Firman Tuhan yang Tak Mudah Dipahami
Kalangan Sendiri

Firman Tuhan yang Tak Mudah Dipahami

Lori Official Writer
      6797

Lukas 24: 31

Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu130[/kitab]; [kitab]IIKor3[/kitab]; [kitab]ISamu26-27[/kitab]

Pernah pada suatu kali aku menyampaikan sesuatu yang membuat anak-anak muridku bengong. Ekspresi mereka menggambarkan isi pikiran mereka seperti ‘Apa sih yang kamu ucapkan?’ Ya, kebenaran firman Tuhan memang tidak selalu mudah dipahami saat kita sampaikan.

Aku adalah seorang guru di sebuah sekolah negeri. Aku mengajar di sebuah ruang belajar dimana aku bisa menyeduh secangkir kopi untuk dinikmati saat anak muridku belajar. Mereka bahkan mengaku sangat menyukai aroma kopi itu.

Tapi suatu hari, kami mendapat perintah dari Kepala Sekolah, yang menyatakan bahwa guru tidak lagi diijinkan membuat kopi di kelas karena pertimbangan keselamatan dan biaya. Aku sebenarnya tidak begitu setuju dengan perintah itu.

Tak lama setelah hal itu, seorang siswa masuk  ke ruanganku dan berkata, “Pak Barnes, kenapa Anda berhenti membuat kopi?” Jawabku, “Mereka menangkapku.” Lalu aku jelaskan soal perintah dari Kepala Sekolah itu. Dengan cepat sang murid menjawab, “Tak apa-apa pak Barnes, kami tidak akan mengatakannya.”

Saat itu, aku tahu bahwa aku punya kesempatan besar untuk mengajarkan sesuatu kepada mereka. Aku menunggu sampai semua murid datang dan memulai kami mendiskusikan soal larangan pembuatan kopi di ruang kelas. Aku lalu menjelaskan kepada mereka kalau ‘melanggar peraturan’ bukan soal takut kedapatan. Tapi hal ini berbicara soal kebenaran. Ya, Kepala Sekolah kami mungkin tidak akan pernah datang ke kelas yang ku ajar untuk memeriksa apakah aku membawa kopi atau tidak tapi aku tahu bahwa aku tetap melakukan kesalahan jika melanggar hal itu.

Saat aku menyampaikan hal ini, semua anak muridku sontak menatapku seolah-olah aku baru muncul dari bulan. Ungkapan di wajah mereka terbaca jelas berkata, “Kalau Anda tidak tertangkap apa bedanya?”

Aku pun mulai menanyakan sebuah pertanyaan kepada mereka. Pertanyaan yang sempat membuat mereka bingung. Kataku, “Kalau aku tidak mau mengikuti peraturan yang diberikan Kepala Sekolah, kenapa kalian berharap mematuhi peraturan di kelasku?”

Pada saat itu, aku kembali menyaksikan tatapan kosong dari mata mereka yang seolah-olah berkata, “Apa sih yang sedang dia sampaikan?” Aku tahu hal ini nggak membuat hubunganku dengan siswa-siswa ini menjauh. Sebaiknya, aku percaya bahwa suatu hari nanti beberapa di antara mereka akan menemukan jawabannya. Tuhan akan mengunggah kejadian ini di pikiran mereka di masa depan dan mereka akan berkata, “Itulah yang disampaikan Pak Barnes saat itu.”

Ya, informasi sama sekali nggak mengubah kita. Tapi pewahyuan dari Tuhan mengubahkan. Tuhan menunggu momen yang pas untuk mengajar kita. Saat hati kita sudah siap, Roh Kudus akan mengundah semua informasi yang kita punya. Hal inilah yang membuat mata rohani kita mampu memahami pewahyuan itu.

Hal ini sama seperti saat Yesus menyampaikan banyak hal kepada murid-murid sebelum kematian-Nya. Tapi mereka baru mengerti maksud dari setiap ucapan Yesus setelah kebangkitan-Nya (Lukas 24: 32). Demikianlah firman Tuhan, pasti akan selalu tepat sasaran (Yesaya 55: 11). Pengetahuan yang ada dipikiran kita menjadi sebuah pewahyuan di dalam hati kita. Karena itu, doronglah semua orangtua, guru atau teman untuk melakukan kebenaran. Meskipun mereka tak mengerti akan hal itu, tapi yakinkan bahwa suatu hari nanti mereka akan mengerti dan paham akan ucapan kita. Suatu hari nanti siswa-siswa ku itu juga pasti akan paham kenapa mereka harus melakukan kebenaran, seperti dikatakan F.B Meyer “Lakukanlah hal yang benar karena memang hal itu benar untuk dilakukan.”


Taburlah kebenaran sekalipun tak banyak yang memahaminya, sebab suatu saat nanti dia akan tumbuh menjadi sebuah pengetahuan yang berarti

Ikuti Kami