Sama
seperti perayaan Paskah tahun 2015, GBI Glow Fellowship Centre rencananya akan kembali
menggelar ibadah Paskah meriah di Lapangan Monas pada Minggu, 1 April 2018 mendatang.
Seperti tertulis dalam selebaran yang disebar di sosial media, perayaan ini diberi
judul PASKAH BERSAMA II 2018, yang mengangkat tema ‘Kekuasaan dan Kedahsyatan Ada Pada Tuhan’ (Ayub 25: 2) dan akan dilayani oleh gembala GBI Glow Pendeta Gilbert Lumoindong.
Ibadah paskah
jilid II GBI Glow Fellowship Centre ini dijadwalkan akan mulai berlangsung sejak
pukul 04.00 WIB. Selain itu, ibadah ini akan dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan, serta Pangdam Jaya Mayjen TNI Joni Supriyanto dan Kapolda Metro Irjen Idham Azis.
Perayaan Paskah di Monas Tuai Pro dan Kontra
Sayangnya, perayaan
Paskah gereja yang digembalai Pdt. Gilbert ini mendapat pro dan kontra dari berbagai
pihak. Banyak diantaranya menilai kurang bijak kalau ibadah digelar di Monas yang notabenenya adalah tempat wisata.
Beragam kontra
dari netizen menghujani postingan Pdt. Gilbert. Salah satu akun atas nama fahri
menulis, “Monas itu tempat wisata, knp ga sekalian adain di dufan?” @Melvingrani85.
“@PGI_Oikumene @PastorGilbertL saya rasa berdoa baiknya di t4 khusuk, tidak perlu panggung terbuka (seperti orang Parisi)” tulis akun @hatasopisik.
“Sudah tahu akn jadi pro kontra dan masuk bahasan rana politik, knp hrs ibadah paskah disitu pak?” tulis @_sosiru.
“Monas itu ruang publik, jelas tidak cocok utk dijadikan acara agama terlepas agama apapun itu..” tulis @arisw89.
Sementara
sebagian lainnya justru mendukung rencana Paskah ini. Mereka menilai bahwa kalau
ijin penggunaan Monas sudah ada, maka sah-sah saja kalau tempat itu digunakan untuk acara apapun.
“Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan masa
depan yang cerah gemilang, Tuhan sertai setiap langkah Bapak pendeta untuk menyebarluaskan karya Tuhan…” tulis @atur_himawan.
“Jika Tuhan sayang Umat nya… Maka apapun itu akan
terjadi, Mudah2an bukan jadi sumber perbandingan bagi saudara agama lain. God Bless all..” tulis @AlinNainggolan.
PGI dan Anak Pendeta Ikut Sampaikan Tanggapan
Bukan cuma para
netizen, tapi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan juga anak pendeta
ikut memberikan respon sejak selebaran perayaan Paskah itu diposting di akun Twitter-nya Pdt. Gilbert Lumoindong pada Minggu, 18 Maret 2018 lalu.
Pihak PGI pun
menyikapi postingan itu dengan himbauan supaya gereja menahan diri untuk
melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan di ruang terbuka. PGI juga mengingatkan supaya
gereja menyikapi surat selebaran yang ditulis PGI tempo hari supaya semua umat (gereja) menjaga situasi di masa-masa politik ini.
“Rayakanlah
Paskah di berbagai gedung gereja yang sudah tersedia, dan biarlah Monas menjadi
ruang sosial bagi keluarga dan anak. Mari kita jaga suasana di tahun politik ini
agar kehidupan demokrasi kita semakin dewasa,” demikian ditulis oleh PGI lewat akunnya @PGI_Oikumene.
Namun pro
dan kontra ini ditanggapi dengan berbeda oleh anak gembala Gereja Tiberias
Indonesia (GTI) Pendeta Yesaya Pariadji, Arseto Suryoadji Pariadji. Dalam sebuah
postingan di akun Facebooknya, Arseto menyerang pihak yang mencoba menghalangi acara Paskah yang dipimpin Pdt. Gilbert Lumoindong.
“DARI ANAK MUDA MILENIAL JAKARTA YANV BERAGAM MUSLIM
KRISTEN BUDHA HINDU KATOLIK DI PDTI . KITA SUDAH SATU SUARA: HAJAR BALIK !! MEREKA PENEROR AGAMA.
SEKARANG KEBAKTIAN OM GILBERT MAU DI GANGGU MEREKA. KURANG AJA LO BRANI GANGGU DI JAKARTA HA??
MEREKA BISA BAYAR SIAPA SAJA UNTUK MENENTANG
KEAGAMAANNYA…..SEPERTI YG TERJADI PENENTANGAN IBADAH GLOW OLEH ORANG KRISTEN INI TAKTIK KOMUNIS SIAL…” tulisnya
Sementara Pdt.
Gilbert sendiri tampaknya enggan memberikan komentar selain menanggapinya dengan satu kalimat di akun Twitternya.
“Pro dan kontra itu biasa; Tuhan melihat hati…” balasnya ke salah satu postingan yang mempertanyakan soal rencana perayaan Paskah tersebut.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya pihak PGI menghimbau supaya gereja tidak terlibat politik praktis menjelang Pilkada di bulan Juni 2018 mendatang. PGI khawatir kalau-kalau gereja bisa ditunggangi oleh calon tertentu untuk mencapai tujuan politiknya.
Baca Juga : Ikut Awasi Jalannya Pilkada 2018, PGI Serukan Wejangan Penting Ini ke Semua Lembaga Gereja
Karena kondisi
politik saat inilah PGI menyampaikan pernyataannya supaya gereja-gereja menghindari acara keagamaan di ruang terbuka.