“Apa kamu bisa
nrima kalau dilangkahi sama adikmu? Apa kamu bisa nrima dengan ikhlas?” tanya mama. “Ya, aku siap! Aku ikhlas lahir dan batin.” jawabku.
Kita bisa mudah
menjawab seperti jawabanku karena kita tahu kalau urutan lahir nggak harus sama
dengan urutan nikah. Bersyukurlah kalau kamu juga punya pola pemikiran yang
sama denganku. Tapi sayangnya masih banyak orangtua maupun orang-orang di luar sana yang masih menganggap kalau dilangkahi adalah tindakan paling memalukan atau sakral.
Orang
Kristen sendiri banyak juga masih menganut pola pikir ini. Mereka cenderung membenarkan kalau dilangkahi nikah sama saudara sendiri justru dilarang di Alkitab, sebagaimana kisah Yakub yang harus menikahi Lea, kakak Rahel
lebih dulu sebelum menikahinya. Sesuai dengan tradisi dan adat istiadat yang
dipercayai Laban, putri tertuanya Lea diwajibkan menikah lebih dulu dari
adiknya Rahel. Karena hal itu dianggap menyangkut harga diri dan kehormatan orangtua dan anak tertua.
Mungkin kamu
masih belum terima kalau dilangkahi sama adik. Alasannya bisa saja karena posisi
atau kondisimu. Untuk menyikapi hal ini dengan benar, ada baiknya kamu menghadapinya dengan:
Jangan mengasihani diri dan menilai bahwa kamu kalah saing sama saudaramu
Hindarilah berpikiran
negatif atas diri sendiri dengan memandang kalau dirimu adalah kakak yang nggak dihormati sama semua keluarga.
Kamu harus kembali
kepada kebenaran yang firman Tuhan sampaikan, bahwa waktu-Nya adalah waktu yang
tepat bagi semua orang. Tuhan sudah menentukan rencana-Nya yang terbaik bagi setiap orang, termasuk waktu yang tepat untuk menikah.
Kalau ternyata
adikmu memutuskan sudah menikah, ya, berbahagialah dengan keputusannya. Turut sertalah
dengan merayakan kebahagiaannya. Karna saat kamu bisa ikut menikmati kebahagiaan
orang lain, kelak kebahagiaan yang sama atau malah yang lebih besar akan menghampirimu
juga. Berbahagialah karna Tuhan masih memberimu kesempatan untuk mempersiapkan diri.
Jangan jadikan pernikahan sebagai akhir dari tujuan hidup
Kalau adik menikah
lebih dulu trus, SO WHAT? Mungkin ada
yang salah sama pola pikirmu tentang tujuan hidup. Ada yang salah sama cara kita memahami soal proses kehidupan.
Pernikahan bukanlah
satu-satunya akhir dari kehidupan. Pernikahan adalah awal proses pelajaran hidup
yang lebih rumit! Padahal saat Tuhan masih menginjinkan kita menikmati masa-masa
lajang, itu artinya kita masih punya banyak hal yang bisa dicapai dalam hidup ini.
Kamu bisa aja berhasil mencapai satu hal, tapi kurang berhasil dalam hal lain. Bukan
berarti waktu kamu dilangkahi menikah sama adik, seluruh hidupmu tiba-tiba suram.
Itulah bukti bahwa Tuhan bekerja dalam hidup kita secara unik.
Kembalilah pada
kebenaran firman Tuhan sampaikan atas hidup kita masing-masing bahwa: “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya
langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku
dari rancanganmu.” (Yesaya 55: 8-9)