.
Jika tidak sengaja melihat hal-hal buruk di saat berinternet maka katakan bahwa untuk segera menutup situs tersebut meski tidak ada ayah-ibu.
2. Ajarkan bahwa iblis selalu ingin menghancurkan manusia dan membuat kita jauh dari Tuhan.
Saat
mengajarkan soal Tuhan kepada anak maka kita perlu mengajarkan soal iblis bahwa
ia sudah dikalahkan ribuan tahun lalu. Namun begitu, iblis dan teman-temannya
masih terus mengganggu manusia dan ingin menghancurkan manusia dengan cara membuat kita jauh dari Tuhan.
Cara yang sekarang dilakukan oleh iblis untuk menghancurkan manusia adalah lewat konten-konten yang buruk bagi manusia yang terpampang di dunia internet. Kita jangan sampai ditipu oleh iblis karena tujuan iblis adalah memang ingin membuat kita menderita.
Selain
menerapkan tiga tips di atas, kita sebagai orangtua juga bisa melakukan tindakan preventif
lainnya yakni dengan menyaring mesin pencari maupun memaksimalkan content advisor yang ada di browser
sehingga anak tidak terpapar dengan konten-konten yang merusak diri mereka.
Sambil melakukan apa yang bisa dilakukan, kita tetap terus bawa anak kita ke
dalam doa. Mari perkatakan bahwa anak kita adalah anak yang sehat secara
jasmani, jiwani, dan rohani; anak kita adalah anak yang takut akan Tuhan;
sistem kerajaan Allah menjadi sistem di dalam dirinya.
Selamat
mempraktikkan!