Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan

Our Impact / 2 February 2018

Kalangan Sendiri

Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan

Lusiana Official Writer
5860

Bagai kacang lupa kulitnya dan air susu dibalas dengan air tuba adalah dua peribahasa bagai pinang dibelah dua, serupa tapi tak sama. Bukan, artikel ini bukan membahas mengenai ragam peribahasa yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Namun, artikel ini membahas kisah Ibu Een yang kehidupannya benar-benar menyuratkan kedua peribahasa ‘bagai kacang lupa kulitnya’ dan ‘air susu dibalas dengan air tuba’. Ibu Een, itulah sapaannya sehari-hari. Ia merupakan seorang janda beranak dua. Sepeninggal suaminya, Ibu Een menjadi single parent dengan kondisi ekonomi yang cukup sulit kala itu. Kebutuhan keluarga kecil ini hanya bergantung pada penghasilan Ibu Een yang bekerja di sebuah pabrik pembuatan radio. Jumlahnya memang tidak terlalu besar, namun cukup untuk membiayai putra dan putri Ibu Een hingga mereka dewasa.

 

Hingga suatu ketika, pabrik sumber kehidupan mereka ini mengalami kebangkrutan sehingga Ibu Een tidak lagi bisa memperoleh pendapatan. Bersyukur ketika peristiwa ini terjadi, putri Ibu Een sudah memperoleh pekerjaan dan bersedia menanggung seluruh kebutuhan keluarga. Namun, masalah ekonomi dalam kehidupan Ibu Een seperti tidak mau pergi sehingga ia terus merasa tidak tenang. Sebab, putri yang menjadi tulang punggung keluarga kecil ini kemudian menikah dan sejak saat itu, ia tidak lagi sanggup membiayai ekonomi dua keluarga. Mengerti dengan kondisi dan situasi yang terjadi, Ibu Een hanya bisa menaruh harap pada putranya yang telah berusia 28 tahun. Bagai bertepuk sebelah tangan, sayangnya putra Ibu Een justru cuek, dan tidak peduli dengan kondisi mereka. Cicilan rumah yang menunggak, belum lagi kebutuhan sehari-hari yang semakin menipis tidak pernah menggubrisnya untuk membantu Ibu Een. Situasi ini digunakan oleh iblis untuk memperdaya Ibu Een. Ia merasa dikhianati oleh putra dan putrinya atas pengorbanan yang ia lakukan selama ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Tertekan dengan kondisi tersebut, Ibu Een berteriak kepada Tuhan menuntut keadilan kepada-Nya melalui pesan SMS dan telepon kepada Sahabat 24.

 

Mendengar seluruh keluhan Ibu Een, konselor Sahabat 24 pun rindu menjadi tiang doa bagi Ibu Een. Pergumulan doa ibu Een kemudian didoakan secara bersama-sama, dan inilah awal pemulihan terjadi. Tuhan melihat, merasakan, dan mendengar jerit serta tangis Ibu Een hingga Ia berkenan menjawab doa Ibu Een dan Sahabat 24. Putra Ibu Een akhirnya terbuka dan mau membantu membayar cicilan rumah setiap bulan serta menanggung kebutuhan sehari-hari Ibu Een. Begitu pula dengan kerohanian putra-putrinya yang kini telah kembali kepada Tuhan, demikian juga dengan menantu dan cucu Ibu Een. Ibu Een merasa bahwa ini semua karena dukungan doa dari tim konselor Sahabat 24. Ibu Een bersyukur atas kebaikan dan pemeliharaan Tuhan yang nyata dalam hidupnya dan juga kedua anaknya. Ibu Een juga ingin menjadi berkat bagi banyak orang melalui kisah hidupnya ini. 

 

Anda pun bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang seperti Ibu Een. Bagaimana caranya? Mari, bergabunglah bersama kami sebagai Mitra CBN dan menghadirkan beragam program dan pelayanan seperti Sahabat 24 untuk banyak orang. Mari mendaftar melalui formulir di bawah artikel ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email.  Donasi Anda akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan penyertaan Tuhan di dalam hidup mereka. 

Halaman :
1

Ikuti Kami