Kemarin, aku
dan seorang teman gereja ngobrol-ngobrol disela makan siang kami. Dia mengaku prihatin
dengan kehidupan pernikahan atasannya di tempat kerja, yang adalah warga negara
Korea dan datang ke Indonesia dan membangun sekolah untuk anak-anak Korea di sini.
Sementara suaminya adalah seorang pendeta dan membangun gereja kecil di Indonesia. Tapi dia melihat bahwa hubungan suami istri tersebut kurang akur.
Dia sering
mendapati kalau pasangan ini jarang sekali berkomunikasi langsung, pergi bersama
atau meluangkan waktu dengan kedua anak mereka. Hal ini diduga terjadi karena kesibukan suaminya yang kerap bepergian ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya.
Jarangnya kontak
langsung dengan suami membuat sang istri merasa bosan. Sementara anak-anaknya mengaku tak terlalu suka dengan ayah mereka.
Kita bisa mengambil
kesimpulan kalau ada masalah dengan keluarga ini. Tampaknya suaminya yang bahkan
seorang pendeta itu kelihatannya terlalu sibuk dengan urusannya dan lupa memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami dan juga seorang ayah.
Kalau saja
seorang hamba Tuhan bahkan nggak menunjukkan teladan yang baik lewat keluarganya, bagaimana mungkin jemaatnya bisa meneladani hidupnya?
Sebagai orang
Kristen yang mengaku pelayan Tuhan atau bahkan sehari-hari kerja di tempat
pelayanan, kita harus sadar betul kalau keluarga adalah harta terpenting yang dititipkan
Tuhan untuk kita jaga dan bahagiakan. Kalau keluarga kita saja berantakan, bagaimana mungkin kita bisa membawa banyak orang ke Tuhan?
Karena itulah
menyeimbangkan antara keluarga, pekerjaan ataupun pelayanan kita adalah hal yang paling penting.
6 hal ini bisa kamu lakukan untuk menyeimbangkan kehidupanmu.
1. Saat bangun pagi, utamakan keluarga lebih dulu dari hal lainnya
Salah satu kunci
keberhasilan untuk menyeimbangkan kehidupan keluarga, pekerjaan dan pelayanan adalah
memulai hari bersama keluarga. Utamakanlah keluargamu lebih dulu saat bangun pagi baru kemudian memikirkan soal urusan-urusanmu yang lain.
Misalnya, bangunkan
anak dan persiapkan kebutuhan sekolah mereka. Atau sebagai suami, kamu bisa mempersiapkan
sarapan untuk istri dan anak. Sederhana tapi kebiasaan ini berdampak besar untuk memperkuat ikatan antar anggota keluarga.
2. Pulang tepat waktu dari tempat kerja
Di jaman sekarang
ini, kita terbuai dengan kesibukan yang tak berujung. Kita memaksa diri untuk terus
bekerja demi mencapai ambisi yang lebih besar. Seringnya hal ini membuat kita lupa
dengan keluarga. Suami atau istri suka telat pulang kerja dan menyebabkan hubungan dengan anak dan pasangan kurang dekat.
Kapan
terakhir kali kamu lebih memprioritaskan pekerjaanmu dan mengorbankan keluarga?
Kapan terakhir kali kamu memprioritaskan keluarga dan tak terlalu ambil pusing dengan semua urusan pekerjaan? Jawablah pertanyaan ini dengan jujur.
3. Luangkan waktu bersama keluarga
Kalau kamu bekerja di pelayanan dan punya banyak jadwal pekerjaan yang harus dikerjakan, mungkin mustahil untuk mengambil waktu liburan. Tapi cobalah untuk mencari cara supaya waktumu nggak tersita hanya untuk pekerjaan. Kalau memang ada pekerjaan mendadak yang harus segera diselesaikan dan mendesakmu untuk bekerja di hari libur, kamu bisa menggantinya dengan hari lain. Tapi usahakan supaya kamu sudah mempersiapkannya jauh hari sebelumnya.
Baca Juga :
Menikah Lebih 60 Tahun, Ini 5 Saran Pernikahan yang Pernah Disampaikan Billy-Ruth Graham!
Cinta Mantan Presiden AS Ini ke Istri Tak Lekang Meski Kulit Keriput dan Rambut Memutih
4. Jangan pisahkan keluarga dengan pelayananmu
Jangan pernah
berpikir kalau urusan keluarga dan pelayanan itu berbeda. Fakta sebenarnya adalah
bahwa pelayanan dan keluarga nggak terpisahkan. Saat kita melayani, kita juga bisa
melibatkan keluarga di dalam pelayanan kita. Cobalah untuk memadukan dua
kepentingan ini dalam satu jalan menuju satu tujuan yang sama. Jangan pernah memisahkannya dan menganggap yang satu lebih penting daripada yang lain.
5. Bangunlah mezbah keluarga setiap hari
Pagi dan
malam hari adalah waktu yang tepat untuk membangun persekutuan keluarga dengan Tuhan.
Saat kebiasaan ini terus dipupuk, otomatis hubungan antar anggota keluarga akan
semakin kuat. Mezbah doa bisa membantu anggota keluarga bisa lebih dekat baik
secara fisik maupun emosional. Sekalipun orangtua begitu sibuk dengan pelayanan
ataupun pekerjaannya di luar rumah, tetaplah menyempatkan diri untuk berkumpul dengan anak-anak dan membangun kedekatan di dalam doa.
6. Mintalah hikmat dari Tuhan
Dalam Yakobus
1: 5 dituliskan, “Tetapi apabila di
antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada
Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.”
Saat kamu mulai
menyadari bahwa pekerjaan dan pelayanan menyita terlalu banyak waktu dengan
keluarga mintalah pertolongan dari Tuhan. Mintalah tuntunan Tuhan untuk menunjukkanmu
cara yang lebih bijaksana dalam menyeimbangkan kehidupan keluarga dan
pelayananmu. Evaluasi juga bagaimana sebenarnya cara kamu mengatur waktu. Apa
yang selama ini kamu abaikan dan apa hal yang membuatmu seolah jauh dari
keluargamu. Apakah itu hal yang sangat penting atau malah sesuatu yang kurang
penting.
Tuhan mau kita
bisa jadi teladan dalam segala aspek kehidupan kita. Karena itu, jangan pernah abaikan
keluarga hanya demi pekerjaan dan pelayananmu. Karena saat keluarga dan
pekerjaan pelayanan kita sejalan, hidup kita bisa jadi teladan dan berkat bagi
banyak orang.